kepentingan dengan perusahaan lain. Menurut Kasmir 2012 : 197 tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi pihak perusahaan maupun bagi pihak luar
perusahaan adalah : 1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan
dalam satu periode tertentu. 2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang. 3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri.
Sementara itu, manfaat yang diperoleh adalah untuk : 1. Mengetahui bearnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam
satu periode. 2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun
sebelumnya 3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Rasio keuntungan kemampulabaan akan memberikan jawaban akhir
tentang efektivitas manajemen perusahaan. Rasio keuntungan kemampulabaan yang umum digunakan yaitu:
2.1.5.2. Gross Profit Margin
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba kotor dari setiap rupiah penjualan yang berfungsi untuk mengendalikan dan
menutupi biaya-biaya produksi, biaya operasi, biaya modal, pajak penghasilan dan
biaya-biaya lain.
Secara internal dalam suatu perusahaan, bahwa marjin kotor akan mencerminkan hubungan antara harga, volume dan biaya, sehingga setiap
perubahan dalam harga jual produk, tingkat biaya produksi produk dan volume dalam bauran produk akan mengakibatkan perubahan dalam marjin kotor. Selain
itu dalam organisasi perdagangan atau jasa, marjin kotor dapat dipengaruhi oleh kombinasi perubahan dalam harga yang dibebankan untuk produk dan jasa yang
diberikan, harga yang dibayarkan untuk barang yang dibeli dari luar, biaya jasa yang diberikan oleh sumber internal dan eksternal serta setiap perubahan volume
dalam bauran produkjasa perusahaan. Demikian juga secara eksternal, perbedaan tingginya rasio marjin laba
kotor antar perusahaan dapat disebabkan oleh tepat tidaknya lokasi perusahaan, tepat tidaknya produk yang dihasilkan perusahaan, tepat tidaknya teknologi yang
digunakan perusahaan, komposisi aktiva tetap, struktur modal yang dimiliki, cakap tidaknya manajemen perusahaan dan kondisi persaingan. Selain itu kondisi
dunia usaha dalam bentuk inflasi, resesi dan sebagainya juga turut berpengaruh terhadap tinggi rendahnya rasio margin laba kotor perusahaan.
Secara sederhana rasio marjin laba kotor dapat dirumuskan sebagai berikut:
Net Pro�it Margin =
Laba Bersih Setelah Pajak EAT Penjualan Bersih
X 100
2.1.5.3. Net Profit Margin
Hubungan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan menunjukkan kemampuan manajemen dalam menjalankan perusahaan sampai cukup berhasil
dalam memulihkanmengendalikan harga pokok barang daganganjasa, beban operasi, penyusutan, bunga pinjaman dan pajak. Rasio ini juga menunjukkan
kemampuan manajemen untuk menyisihkan marjin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemiliki perusahaan yang tetap menyediakan modalnya dengan
suatu resiko. Secara sederhana marjin laba bersih dapat dirumuskan sebagai berikut:
Net Pro�it Margin =
Laba Bersih Setelah Pajak EAT Penjualan Bersih
X 100
2.1.5.4.Operating Profit Margin
Rasio ini menunjukkan laba operasi sebelum bunga dan pajak net operating income laba usaha, yang dihasilkan setiap rupiah penjualan. Oleh
karena itu total penjualan sama dengan jumlah unit penjualan dikali dengan harga jual per unit dan beban pokok penjualan sama dengan jumlah unit penjualan dikali
dengan beban pokok penjualan per unit. Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya marjin laba operasi yaitu:
jumlah unit produk yang dijual, rata-rata harga jual produk per unit, beban manufaktur atau beban perolehan produkbeban produksi perusahaan, kemampuan
dalam mengawasi beban umum dan administrasi beban operasi serta kemampuan dalam mengawasi beban dalam memasarkan serta mendistribusikan
produk perusahaan. Dengan demikian seluruh faktor tersebut akan berpengaruh terhadap kenaikan atau penurunan rasio marjin laba operasi. Oleh karena itu
marjin laba operasi menunjukkan besarnya biaya operasi dan biaya produksi dan bermanfaat sebagai ukuran keseluruhan atas keberhasilan kegiatan operasi
perusahaan. Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Operating Pro�it Margin =
Laba Usaha Penjualan Bersih
X 100
2.1.5.5. Basic Earning Power