commit to user
3 Berdasarkan bukti permulaan yang cukup Pasal 17 H.A.K. Mochamad Anwar. 2000:10.
Selain syarat-syarat tersebut diatas penangkapan dapat dilakukan untuk paling lama 1 hari Pasal 17 ayat 1, sedangkan tersangka pelaku
pelanggaran tidak diadakan penangkapan Pasal 19 ayat 2 H.A.K. Mochamad Anwar, 2000:10.
Pelaksanaan penangkapan harus disertai dengan : 1 Surat perintah penangkapan yang memuat :
a Identitas yang diberi perintah nama, pangkat Nrp, jabatan. b Identitas tersangka nama, umur, pekerjaan, alamat.
c Alasan penangkapan. d Uraian singkat perkara tindak pidana yang dipersangkakan Pasal
yang dituduhkan. e Tempat tersangka akan diperiksa.
f Surat perintah ditanda tangani oleh penyidik dengan stempel jabatan. g Tanggal dan nomor surat perintah.
2 Surat tugas yang ditunjukkan 3 Menyerahkan surat perintah kepada tersangka atau keluarganya
H.A.K.Mochamad Anwar, 2000 : 10. Dengan demikian penangkapan merupakan tindakan penyidik di dalam
pengekangan sementara waktu kepada seseorang yang cukup bukti guna kepentingan penyidikan.
b. Penahanan
Penahanan merupakan salah satu bentuk perampasan kemerdekaan bergerak seseorang, jadi terdapat pertentangan antara dua asa, yaitu hak
bergerak seseorang yang merupakan hak asasi manusia yang harus dihormati di satu pihak dan kepentingan ketertiban umum di lain pihak yang harus
dipertahankan untuk orang banyak atau masyarakat dari perbuatan jahat tersangka Andi Hamzah, 1996 : 132.
commit to user
Disinilah letak keistimewaan hukum acara pidana itu. Ia mempunyai ketentuan-ketentuan yang menyingkirkan asas-asas yang diakui secara
universal yaitu hak-hak asasi manusia khususnya hak kebebasan orang seorang. Ketentuan itu terutama mengenai penahanan disamping yang lain
seperti pembatasan hak milik karena penyitaan, pembukaan rahasia surat terutama dalam delik korupsi dan subversi dan lain-lain. Oleh karena itu,
penahanan seharusnya dilakukan jika perlu sekali. Kekeliruan dalam penahanan dapat mengakibatkan hal-hal fatal bagi penahanan. Dalam
KUHAP diatur dengan ganti rugi dalam Pasal 95 disamping kemungkinan digugat pada praperadilan. Ganti rugi dalam salah menahan juga telah
dikatakan menjadi ketetuan universal Andi Hamzah, 1996 : 132. Ketentuan tentang sahnya penahanan dicantumkan dalam Pasal 21
ayat 4 KUHAP, sedangkan perlunya penahanan dalam ayat 1 pasal itu. Hal ini berbeda dengan HIR yang dalam hal ini sahnya penahanan diatur
dalam Pasal 26 ayat 2, sedangkan perlunya penahanan diatur dalam Pasal 75 dan 83c HIR. Perlunya penahanan dalam KUHAP selain syarat “ adanya
keadaan yang menimbulkan kekhawatiran bahwa tersangka atau terdakwa akan melarikan diri”, juga “merusak atau menghilangkan barang bukti dan
atau mengulangi tindak pidana “ Andi Hamzah, 1996 : 132. Menahan seseorang berarti orang itu diduga keras telah melakukan
salah satu delik tercantum dalam Pasal 21 ayat 4 KUHAP. Menjadi pertanyaan sekarang ialah, apakah penahanan dapat dilakukan demi untuk
kepentingan keamanan tersangka sendiri Andi Hamzah, 1996 : 133. Dalam praktek, memang banyak yang terjadi demikian. Contohnya,
dari jaksa-jaksa yang pernah bertugas di Aceh, disana delik-delik yang menyangkut kesusilaan sering tersangkanya ditahan misalnya mukah
overspel, padahal ancaman pidana dalam pasal itu dibawah lima tahun dan pasal 284 KUHP itu tidak disebutkan dalam Pasal 62 ayat 2 HIR sekarang
Pasal 21 ayat 4 KUHAP. Jika tersangka di luar tahanan di khawatirkan keselamatan jiwanya Andi Hamzah, 1996 : 133.
commit to user
Penyidik penuntut umum maupun hakim dengan penetapannya mempunyai wewenang penangkapan terhadap tersangka atau terdakwa
dalam hal dan cara yang diatur dalam undang-undang, dengan menempatkan tersangka atau terdakwa di suatu tempat tertentu Pasal 1 butir 21 jo Pasal
20 H.A.K.Mochamad Anwar, 2000 : 11.
Penahanan harus dilakukan dengan syarat-syarat sebagai berikut : 1 Bukti yang cukup Pasal 21 ayat 1.
2 Tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 tahun atau lebih Pasal 21 ayat 4.
3 Beberapa jenis tindak pidana tertentu dalam KUHP yaitu Pasal 282 ayat 3, Pasal 196, Pasal 335 ayat 1, pasal 453, Pasal 372, Pasal 378, Pasal
379a, Pasal 459. 4 Penahanan ini dapat diperpanjang selama 6 hari oleh ketua Mahkamah
Agung Pasal 28 ayat 2. 5 Ketua Mahkamah Agung dapat memperpanjang sampai 2 x 30 hari
Pasal 29 ayat 2 dan 3. 6 Setelah jangka watu 110 hari terdakwa harus dibebaskan dari tahanan
demi hukum Pasal 20 ayat 6 H.A.K.Mochamad Anwar, 2000 : 11. Pasal 284 KUHP ini disayangkan tidak dimasukkan dalam Pasal 20
ayat 4 KUHAP sah untuk diadakan penahanan. Sedangkan Pasal 25 rechtenordonantie yang merupakan delik pelanggaran dimaksudkan dalam
Pasal 21 ayat 4 KUHAP tersebut Andi Hamzah, 1996 : 134. Begitu pula tentang pelaku yang tidak diketahui tempat kediamannya
yang tetap sering menjadi masalah dalam praktek. Jika ia tidak ditahan, akan menyulitkan pemanggilannya dan menimbulkan tunggakan yang bertumpuk
Andi Hamzah, 1996 : 134. Ini pun disayangkan tidak dimasukkan dalam KUHAP, apakah
seseorang yang tidak diketahui tempat kediamannya selalu dapat dianggap ada kekhawatiran akan melarikan diri seperti yang tercantum dalam Pasal 21
ayat 1 KUHAP. Perlu diingat bahwa ketentuan dalam Pasal 21 ayat 1 KUHAP itu hanya mengenai perlunya penahanan bukan sahnya penahanan
Andi Hamzah, 1996 : 134.
commit to user
Jadi Pasal 21 ayat 4 KUHAP tersebut, terdapat kekeliruan yang disebut dalam Pasal 26 rechtenordonantie sebagai suatu delik yang
pelakunya dapat ditahan, sedangkan pasal itu tidak mengandung perumusan delik. Pasal tersebut merupakan ketentuan tentang ancaman pidana terhadap
pelanggaran rechtenondonantie, yang dengan dimasukkannya ke dalam delik ekonomi UUTPE, maka ancaman pidana yang tersebut disitu
menjadi luluh diisap oleh ketentuan tentang ancaman pidana dalam UUTPE yaitu yang tercantum dalam Pasal 6 Undang-undang itu. Ketidakcermatan
lain dalam Pasal 21 ayat 4 ialah adanya kata-kata “pecobaan dan pemberian bantuan tindak pidana tersebut…….”. yang dalam hal ini terdapat
Pasal 351 ayat 1 KUHP yang jelas menurut KUHP tidak merupakan delik percobaan penganiayaan Pasal 351 itu Andi Hamzah, 1996 : 135.
Dengan demikian penahanan merupakan upaya pencegahan terhadap tersangka atau terdakwa agar tidak melarikan diri atau merusak dan
menghilangkan barang bukti.
c. Pejabat yang Berwenang Menahan dan lamanya Penahanan