Pengujian Aspal PENGUJIAN KUALITAS BAHAN

a. Angularitas agregat kasar Angularitas agregat kasar adalah persentase dari berat pertikel agregat lebih besar dari 4,75 mm No. 4 dengan satu atau lebih bidang pecah. Angularitas agregat kasar dihitung dengtan persamaan : Angularitas = x 100 Dengan pengertian : A = berat agregat yang mempunyai bidang pecah. B = berat total benda uji tertahan saringan 4,75 mm No. 4. b. Angularitas agregat halus Angularitas agregat halus adalah persen rongga udara yang terdapat pada agregat padat lepas. Agregat halus merupakan agregat lolos saringan 2,36 mm No. 8. Makin besar nilai rongga udara berarti makin besar bidang pecah yang terdapat pada agregat halus. Angularitas agregat halus persen rongga udara dihitung sebagai berikut : Angularitas = x 100 Dengan pengertian : V = volume silinder. W = berat benda uji yang mengisi silinder. Gsb = berat jenis curah agregat halus.

2.3.2. Pengujian Aspal

Pengujian aspal meliputi pengujian aspal keras padat, cair dan emulsi. Aspal cair atau aspal emulsi pada pekerjaan aspal campuran keras umumnya digunakan sebagai lapis resap Prime Coat atau lapis pengikat Tack Coat 1 .Jenis pengujian aspal keras dapat dilihat pada tabel II.5. Universitas Sumatera Utara Tabel. 2.5. Jenis pengujian aspal keras No. Spesifikasi atau Judul Pengujian Metode Pengujian 1. Penetrasi SNI 06-2456-1991 2. Titik lembek SNI 06-2434-1991 3. Daktalitas SNI 06-2432-1991 4. Kelarutan dalam C 2 HCl 3 SNI 06-2438-1991 5. Titik nyala SNI 06-2433-1991 6. Berat jenis SNI 06-2488-1991 7. Kehilangan berat SNI 06-2441-1991 8. Penetrasi setelah kehilangan berat SNI 06-2456-1991 9. Daktalitas setelah kehilangan berat SNI 06-2432-1991 10. Titik lembek setelah RTFOT SNI 06-2434-1991 11. Temperatur pencampuran dan pemadatan SNI 06-6411-2000 12. Kadar air SNI 06-2439-1991 Sumber: Manual Pekerjaan Campuran Beraspal Panas 1. Titik Nyala dengan Cleveland Open Cup Penentuan titik nyala dilakukan berdasarkan SNI 06-2433-1991, bertujuan untuk memastikan bahwa aspal cukup aman untuk pelaksanaan. Titik nyala yang rendah menunjukkan indikasi adanya minyak ringan dalam aspal 1 . Gambar 6. Pengujian Titik Nyala dengan Cleveland Open Cup Universitas Sumatera Utara 2. Penetrasi Bahan Bitumen Pengujian ini dilakukan berdasarkan AASHTO T 48 atau SNI 06-2456-1991yang dimaksudkan untuk menetapkan nilai kekerasan aspal. Berdasrkan pengujian ini aspal keras dikategorikan dalam beberapa tingkat kekerasan. Pengujian ini merupakan pengukuran secara impiris terhadap konsistensi aspal. Kekerasan aspal diukur dengan jarum penetrasi standar yang masuk ke dalam permukaan bitumen pada temperatur 25 C, beban 100 gr dan waktu 5 detik 1 . Alat pengujian ditunjukkan pada gambar 7. Gambar 7.Pengujian Penetrasi 3. Titik Lembek Prosedur pengujian berdasarkan SNI 06-2434-1991. Konsistensi bitumen ditunjukkan oleh temperatur dimana aspal berubah bentuk karena perubahan tegangan. Hasilnya digunakan untuk menentukan temperatur kelelehan dari aspal. Alat pengujian ditunjukkan pada gambar 8. Gambar 8. Pengujian Titik Lembek Universitas Sumatera Utara 4. Daktalitas Bahan Bitumen Daktalitas ditunjukkan oleh panjangnya benang aspal yang ditarik hingga putus. Pengujian dilakukanberdasarkan SNI 06-2432-1991, dengan alat yang terdiri atas cetakan, bak air dan alat penarik contoh 1 . Alat pengujian ditunjukkan pada gambar 9 berikut : Gambar 9. Pengujian Daktalitas

2.4. KOMBINASI AGREGAT