Pa = Rongga udara dalam campuran padat, persen dari total volume.
Kriteria VFA menyediakan tambahan faktor keamanan dalam merencanakan dan melaksanakan campuran beraspal panas. Karena perubahan dapat terjadi antara tahap
perencanaan dan pelaksanaan, maka kesalahan-kesalahan dapat ditampung dengan memperlebar rentang yang dapat diterima.
2.8.6. Rongga Antar Agregat VMA
Rongga diantara mineral agregat VMA adalah volume rongga yang terdapat diantara partikel agregat suatu campuran beraspal yang telah dipadatkan, yaitu rongga
udara VIM dan kadar aspal efektif, yang dinyatakan dalam persen terhadap volume total benda uji. VMA dihitung berdasarkan Berat Jenis agregat curah Bulk dan
dinyatakan dalam persentase dari volume curah campuran padat. Batas minimum VMA tergantung pada ukuran maksimum agregat yang
digunakan. Hubungan antara kadar aspal dengan VMA pada umumnya membentuk cekungan dengan satu nilai minimum, kemudian naik lagi dengan naiknya kadar aspal.
Jika komposisi campuran ditentukan sebagai persen berat dari campuran total, maka VMA dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
VMA = 100 -
Dengan pengertian : VMA = Rongga dalam agregat mineral persen volume curah
Gsb = Berat jenis curah agregat
Ps = Agregat, persen berat total campuran
Gmb = Berat jenis curah campuran padat ASTM D 2726
Atau, jika komposisi campuran ditentukan sebagai persen berat agregat, maka VMA dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
VMA = 100
-
x
100 Dengan pengertian :
Pb = Aspal, persen berat agregat
Gmb = Berat jenis curah campuran padat
Gsb = Berat jenis curah agregat
2.8.7. Rongga Udara VIM
VIM adalah volume total udara yang berada diantara partikel agregat yang terselimuti aspal dalam suatu campuran yang telah dipadatkan, dinyatakan dalam persen
volume bulk suatu campuran. Rongga udara dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
VIM = 100 x Dengan pengertian :
VIM = Rongga udara dalam campuran padat, persen dari total volume.
Gmm = Berat jenis maksimum campuran.
Gmb = Berat jenis curah campuran padat.
Tujuan dari perencanaan VIM adalah untuk membatasi penyesuaian kadar aspal rencana pada kondisi VIM mencapai tengah-tengah rentang spesifikasi, atau dalam hal
khusus agar mendekati batas terendah rentang yang disyaratkan serta agar campuran mendekati kesesuain dengan hasil uji di laboratorium.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah Metode Eksperimen. Semua prosedur pelaksanaan baik dalam pembuatan sampel benda uji maupun pengujian
sampel mengikuti prosedur Marshall Test yang dikeluarkan oleh SNI 06-2489-1991.
3.2. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan cara pencatatan langsung dari hasil pengujian yang akan dilakukan terhadap sampel percobaan di laboratorium
Jalan Raya, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik USU sesuai dengan prosedur Marshall Test.
Material campuran perkerasan berupa agregat kasar, agregat sedang, dan agregat halus pasir hasil pemecah batu yang diambil dari AMP PT. Adhi Karya, Pasar V Desa
Patumbak, Medan. Pasir alam yang dipakai adalah pasir alam Binjai, pasir ini diperoleh dari sungai Binjai. Material tersebut kemudian diuji di laboratorium Jalan Raya,
Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik USU.
3.3. METODE PENCAMPURAN AGREGAT BLENDING AGGREGATE
Pada penelitian ini, metode pencampuran agregat blendingcombine aggregate yang digunakan adalah metode dengan cara pendekatan secara analitis
Pemilihan gradasi campuran dapat dilihat pada tabel perhitungan dan grafik gradasi gabungan berikut ini.
Universitas Sumatera Utara