PENGAWASAN PEMILU

4. PENGAWASAN PEMILU

Bawaslu Kalsel mengaku, pengawasan terhadap penyelenggaraan Pemilu di wilayah ini sudah dilakukan secara maksimal. Meskipun demikian bukan berarti tidak permasalahan yang muncul di dalam pelaksanaan pengawasan tersebut.

A. Regulasi Pemilu

1. Regulasi yang belum memadai, masih terdapat sejumlah kekosongan pengaturan dalam UU terhadap persoalan-persoalan yang jamak ditemui dalam pelaksanaan Pemilu. Misalnya, belum adanya aturan dan sanksi bagi tindakan penyalahgunaan jabatan dan penggunaan fasilitas negara yang dilakukan dio luar tahapan kampanye, sementara prakltek penyalahgunaan jabatan danpenggunaan fasilitas negara terjadi pada setiap tahapan Pemilu.Misalnya pada saat pendaftaran calon anggota DPR, DPD, dan DPRD ada salah satu peserta Pemilu yang mengantarkan rombongan dengan menggunakan mobil dinas fraksi.

2. Adanya regulasi yang belum tegas sehingga menimbulkan penafsiran yang berbeda di antara para pihak, baik sesama penyelenggara maupun antara penyelenggara dan peserta Pemilu.

3. Adanya pengaturan yang tidak sinkron di antara regulasi yang ada sehingga menimbulkan ketidakpastian hukum, baik antara UU dengan UU lain, UU dengan Peraturan pemerintah atau Peraturan KPU, maupun antara PP dengan Peraturan KPU.

4. Adanya keterlambatan Peraturan yang dikeluarkan oleh pihak penyelenggara Pemilu, baik KPU maupun Bawaslu sehingga menyebabkan kesulitan pihak pengawas di tingkat bawahnya.

B. KPU Kurang Kooperatif

1. KPU menutup atau menghambat akses jajaran pengawasan Pemilu untuk mendapatkan data-data yang merupakan obyek pengawasan pada tahapan- tahapamn Pemilu, seperti yang dialami oleh Bawaslu kalsel sendiri dalam meminta data pencalonan anggota DPRD Provinsi kalsel. Sikap KPU ini menghambat upaya deteksu dini dan pencegahan pelanggaran yang banyak diinisiasi oleh jajaran pengawas Pemilu

2. Tidak terbuka dalam melaksanakan beberapa tahapan, yakni tertutup dalam opengambilan keputusan terkait tahapan yang semestinya dihadiri oleh pe gawas dan menghalangi atau menolak kehadiran/keterlibatan [pengawas dalam pelaksanaan tahapan tersebut/ Contohnya, KPU Kalsel yang bersikap arogan ketika dalam tahapan verifikasi faktual partai politik, di mana KPU Kalsel bers9kap arogan sehingga menyebabkan pergesekan sesama penyelenggara Pemilu;

3. Kurang/tidak membneri respons positif terhadap surat peringatan dan rekomendasi yang disampaikan jajaran pengawas Pemilu terkait kekurangan atau kesalahan yang dilakukan oleh KPU dan jajarannya/ Misalnya, KPU yang tetap meloloskan calon anggota DPRD yang oleh Panwaslu telajh direkomendasikan bahwa bermasalah dalam pemenuhan syarat sebagai calon. Menurut Bawaslu Kalsel, setidaknya ada tiga faktor penyebab sikap KPU tersebut: (1) masih minimnya pemahaman tentang azas transparansi penyelenggara pemilu, (2) adanya arogansi KPU yanmg merasa lebih superior dari pengawas, dan (3) karena kepentingan untuk menutupi kesalahan atau pelanggaran dalam pelaksanaan tahapan Pemilu. Tindakan KPU semacam ini, 3. Kurang/tidak membneri respons positif terhadap surat peringatan dan rekomendasi yang disampaikan jajaran pengawas Pemilu terkait kekurangan atau kesalahan yang dilakukan oleh KPU dan jajarannya/ Misalnya, KPU yang tetap meloloskan calon anggota DPRD yang oleh Panwaslu telajh direkomendasikan bahwa bermasalah dalam pemenuhan syarat sebagai calon. Menurut Bawaslu Kalsel, setidaknya ada tiga faktor penyebab sikap KPU tersebut: (1) masih minimnya pemahaman tentang azas transparansi penyelenggara pemilu, (2) adanya arogansi KPU yanmg merasa lebih superior dari pengawas, dan (3) karena kepentingan untuk menutupi kesalahan atau pelanggaran dalam pelaksanaan tahapan Pemilu. Tindakan KPU semacam ini,

4. Bawaslu Kalsel resmi dibentuk pada tanggal 21 September 2012. Bawaslu Kalsel tidak bisa serta merta membentuk Panwaslu Kabupaten dan kota. Karena itu, mereka mendapat kesulitan melakukan pengawasan verifikasi faktual di tingkat kabupaten dan kota. Hanya ada beberapa kabupaten/kota yang dapat diawasi, iotu pun karena daerah tersebut melaksanakan Pemilukadam yaitu Kabupaten Bartio Kuala.