4.3.1. b. Pencapaian Tujuan
Dalam pencapaian tujuan tindakan sebuah sistem harus mencapai tujuan utamanya. Tujuan pedagang kerajinan tenun ulos Pusat Pasar Medan
adalah agar barang dagangannya cepat laku. Agar barang dagangan pedagang tersebut cepat laku, sering kali para pedagang memberikan harga yang murah
kepada pelanggan yang dijadikan tata kelakuan folkways. Dengan demikian pelanggan akan tertarik sebab ketika melihat aneka ragam ulos dengan model
modern diperjual belikan dengan harga yang terjangkau. Rata-rata ulos tersebut di jual dengan harga Rp. 15.000-Rp. 1.500.000,-.
Para pedagang ulos biasanya memberikan harga yang miring kepada para pelanggan yang baru pertama kali membeli ulos di kios mereka. Hal itu
dilakukan supaya nantinya pelanggan tersebut datang kembali ke kios itu untuk membeli ulos dan menunjukkan kios penjual ulos tersebut kepada
rekan-rekannnya agar membeli ulos dari tempat itu saja. Berikut hasil wawancara dengan salah satu informan Ibu Br. Pardede :
“…..pelanggan yang pertama kali datang ke kios kita kita kasi harga spesial supaya dia datang lagi ke kios kita ini dan
menunjukkan ke kawannnya kalo beli ulos supaya datang ke kios kita aja, terus kalo dia suda langganan ke kita tetap kita
kasi harga yang murah misalnya ulos termahal yang kita jual sama pelanggan Rp.1.500.000,-, kita tidak jual di atas harga itu
supaya pelanggan tetap percaya berlangganan sama kita”
Hasil wawancara dengan informan Ibu Br. Pardede, 2010.
Harga murah yang diberikan pedagang kepada pelanggan memberi kepuasan tersendiri kepada pelanggan. Pelanggan tidak perlu lagi
Universitas Sumatera Utara
mengeluarkan banyak biaya untuk membeli ulos yang cantik, hanya dengan harga yang sudah diberikan pedagang dan sedikit menawar maka pelanggan
akan mendapatkan harga yang miring. Di sisi lain, pelanggan tidak perlu lagi repot-repot untuk berkeliling-keliling di Pusat Pasar Medan, tapi sudah
langsung tahu ke kios mana dia akan pergi membeli jenis ulos yang pelanggan cari. Berikut hasil wawancara dengan salah satu pelanggan Ibu B. Br.
Manurung : “…..satu hal yang membuat saya menarik datang ke sini adalah
karna harga yang dikasi murah tidak jauh bedanya dengan harga grosir kalo kita ambil di Porsea, atau di Siantar.
Makanya kalo saya beli ulos di pusat pasar saya langsung datang ke kios ini, walaupun ada pedagang lain yang
menawarkan saya untuk membeli ulos ke kios lain waktu saya berjalan ke kios ini saya tidak tertarik karna harga ulos yang
dijual di kios ini murah dan penjual ulos lain tidak berani mengasi harga murah seperti di kios ini”.
Hasil wawancara dengan informan Ibu B. Br. Manurung, 2010
Berjualan di lokasi yang strategis juga menjadi strategi pedagang kerajinan tenun ulos Pusat Pasar Medan untuk mencapi tujuan. Kios yang
strategis yaitu kios yang dekat dengan pintu utama atau pintu masuk lainnya. Lokasi kios yang strategis membawa kondisi yang menguntungkan kepada
pedagang kerajinan ulos. Oleh karena itu para pedagang berlomba-lomba membeli ataupun menyewa lokasi yang strategis di Pusat Pasar Medan.
Pedagang yang bermodal pas-pasan tidak mampu membeli atau kios menyewa di lokasi strategis sehingga mereka hanya berjualan di lokasi yang
Universitas Sumatera Utara
kurang strategis. Situasi ini berdampak pada minimnya penjulan kepada pelanggan.
Pedagang memilih berjualan di lokasi strategis dikarenakan pelanggan saat ini tidak mau lagi susah-susah masuk ke dalam pasar untuk mencari ulos
yang akan dibeli, oleh karenanya bila ada kios penjual kerajinan ulos yang ada di dekat pintu masuk pelanggan membeli di situ saja. Seperti yang diutarakan
dalam wawancara dengan salah satu informan Bintang Pane : “…..kalo saya beli ulos dari sentral ini, biasanya saya beli ulos
di kios yang dekat dengan pintu masuk, karna tidak repot-repot lagi masuk ke dalam, pedagang ulos suda langsung menyapa
dan menanyakan ulos apa yang mau saya beli”
Hasil wawancara dengan informan Bintang Pane, 2010.
Agar pemasaran dapat berjalan dengan lancar para pedagang juga melakukan strategi membuka kios setiap hari. Dengan membuka kios setiap
hari maka proses pemasaran dapat terus berlangsung tanpa adanya hambatan, seperti hari libur umum. Strategi ini masih dilakukan oleh beberapa kios,
dikarenakan sebagian besar pedagang ulos beragama Kristiani, maka sebagian besar pedagang tutup pada hari minggu. Dalam situasi pedagang yang tutup
pada hari minggu maka proses pemasaran ulos di salah satu kios akan terhambat. Salah satu pedagang mengungkapkan strategi mereka membuka
kios setiap hari, demikian penuturan informan Tora Turnip, sebagai berikut: “…..kami setiap hari berjualan di sentral ini, kalau hari minggu
jam delapan pagi kami bergereja pagi, sedangkan mama membuka kios, setelah kami pulang gereja pagi kami langsung
Universitas Sumatera Utara
ke sentral dan mamak langsung ke gereja masuk jam tengah sebelas siang jadi kami tidak terganggu bekerja dan beribadah”
Hasil wawancara dengan informan Tora Turnip, 2010.
Pedagang yang setiap hari membuka kios di Pusat Pasar Medan akan memiliki omset yang lebih tinggi bila dibandingkan oleh pedagang yang tidak
membuka kios setiap hari. Hal ini dikarenakan persaingan usaha dalam merekrut pelanggan di hari libur umum sangat kecil tidak seperti hari biasa.
Misalnya Pedagang yang membuka kios pada hari minggu akan mendapat keuntungan karena kios-kios yang lain tidak terbuka sehingga pelanggan akan
membeli ke tempat mereka.
4.3.1. c. Integrasi