Data Teknis Sekolah Negeri di Kecamatan Tigaraksa Pembobotan Komponen Gedung

commit to user 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Teknis Sekolah Negeri di Kecamatan Tigaraksa

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang, sekolah negeri yang berada di Kecamatan Tigaraksa terdiri dari sekolah dasar negeri SDN sebanyak 36 buah, sekolah lanjutan tingkat pertama negeri SLTPN sebanyak 4 buah dan sekolah lanjut tingkat atas SLTA. Sekolah lanjut tingkat atas terbagi menjadi sekolah menengah atas negeri SMAN sebanyak 2 buah dan sekolah menengah kejuruan negeri SMKN sebanyak 2 buah. Adapun sistem struktur sekolah negeri Kecamatan Tigaraksa, menggunakan protipe bangunan sekolah negeri di Kabupaten Tangerang. Secara umum bangunan sekolah ini mempunyai data sebagai berikut : · Komponen struktur · Struktur bawah : pondasi pelat beton setempat, pondasi batu kali · Struktur atas : portal beton bertulang · Struktur atap : Kuda-kuda kayu kamper medan 812, kuda-kuda baja Wide flange 150 dan kuda-kuda baja ringan · Rangka atap : Usuk kayu borneo 57 dan reng kayu borneo ¾ · Komponen arsitektur · Penutup atap : Genteng keramik, genteng baja ringan · Plapond : Rangka kayu borneo 46 dan penutup jabeesmen · Dinding : Pasangan bata finishing plester aci. · Pintu dan jendela : Kusen kayu kamper singkil 515, daun pintu panel Pasangan kaca 5 mm · Penutup lantai : Pasangan keramik 3030 · Penutup dinding KM : Pasangan keramik 2025 commit to user 44 · Komponen Utilitas · Sumber listrik : PLN 1300 Watt, 2200 Watt · Sumber air : Air tanah dengan pompa listrik · Instalasi Kabel : Standar PLN · Armatur : Lampu TL 2x20 Watt dan lampu pijar

4.2 Pembobotan Komponen Gedung

Sekolah Bangunan sekolah tersusun dari komponen-komponen yang menjadi satu yaitu komponen struktur, arstiektur dan utilitas. Setiap komponen tersebut dapat diuraikan lagi menjadi elemen dan sub elemen, misal komponen struktur terbagi menjadi struktur bawah, struktur atas dan struktur atap. Untuk perhitungan kondisi gedung, masing-masing komponen, elemen dan sub elemen harus diketahui kondisi dan bobot masing-masing. Perhitungan bobot pada penelitian ini menggunakan metode AHP, adapun langkah perhitungan bobot yaitu : 1. Menyusun hirarki gedung sekolah. 2. Menentukan kriteria yang digunakan untuk memberikan penilaian kepentingan antar komponen gedung. 3. Memberikan penilaian kepentingan antar komponen gedung berdasarkan masing-masing kriteria. 4. Melakukan perhitungan bobot komponen gedung dan mengecek konsistensi penilaian dengan metode AHP. Skema hirarki bangunan gedung sekolah dalam penelitian ini diuraikan sebagaimana dalam Gambar 4.2. Penentuan kriteria yang digunakan dalam penilaian bobot elemen dan komponen berdasarkan kajian literature. Sebagai contoh menurut Undang-undang nomor 28 tahun 2002 tentang bangunan gedung, bangunan gedung harus memenuhi kriteria keselamatan, kenyamanan dan kesehatan. Maka ketiga kriteria ini yang digunakan sebagai dasar penentuan bobot komponen utama bangunan gedung sekolah. Kriteria untuk komponen dan elemen yang lain dapat dilihat dalam Tabel 4.1 commit to user 45 Gambar 4.2 Skema bangunan gedung sekolah. commit to user 46 Tabel 4.1 Kriteria pembobotan komponenelemen bangunan TINJAUAN ELEMEN KRITERIA PEMBOBOTAN Gedung Struktur Arsitektur Utilitas Keselamatan Kenyamanan Kesehatan Struktur Struktur atap Struktur atas Struktur Bawah Mendukung dan Menyalurkan beban Mendukung bentuk bangunan Mendukung kekakuan struktur Arsitektur Penutup atap dan Lisplang Plapon Dinding Pintu dan Jendela Lantai Mendukung kenyamanan aktivitas Mengatur sirkulasi udara dan cahaya Mendukung keindahan dan bentuk bangunan Melindung dari cuaca Utilitas Kelistrikan Air bersih Air kotor Mendukung kenyamanan Mendukung aktivitas KBM Mendukung kebersihan kesehatan Struktur atap Kuda-kuda Rangka atap Ikatan angin Mendukung menyalurkan beban atap Mendukung bentuk atap Memberi kekakuan pada atap Struktur atas Kolom Balok Pelat Mendukung menyalurkan beban Mendukung bentuk bangunan Memberi kekakuan pada bangunan Struktur bawah Pondasi Sloof Mendukung dan menyalurkan beban Mendukung kekakuan bangunan Melindungi dinding dari rembesan air Rangka atap Gording Kaso dan reng Mendukung dan menyalurkan beban Tempat meletakan penutup atap Mendukung bentuk atap Kolom Kolom utama Kolom selasar Kolom praktis Mendukung dan menyalurkan beban Memberi kekakuan pada struktur Memperkuat dinding bata Balok Balok induk Balok anak Balok selasar Ring balok Mendukung dan menyalurkan beban Memberi kekakuan pada struktur Mendukung bentuk bangunan commit to user 47 Tabel 4.1 Kriteria pembobotan elemen bangunan Lanjutan TINJAUAN ELEMEN KRITERIA PEMBOBOTAN Pelat Pelat lantai Pelat tangga Mendukung dan menyalurkan beban Sebagai pendukung aktivitas Pondasi Pondasi pelat Pondasi batu kali Mendukung dan menyalurkan beban Mendukung dan tempat dudukan dinding Penutup atap Genteng Bubungan Lisplang Melindungi dari panas dan hujan Mendukung keindahan bangunan Plapon Rangka plapon Penutup plapon Cat plapon Dudukan instalasi listrik Memperindah ruangan Mencegah kotoran dan meredam panas Lantai dan penutup dinding Lantai keramik Lantai rabat Keramik dinding Mendukung kenyamanan aktivitas Mendukung kebersihan kesehatan Mendukung keindahan Pintu dan Jendela Pintu Jendela Melindungi dari cuaca dan polusi Mendukung Keamanan Mendukung estetika dan bentuk gedung Pintu Kusen Daun pintu Kunci Engsel Pliturcat Pengaman ruangan Menunjang aksesibilitas Mendukung estetika dan bentuk gedung Melindungi dari cuaca Jendela Kusen Daun jendela Kaca Kait angin Engsel Slot Pliturcat Memberi pencahayaan alami Memberi sirkulasi udara Memberi keindahan bangunan Pas. Dinding bata Pasangan bata Plester aci Cat dinding Melindungi bangunan dari cuaca Mendukung estetika dan bentuk gedung Memberi dudukan bagi kusen commit to user 48 Tabel 4.1 Kriteria pembobotan elemen bangunan Lanjutan TINJAUAN ELEMEN KRITERIA PEMBOBOTAN Kelistrikan Instalasi Kabel Lampu TL Lampu pijar Stop kontak Saklar Membantu pencahayaan ruangan Sumber energi bagi peralatan penunjang KBM Air Bersih Pompa air Tangki air Instalasi pipa Bak air Kran Menjamin ketersediaan air bersih Mendukung penyaluran air bersih Air kotor Water closed Floor drain Septic tank Saluran air Menyalurkan air kotor Mendukung kebersihan dan kesehatan Perhitungan dilakukan dengan membandingkan nilai masing-masing sub komponen terhadap masing-masing kriteria yang digunakan. Susunan hirarki paling atas dapat dilihat pada gambar dibawah ini . Gambar 4.1 Skema AHP bangunan gedung sekolah Bobot Komponen Gedung Kriteria Kenyamanan Kriteria Keselamatan Kriteria Kesehatan Komponen Struktur Komponen Arsitektur Komponen Utilitas commit to user 49 Langkah berikutnya pada setiap komponen dilakukan penilaian perbandingan untuk masing-masing kriteria, adapun langkah perhitungannya sebagai berikut : 1 Perhitungan bobot sub bangunan berdasarkan kriteria : a. Keselamatan Perbandingan antar sub bangunan dalam menunjang keselamatan penghuni bangunan dapat dilakukan penilaian sebagai berikut : · Perbandingan acuan komponen struktur Struktur : Arsitektur = 3 : 1 artinya komponen struktur sedikit lebih penting dalam menunjang keselamatan daripada komponen arsitektur Struktur : Utilitas = 9 : 1 artinya komponen struktur mutlak lebih penting dalam menunjang keselamatan daripada komponen utilitas. · Perbandingan acuan komponen arsitektur Arsitektur : Struktur = 1 : 3 artinya komponen arsitektur tidak sedikit lebih penting dalam menunjang keselamatan daripada komponen arsitektur Arsitektur : Utilitas = 7 : 1 artinya komponen arsitektur jelas lebih penting dalam menunjang keselamatan daripada komponen utilitas. · Perbandingan acuan komponen utilitas Utilitas : Struktur = 1 : 9 artinya komponen utilitas mutlak tidak lebih penting dalam menunjang keselamatan daripada komponen arsitektur Utilitas : Arsitektur = 1 : 7 artinya komponen arsitektur jelas tidak lebih penting dalam menunjang keselamatan daripada komponen utilitas commit to user 50 Setelah dibuat penilaian perbandingan kemudian nilai-nilai tersebut ditulis dalam bentuk matriks 3 x 3, diperoleh sebagai berikut : Struktur Arsitektur Utilitas Struktur 1 3 9 Arsitektur 13 1 7 Utilitas 19 19 1 Kemudian dilakukan perhitungan menggunakan Persamaan 2.12 Wi = √a11 x a12 x … … a1n . , sehingga didapat Baris I : Wi = 1,00 x 3,00 x 9,00 13 = 3,0000 Baris II : Wi = 0,33 x 1,00 x 7,00 13 = 1,3264 Bairis III : Wi = 0,11 x 0,11 x 100 13 = 0,2513 Wi = 4,5777 Hitung bobot masing-masing komponen dengan Persamaan 2.13 Ĩƅ = Ǣƅ ∑ Ǣƅ Bobot komponen struktur X 1 = 3,0004,5777 = 0,6554 Bobot komponrn arsitektur X 2 = 1,32644,5777 = 0,2897 Bobot komponen utilitas X 3 = 0,25134,5777 = 0,0549 Menghitung nilai λ maks dengan Persamaan 2.14 1 3 9 0,6554 2,01869 13 1 7 X 0,2897 = 0,89250 19 19 1 0,0549 0,16911 λ maks = ∑ a ij Xi 3,0803 Pengujian konsistensi dengan menghitung nilai CI menggunakan Persamaan 2.15 ðA = ša1ú – = , bXb = 0,04 Dengan ukuran matriks n = 3 dari tabel RI didapat nilai RI = 0,58, sehingga nilai CR dapat dihitung dengan Persamaan 2.16 commit to user 51 ðe = = b,b b, X = 0,069 Ketentuan matriks perbandingan dapat diterima apabila nilai CR 0,1 , jadi hasil penilaian diatas dapat diterima CR = 0,069 0,1 Ok . b. Kenyamanan Perbandingan antar sub bangunan dalam menunjang kenyamanan penghuni bangunan dapat dilakukan penilaian sebagai berikut : · Perbandingan acuan komponen struktur Struktur : Arsitektur = 1 : 7 artinya komponen struktur jelas tidak lebih penting dalam menunjang kenyamanan daripada komponen arsitektur Struktur : Utilitas = 1 : 3 artinya komponen struktur tidak sedikit lebih penting dalam menunjang kenyamanan daripada komponen utilitas · Perbandingan acuan komponen arsitektur Arsitektur : Struktur = 7 : 1 artinya komponen arsitektur lebih penting dalam menunjang kenyamanan daripada komponen arsitektur Arsitektur : Utilitas = 5 : 1 artinya komponen arsitektur lebih penting dalam menunjang kenyamanan daripada komponen utilitas · Perbandingan acuan komponen utilitas Utilitas : Struktur = 3 : 1 artinya komponen utilitas sedikit lebih penting dalam menunjang kenyamanan daripada komponen arsitektur Utilitas : Arsitektur = 1 : 5 artinya komponen utilitas tidak lebih penting dalam menunjang kenyamanan daripada komponen arsitektur. Setelah dibuat penilaian perbandingan kemudian nilai-nilai tersebut ditulis dalam bentuk matriks 3 x 3, diperoleh sebagai berikut : Struktur Arsitektur Utilitas Struktur 1 17 13 Arsitektur 7 1 5 Utilitas 3 15 1 commit to user 52 Kemudian dilakukan perhitungan menggunakan Persamaan 2.12 Wi = √a11 x a12 x … … a1n . , sehingga didapat Baris I : Wi = 1,00 x 0,14 x 0,33 13 = 0,3625 Baris II : Wi = 7,00 x 1,00 x 5,00 13 = 3,2711 Bairis III : Wi = 3,00 x 0,20 x 100 13 = 0,8434 Wi = 4,477 Hitung bobot masing-masing komponen dengan Persamaan 2.13 Ĩƅ = Ǣƅ ∑ Ǣƅ Bobot komponen struktur X 1 = 0,36254,477 = 0,081 Bobot komponrn arsitektur X 2 = 3,27114,477 = 0,7306 Bobot komponen utilitas X 3 = 0,84344,477 = 0,1884 Menghitung nilai λ maks dengan persamaan 2.14 1 17 13 0,081 0,24814 7 1 5 X 0,7306 = 2,23934 3 15 1 0,1884 0,57741 λ maks = ∑ a ij Xi 3,06489 Pengujian konsistensi dengan menghitung nilai CI menggunakan Persamaan 2.15 ðA = ša1ú – = , bj Xi = 0,032 Dengan ukuran matriks n = 3 dari tabel RI didapat nilai RI = 0,58, sehingga nilai CR dapat dihitung dengan Persamaan 2.16 ðe = = b,b b, X = 0,056 Ketentuan matriks perbandingan dapat diterima apabila nilai CR 0,1 , jadi hasil penilaian diatas dapat diterima CR = 0,056 0,1 Ok . c. Kesehatan Perbandingan antar sub bangunan dalam menunjang kesehatan penghuni bangunan dapat dilakukan penilaian sebagai berikut : commit to user 53 · Perbandingan acuan komponen struktur Struktur : Arsitektur = 1 : 9 artinya komponen struktur mutlak tidakt lebih penting dalam menunjang kesehatan daripada komponen arsitektur Struktur : Utilitas = 1 : 3 artinya komponen struktur sedikit tidak lebih penting dalam menunjang kesehatan daripada komponen utilitas · Perbandingan acuan komponen arsitektur Arsitektur : Struktur = 9 : 1 artinya komponen arsitektur mutlaklebih penting dalam menunjang kesehatan daripada komponen struktur Arsitektur : Utilitas = 7 : 1 artinya komponen arsitektur jelas lebih penting dalam menunjang kesehatan daripada komponen utilitas · Perbandingan acuan komponen utilitas Utilitas : Struktur = 3 : 1 artinya komponen utilitas sedikit lebih penting dalam menunjang kesehatan daripada komponen arsitektur Utilitas : Arsitektur = 1 : 7 artinya komponen utilitas jelas tidak lebih penting dalam menunjang kesehatan daripada komponen arsitektur. Setelah dibuat penilaian perbandingan kemudian nilai-nilai tersebut ditulis dalam bentuk matriks 3 x 3, diperoleh sebagai berikut : Struktur Arsitektur Utilitas Struktur 1 19 13 Arsitektur 9 1 7 Utilitas 3 17 1 Kemudian dilakukan perhitungan menggunakan Persamaan 2.12 Wi = √a11 x a12 x … … a1n . , sehingga didapat Baris I : Wi = 1,00 x 0,11 x 0,33 13 = 0,3333 Baris II : Wi = 9,00 x 1,00 x 7,00 13 = 3,9791 Bairis III : Wi = 3,00 x 0,14 x 100 13 = 0,7539 Wi = 5,0663 commit to user 54 Hitung bobot masing-masing komponen dengan Persamaan 2.13 Ĩƅ = Ǣƅ ∑ Ǣƅ Bobot komponen struktur X 1 = 0,33335,0663 = 0,0658 Bobot komponrn arsitektur X 2 = 3,97915,0663 = 0,7854 Bobot komponen utilitas X 3 = 0,75395,0663 = 0,1488 Menghitung nilai λ maks dengan persamaan 2.14 1 19 13 0,0658 0,20266 9 1 7 X 0,7854 = 2,41924 3 17 1 0,1488 0,4584 λ maks = ∑ a ij Xi 3,0803 Pengujian konsistensi dengan menghitung nilai CI menggunakan Persamaan 2.15 ðA = ša1ú – = , bXb = 0,040 Dengan ukuran matriks n = 3 dari tabel RI didapat nilai RI = 0,58, sehingga nilai CR dapat dihitung dengan Persamaan 2.16 ðe = = b,b b b, X = 0,069 Ketentuan matriks perbandingan dapat diterima apabila nilai CR 0,1 , jadi hasil penilaian diatas dapat diterima RI = 0,069 0,1 Ok . Selanjutnya bobot komponen struktur, arsitektur, dan utilitas yang sudah diperoleh berdasarkan kriteria keselamatan, kenyamanan dan kesehatan disusun dalam bentuk matriks sebagai berikut : Keselamatan Kenyamanan Kesehatan Struktur 0,6554 0,0809 0,06579 Arsitektur 0,2897 0,7306 0,78539 Utilitas 0,0549 0,1883 0,14882 commit to user 55 2 Perhitungan bobot antar kriteria : Perbandingan bobot antar kriteria yaitu membandingkan tingkat masing-masing kriteria dalam mendukung fungsi dari bangunan secara umum. bangunan dapat dilakukan penilaian sebagai berikut : · Perbandingan acuan kriteria keselamatan Keselamatan : Kenyamanan = 2 : 1 artinya kriteria keselamatan agak sedikit lebih penting daripada kriteria kenyamanan Keselamatan : Kesehatan = 3 : 1 artinya kriteria keselamatan sedikit lebih penting daripada kriteria kesehatan · Perbandingan acuan kriteria kenyamanan Kenyamanan : Keselamatan = 1 : 2 artinya kriteria kenyamanan tidak agak sedikit lebih penting daripada keselamatan Kenyamanan : Kesehatan = 3 : 1 artinya kriteria kenyamanan sedikit lebih penting kriteria kesehatan · Perbandingan acuan kriteria kesehatan Kesehatan : Keselamatan = 1 : 3 artinya kriteria kesehatan sedikit tidak lebih penting kriteria keselamatan Kesehatan : Kenyamanan = 1 : 3 artinya kriteria kesehatan sedikit tidak lebih penting daripada kenyamanan Setelah dibuat penilaian perbandingan kemudian nilai-nilai tersebut ditulis dalam bentuk matriks 3 x 3, diperoleh sebagai berikut : Keselamatan Kenyamanan Kesehatan Keselamatan 1 2 3 Kenyamanan 12 1 3 Kesehatan 13 13 1 Kemudian dilakukan perhitungan menggunakan Persamaan 2.12 Wi = √a11 x a12 x … … a1n . , sehingga didapat Baris I : Wi = 1,00 x 2,00 x 3,00 13 = 1,8171 Baris II : Wi = 0,50 x 1,00 x 3,00 13 = 1,1477 Bairis III : Wi = 0,33 x 0,33 x 100 13 = 0,4807 Wi = 3,4426 commit to user 56 Hitung bobot masing-masing komponen dengan Persamaan 2.13 Ĩƅ = Ǣƅ ∑ Ǣƅ Bobot kriteria keselamatan X 1 = 1,81713,4426 = 0,5278 Bobot kriteria kenyamanan X 2 = 1,14773,4426 = 0,3325 Bobot kriteria kesehatan X 3 = 0,48073,4426 = 0,1396 Menghitung nilai λ maks dengan Persamaan 2.14 1 2 3 0,5278 1,6118 12 1 3 X 0,3325 = 1,0153 13 13 1 0,1396 0,4264 λ maks = ∑ a ij Xi 3,0536 Pengujian konsistensi dengan menghitung nilai CI menggunakan Persamaan 2.15 ðA = ša1ú – = , b = 0,027 Dengan ukuran matriks n = 3 dari tabel RI didapat nilai RI = 0,58, sehingga nilai CR dapat dihitung dengan Persamaan 2.16 eA = = b,b b, X = 0,046 Ketentuan matriks perbandingan dapat diterima apabila nilai CR 0,1 , jadi hasil penilaian diatas dapat diterima RI = 0,046 0,1 Ok . 3 Perhitungan bobot komponen global Perhitungan bobot komponen global, dilakukan dengan melakukan perkalian antara matriks bobot komponen bangunan dengan matriks bobot kriteria. Selamat nyaman sehat kriteria bobot global Struktur 0,6554 0,0809 0,06579 0,5278 0,382 Arsitektur 0,2897 0,7306 0,78539 0,3325 0,505 Utilitas 0,0549 0,1883 0,14882 0,1396 0,112 commit to user 57 Hasil perhitungan diatas merupakan bobot komponen bangunan, yaitu · Bobot komponen Struktur = 38,2 · Bobot komponen Arsitektur = 50,5 · Bobot komponen Utilitas = 11,2 Demikian perhitungan bobot dilakukan untuk hirarki yang lebih rendah sampai dengan elemen terkecil dari bangunan. Detail perhitungan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran A. Penilaian pembobotan komponen dan sub komponen bangunan gedung sekolah dalam penelitian ini melibatkan sepuluh orang ahli dibidang bangunan. Para ahli tersebut terdiri dari : a. Pihak Dinas Bangunan Kabupaten Tangerang = 2 orang b. Pihak konsultan = 4 orang c. Pihak kontraktor = 4 orang Dalam penelitian ini jenis gedung sekolah dibagi menjadi empat jenis, yaitu : 1. Bangunan tidak bertingkat dengan kamar mandiWC 2. Bangunan tidak bertingkat tanpa kamar mandiWC 3. Bangunan bertingkat dengan kamar mandiWC 4. Bangunan bertingkat tanpa kamar mandiWC Dari hasil perhitungan didapat bobot rata- rata elemen dan komponen dari penilaian masing – masing ahli sebagaimana dalam Gambar 4.3 sampai dengan Gambar 4.6. Perhitungan lengkap bisa dilihat dalam Lampiran A. commit to user 58 Gambar 4.3 Bobot komponen bangunan sekolah bertingkat dengan KMWC commit to user 59 Gambar 4.4 Bobot komponen bangunan sekolah bertingkat tanpa KMWC commit to user 60 Gambar 4.5 Bobot komponen bangunan sekolah tidak bertingkat dengan KMWC commit to user 61 Gambar 4.6 Bobot komponen bangunan sekolah tidak bertingkat tanpa KMWC commit to user 62

4.3 Penentuan Nilai Pengurang dan Faktor Koreksi Pada