merek yang lain karena rasa bosan atau karena ingin rasa yang berbeda. Peralihan merek terjadi karena alasan untuk variasi dan bukan karena
ketidakpuasan. Pemasar harus berusaha untuk mendorong perilaku pembelian
menurut kebiasaan dengan mendominasi rak-rak penjualan, menghindari situasi kehabisan stok dan mensponsori iklan yang sering untuk
mengingatkan mereknya. Perusahaan akan mendorong pencarian variasi dengan menawarkan harga murah, hadiah, kupon, sampel gratis, dan
iklan yang memberikan alasan untuk mencoba sesuatu yang baru.
2.2. Penelitian Terdahulu
Asisi 2007 melakukan penelitian yang berjudul ”Analisis Perbandingan Brand Equity Pepsodent dengan Ciptadent Studi Kasus Pada Mahasiswa
Universitas Negeri Semarang”. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif prosentase dan analisis uji beda T-Test dengan
bantuan program SPSS Windows Release 12.0. Penelitian ini menyimpulkan bahwa brand association Pepsodent lebih baik daripada Ciptadent, dimana mean
brand associations Pepsodent lebih besar dari Ciptadent yaitu sebesar 19.0052 18.3750. Penelitian ini juga menyatakan bahwa perceived quality Pepsodent lebih
baik daripada Ciptadent, dimana mean perceived quality Pepsodent lebih besar dari Ciptadent yaitu sebesar 27.3854 26.5469. Dalam penelitian ini, brand
loyalty Pepsodent juga lebih besar dibandingkan dengan Ciptadent, dimana mean
Universitas Sumatera Utara
brand loyalty Pepsodent lebih besar dari Ciptadent yaitu sebesar 22.9583 22.5052.
Megawati 2006 dengan judul “Pengaruh Brand EquityTerhadap Keputusan Pembelian Donat Kemasan Paket PadaJ.Co Donuts Coffee Cabang
Sun Plaza Medan” dengan sampel 96 orang konsumen. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa Brand Awareness kesadaran merek, Perceived Quality
persepsi kualitas, dan Brand Loyalty loyalitas merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian donat kemasan paket padaJ.Co Donuts Coffee
cabang Sun Plaza Medan. Sementara Brand Association asosiasi merek berpengaruh negatif. Dari hasil perhitungan data diperoleh nilai variabel Brand
Awareness X
1
sebesar 0,406, nilai Brand Association X
2
sebesar -0,096, nilai variabel Perceived Quality X
3
sebesar 0,182, dan nilai variabel Brand Loyalty X
4
sebesar 0,507. Sementara nilai konstanta a sebesar 1,880, sehingga diperoleh persamaan regresi linier berganda : Y = 1,880 + 0,406 X
1
- 0,096 X
2
+ 0,182 X
3
+ 0,507 X
4
2.3. Kerangka Konseptual
Menurut Aaker dalam Rangkuti2002:36Brand adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan seperti sebuah logo, cap atau kemasan dengan
maksud mengidentifikasi barang dan jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu. Dengan demikian suatu merek membedakannya dari
barang dan jasa yang dihasilkan oleh pesaing.
Universitas Sumatera Utara
Brand equity merupakan aset yang dapat memberikan nilai tersendiri di mata pelanggan, yang mampu memberikan informasi terkait dengan produk dan
merek, sehingga konsumen tertarik melakukan keputusan pembelian. Menurut Kotler 2001:227 Keputusan pembelian adalah dimana konsumen secara aktual
melakukan pembelian produk. Berdasarkan teori yang sudah disebutkan sebelumnya dapat diambil
suatukerangka konseptual sebagai berikut.
Sumber : Durianto 2001:5, diolah peneliti.
Gambar : 2.11. Kerangka konseptual.
2.4. Hipotesis