Pengaruh Variabel terhadap Faktor Keterampilan Mahasiswa Pariwisata Bali Magang Kerja di Amerika Serikat

5.4.2 Pengaruh Variabel terhadap Faktor Keterampilan Mahasiswa Pariwisata Bali Magang Kerja di Amerika Serikat

Analisis motivasi faktor keterampilan dilakukan dengan memiliki 5 variabel dasar dari motivasi faktor keterampilan yaitu: manfaat untuk mengerjakan berbagai tugas, peningkatan kemampuan mengelola tugas, peningkatan kemampuan mengatasi masalah, peningkatan kemampuan berkembang dan beradaptasi, peningkatan kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan sotfware SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :

1) Nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure sebesar 0.807 dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara variabel dengan koefisien parsial (memenuhi persyaratan karena nilainya > 0.5).

2) Nlai Bartlett’s Test of Sphericity adalah 191.881 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000 masuk dalam kategori memenuhi persyaratan karena memiliki

MAGANG KERJA DI HOTEL AMERIKA SERIKAT MAGANG KERJA DI HOTEL AMERIKA SERIKAT MAGANG KERJA DI HOTEL AMERIKA SERIKAT MAGANG KERJA DI HOTEL AMERIKA SERIKAT MAGANG KERJA DI HOTEL AMERIKA SERIKAT MAGANG KERJA DI HOTEL AMERIKA SERIKAT MAGANG KERJA DI HOTEL AMERIKA SERIKAT MAGANG KERJA DI HOTEL AMERIKA SERIKAT MAGANG KERJA DI HOTEL AMERIKA SERIKAT MAGANG KERJA DI HOTEL AMERIKA SERIKAT

manfaat untuk mengerjakan berbagai tugas memiliki nilai MSA 0.792, peningkatan kemampuan mengelola tugas memiliki nilai MSA 0.813, peningkatan kemampuan mengatasi masalah memiliki nilai MSA 0.809, peningkatan kemampuan berkembang dan beradaptasi memiliki nilai MSA 0.831, peningkatan kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja memiliki nilai MSA 0.800. Berdasarkan hasil rekapitulasi nilai MSA diatas, diperoleh hasil bahwa seluruh variabel memiliki nilai MSA diatas 0.5 sehingga dapat dikatakan memenuhi syarat menjadi bagian dari faktor (Tabel 5.17)

Analisis komunalitas diperoleh hasil bahwa manfaat untuk mengerjakan berbagai tugas memiliki nilai ekstraksi 0.593, peningkatan kemampuan mengelola tugas memiliki nilai ekstraksi 0.557, peningkatan kemampuan mengatasi masalah memiliki nilai ekstraksi 0.577, peningkatan kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja memiliki nilai ekstraksi 0.632. Dengan nilai ekstraksi diatas 0.500 dapat disimpulkan bahwa keempat faktor tersebut secara berturut – turut dikatakan dapat menjelaskan faktor sebesar 59.3%, 55.7%, 57.7%, dan 63.2%. Sementara faktor peningkatan kemampuan berkembang dan beradaptasi memiliki nilai ekstraksi 0.448 dapat disimpulkan tidak dapat menjelaskan terkait dengan faktor keterampilan. Bila dilihat dari hasil perhitungan total variance explained diperoleh hasil bahwa terdapat 1 faktor yang mampu menjelaskan variabel sebesar 56.146%. Berdasarkan hasil analisis pada komponen matrik diperoleh hasil bahwa secara umum dapat terbentuk 1 kelompok variabel. Perhitungan component matrix ini menggunakan metode ekstraksi berupa Principal Component Analysis dengan menggunakan SPSS v20.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil bahwa seluruh variabel memiliki nilai diatas 0.500 sehingga dapat dikatakan bahwa kelima variabel

MAGANG KERJA DI HOTEL AMERIKA SERIKAT MAGANG KERJA DI HOTEL AMERIKA SERIKAT MAGANG KERJA DI HOTEL AMERIKA SERIKAT MAGANG KERJA DI HOTEL AMERIKA SERIKAT MAGANG KERJA DI HOTEL AMERIKA SERIKAT

Tabel 5.17 Hasil Statistik Motivasi Faktor Keterampilan Mahasiswa Pariwisata Bali Magang Kerja di Amerika Serikat

Sumber : Hasil Analisis SPSS

106

MAGANG KERJA DI HOTEL AMERIKA SERIKAT MAGANG KERJA DI HOTEL AMERIKA SERIKAT MAGANG KERJA DI HOTEL AMERIKA SERIKAT MAGANG KERJA DI HOTEL AMERIKA SERIKAT MAGANG KERJA DI HOTEL AMERIKA SERIKAT

Faktor keterampilan merupakan salah satu faktor yang memberikan gambaran yang cenderung tidak fluktuatif dibandingkan dengan faktor lain yang berpengaruh terhadap motivasi mahasiswa mengikuti magang kerja. Dalam pelaksanaan magang kerja di Amerika Serikat, mahasiswa dituntut untuk dapat berkerja sesuai dengan posisi/jabatan yang diberikan serta sesuai dengan standar perusahaan. Mahasiswa menganggap bahwa kegiatan magang kerja di Amerika Serikat dapat memberi manfaat positif terhadap peningkatan kapasitas untuk mengerjakan berbagai tugas dalam pekerjaan nantinya. Pelaksanaan magang kerja merupakan sebuah simulasi nyata bagaimana nantinya mahasiswa mampu untuk melakukan tugas dan tanggungjawab sesuai dengan target pekerjaan yang harus dilakukan. Kondisi ini sesuai dengan pendapat mahasiswa magang kerja dengan penggambaran sangat baik terhadap faktor manfaat positif. Disamping mampu untuk mengerjakan tugas yang diberikan, mahasiswa dituntut untuk mampu mengelola berbagai tugas yang diberikan terutama yang terkait dengan tugas lanjutan dan bekerja secara kelompok. Dalam pengembangannya proses magang kerja memberikan pengalaman bagaimana mengelola tugas yang harus dilakukan mahasiswa. Dalam pelaksanaan magang kerja mahasiswa juga akan mengalami sejumlah kendala dan masalah sehubungan dengan pelaksanaan tugas dan penyelesaian pekerjaan yang harus dilakukan. Dengan kegiatan magang kerja, mahasiswa telah mengalami sejumlah kendala dan masalah. Mahasiswa magang telah dapat mengetahui bagaimana penyelesaian masalah baik dari pembimbing, pihak lain atau bahkan berasal dari diri sendiri. Sejumlah pengalaman penanganan masalah ini menjadi sebuah proses pembelajaran mahasiswa peserta magang kerja. Sebagai seorang mahluk sosial, mahsaiswa harus belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan terutama lingkungan kerja. Pelaksanaan magang kerja memberikan ruang kepada mahasiswa untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Pada awal pelaksanaan magang kerja, mahasiswa diperkenalkan dengan sejumlah karyawan dan atasan yang ada di dunia kerja. Tahap berikutnya mahasiswa peserta magang kerja akan melakukan

MAGANG KERJA DI HOTEL AMERIKA SERIKAT MAGANG KERJA DI HOTEL AMERIKA SERIKAT MAGANG KERJA DI HOTEL AMERIKA SERIKAT MAGANG KERJA DI HOTEL AMERIKA SERIKAT MAGANG KERJA DI HOTEL AMERIKA SERIKAT