dalam mengawasi beban umum dan administrasi beban operasi serta kemampuan dalam mengawasi beban dalam memasarkan serta mendistribusikan
produk perusahaan. Dengan demikian seluruh faktor tersebut akan berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan rasio marjin laba operasi. Oleh karena itu
marjin laba operasi menunjukkan besarnya biaya operasi dan biaya produksi dan bermanfaat sebagai ukuran keseluruhan atas keberhasilan kegiatan operasi
perusahaan. Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Operating Pro�it Margin =
Laba Usaha Penjualan Bersih
X 100
2.1.5.5. Basic Earning Power
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total
aktiva. Semakin besar rasio basic earning power maka akan semakin baik. Rasio ini sangat berguna untuk membandingkan perusahaan yang satu
dengan yang lain meskipun kondisi perpajakan dan leverage keuangannya berbeda. Semakin besar hasilnya, maka akan semakin baik. Hal ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Basic Earning = Laba Sebelum Bunga dan Pajak
Total Aktiva X 100
2.1.5.6. Total Asset Turn Over
Menurut Erich A. Helfert 2005:78 bahwa rasio ini menunjukkan “Besarnya komitmen aktiva tercatat yang diperlukan untuk mendukung tingkat
penjualan tertentu, atau sebaliknya, jumlah penjualan yang dihasilkan oleh setiap dolar aktiva”.
Oleh karena itu perputaran total aktiva menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan tertentu. Semakin
tinggi rasio perputaran total aktiva berarti semakin efisien penggunaan seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan.
Total Asset Turn Over dapat di hitung menggunakan rumus sebagai berikut :
Total Asset Turn Over = Penjualan Bersih
Total Aktiva Rata − Rata
X 100
2.1.5.7.Return on Equity ROE
Rasio return on equity memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, serta mengukur tingkat keuntungan dari
investasi yang telah dilakukan pemilik modal atau pemegang saham perusahaan. Tinggi rendahnya rasio ini dipengaruhi oleh beberapa komponen, yaitu:
marjin laba bersih, perputaran total aktiva dan pengganda ekuitas. Pada komponen yang pertama hal ini sudah diuraikan pada rasio marjin laba bersih. Dimana
apabila marjin laba menunjukkan rasio yang akan rendah akan turut mengurangi rendahnya rasio ROE. Hal ini berarti bahwa setiap periode kemampuan untuk
menghasilkan laba bersih semakin rendah apabila nilai penjualan bersih tidak berubah atau kenaikkannya lebih kecil dibanding kenaikan biaya.
Pada rasio perputaran total aktiva juga turut mendorong rendahnya nilai ROE. Hal ini disebabkan oleh penggunaan aktiva dalam proporsi yang lebih besar
dibandingkan periode sebelumnya dalam menghasilkan penjualan. Hal ini berarti bahwa total aktiva lebih banyak diinvestasikan ditanam untuk memperoleh
penjualan dan sedikit dioperasikan untuk modal kerja maupun nilai biaya modal yang tinggi.
Demikian juga pada faktor pengganda ekuitas yang berasal dari rasio antara total aktiva dengan ekuitas pemegang saham. Dimana faktor ini merupakan
alat ukur lain dari pengungkit keuangan yang nilanya sama dengan 1 + rasio hutang terhadap ekuitas. Oleh karena itu semakin tinggi nilai penggandaan dari
rasio hutang dan ekuitas maka semakin tinggi pula rasio ROE. Semakin besar hasilnya maka rasio semakin baik. Hal ini dapat dihitung dari rumus sebagai
berikut:
Return On Equity = Laba Bersih Setelah Pajak
Rata − Rata Modal Sendiri
X 100
2.1.5.8. Return on Total Asset