23
2.2 Gangguan Penglihatan
2.2.1 Pengertian Gangguan
Penglihatan Gangguan penglihatan merupakan masalah penting yang menyertai
lanjutnya usia. Akibat dari masalah ini seringkali tidak disadari oleh masyarakat, para ahli, bahkan oleh para lanjut usia sendiri. Dengan berkurangnya penglihatan,
para lanjut usia seringkali kehilangan rasa percaya diri, berkurangnya keinginan untuk pergi keluar, untuk lebih aktif atau bergerak kesana kemari. Mereka akan
kehilangan kemampuan untuk membaca atau melihat televisi. Semua itu akan menurunkan aspek sosialisasi dari para lanjut usia, mengisolasi mereka di dunia
luar yang pada gilirannya akan menyebabkan depresi dengan berbagai akibatnya DarmojodanMartono, 2006.
Perubahan penglihatan merupakan bagian dari penyesuaian berkesinambungan yang datang dalam kehidupan usia lanjut. Perubahan
penglihatan mempengaruhi pemenuhan AKS aktivitas kehidupan sehari-hari. Perubahan penglihatan dan fungsi mata yang dianggap normal dalam proses
penuaan termasuk penurunan kemampuan untuk melakukan akomodasi, konstriksi pupil akibat penuaan, dan perubahan warna serta kekeruhan lensa mata Stanley,
2007. Perubahan penglihatan pada awalnya dimulai dengan terjadinya awitan
presbiopi, kehilangan kemampuan akomodatif. Perubahan kemampuan akomodatif ini pada umumnya dimulai pada dekade keempat kehidupan, ketika
seseorang memiliki masalah dalam membaca huruf-huruf yang kecil Stanley, 2007.
24
2.2.2 Menurut Darmojo dan Martono 2006, perubahan-perubahan gangguan penglihatan secara fisiologis yaitu:
1 Perubahan Struktur Kelopak Mata
Dengan bertambahnya usia akan menyebabkan kekendoran seluruh jaringan kelopak mata. Perubahan ini yang juga disebut dengan
perubahan involusional terjadi pada m.orbicularis, retractor palpebra inferior, tarsus, tendokantus mediallateral, aponeurosis levator papebra
dan kulit. 2
Perubahan Sistem Lakrimal Pada usia lanjut seringkali dijumpai keluhan nrocos. Kegagalan fungsi
pompa pada sistem kanalis lakrimalis disebabkan oleh karena kelemahan palpebra, eversi punctum atau malposisi palpebra sehingga
akan menimbulkan keluhan epifora. 3
Proses Penuaan pada Kornea Dengan bertambahnya usia akan terjadi penurunan sensitivitas kornea
yang ditimbulkan oleh rangsangan mekanis. Bagian sentral kornea lebih lama menurunnya dibanding dengan bagian lainnya.
4 Perubahan Muskulus Siliaris
Semakin bertambah usia seseorang maka serabut otot dan jaringan ikatnya bertambah sehingga muskulus tersebut menjadi lebih tebal,
terutama bagian inferior.
25
5 Perubahan Refraksi
Dengan bertambahnya usia hipermetrop laten menjadi lebih manifest karena hilangnya cadangan akomodasi,namun bila terjadi sklerosis
nucleus pada lensa, hipermetrop menjadi berkurang atau terjadi miopisasi karena proses kekeruhan di lensa dan lensa cenderung lebih
cembung Darmojo Martono, 2006. 6
Perubahan Fungsional Proses degenerasi dialami oleh berbagai jaringan di dalam bola mata,
media refrakta menjadi kurang cemerlang dan sel-sel reseptor berkurang, visus kurang tajam dibandingkan pada usia muda.
2.2.3 Aspek Klinik
1. Katarak
Katarak adalah kekeruhan pada lensa atau kapsul lensa mata, penyebab umumnya adalah kehilangan penglihatan yang bertahap. Katarak
umumnya mempengaruhi kedua mata, tetapi katarak di masing-masing mata memburuk sendiri-sendiri. Katarak merupakan penyakit yang
paling banyak terjadi pada lansia katarak senile terutama orang diatas usia 70 tahun Fatimah, 2010.
26
Pengobatan katarak adalah dengan tindakan pembedahan, setelah pembedahan lensa diganti dengan kacamata afakia, lensa kontak atau
lensa tanam intraocular Ilyas, 2010. 2.
Glaukoma Glaukoma merupakan sekumpulan gangguan yang ditandai dengan
tingginya tekanan intraokuler yang merusaka saraf optikus dan tersering dialami oleh lansia wanita yang berusia 40 sampai 65 tahun Fatimah,
2010. 3 Presbiopi
Gangguan penglihatan yang terjadi karena kekakuan lensa. Menurut penelitian lensa manusia mulai terjadi kekakuan pada usia 40 tahun
sehingga kemampuan akomodasi menurun. Sinar yang masuk kemata tidak dibiaskan tepat diretina dan dibutuhkan lensa kaca mata yang
sesuai dengan usia Tarwoto, Aryani, Wartonah 2009.
2.2.4 Ketajaman Penglihatan
Tidak semua orang mempunyai ketajaman penglihatan yang sama. Ketajaman penglihatan ini dalam istilah kedokteran disebut visus. Ketajaman
penglihatan visus dipergunakan untuk menentukan penggunaan kacamata.Visus penderita bukan saja memberi pengertian tentang optiknya kacamata tetapi
mempunyai arti yang lebih luas yaitu memberi keterangan tentang baik buruknya fungsi mata keseluruhan Gabriel dikutip oleh Wijayanti, 2005.
27
Menurut WHO Study Group on The Prevention of Blindness, kelainan pada penglihatan dibagi atas tiga, yaitu :
1 Normal vision
2 Low Vision
3 Blindness
2.2.10 Pemeriksaan Visus menggunakan Kartu Snellen 1
Bila tajam penglihatan 66 maka berarti ia dapat melihat huruf pada jarak 6 meter, yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat
pada jarak 6 meter. 2
Bila pasien hanya dapat membaca pada huruf baris yang menunjukkan angka 30, berarti tajam penglihatan pasien adalah 630.
3 Bila pasien hanya dapat membaca huruf pada pada baris yang
menunjukkan angka 50, berarti tajam penglihatan pasien adalah 650. 4
Bila tajam penglihatan adalah 660 bearti ia hanya dapat terlihat pada jarak 6 meter yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada
jarak 60 meter. 5
Bila pasien tidak dapat mengenal huruf terbesar pada kartu Snellen maka dilakukan uji hitung jari. Jari dapat dilihat terpisah oleh orang
normal pada jarak 60 meter. 6
Bila pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang diperlihatkan pada jarak 3 meter, maka dinyatakan tajam 360.
28
Dengan pengujian ini tajam penglihatan hanya dapat dinilai sampai 160, yang berarti hanya dapat menghitung jari pada jarak 1 meter.
7 Dengan uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan tajam
penglihatan pasien yang lebih buruk daripada 160. Orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak 300 meter.
Bila mata hanya dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1 meter, berarti tajam penglihatannya adalah 1300.
8 Kadang-kadang mata hanya dapat mengenal adanya sinar saja dan
tidak dapat melihat lambaian tangan. Keadaan ini disebut sebagai tajam penglihatan 1~. Orang normal dapat melihat adanya sinar pada
jarak tidak terhingga. 9
Bila penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar maka dikatakan penglihatannya adalah 0 nol atau buta total.
29
Gambar 2.1 Snellen chart
30
2.2.10.1 Prosedur Pemeriksaan Mata dengan menggunakan Kartu Snellen Menurut Depkes RI 2007 prosedur pemeriksaan sebagai berikut :
Tahap I. Pengamatan: Pemeriksa memegang senter perhatikan:
1. Posisi bola mata: apakah ada juling
2. Konjungtiva: ada pterigium atau tidak
3. Kornea: ada parut atau tidak
4. Lensa: jernih atau keruh warna putih
Tahap II. Pemeriksaan Tajam Penglihatan Tanpa Pinhole: 1.
Pemeriksaan dilakukan di pekarangan rumah tempat yang cukup terang, responden tidak boleh menentang sinar matahari.
2. Gantungkan kartu Snellen yang sejajar mata responden dengan jarak 6
meter sesuai pedoman tali. 3.
Pemeriksaan dimulai dengan mata kanan. 4.
Mata kiri responden ditutup dengan telapak tangannya tanpa menekan bola mata.
5. Responden disuruh baca huruf dari kiri-ke kanan setiap baris kartu Snellen
atau dimulai baris teratas atau huruf yang paling besar sampai huruf terkecil baris yang tertera angka 2020.
6. Bila dalam baris tersebut responden dapat membaca huruf kurang dari
setengah baris maka yang dicatat ialah baris yang tertera angka di atasnya. 7.
Bila dalam baris tersebut responden dapat membaca huruf setengah baris atau lebih maka yang dicatat ialah yang tertera diangka tersebut
31
Pemeriksaan Tajam Penglihatan dengan hitung jari: 1.
Bila responden belum dapat melihat huruf terbesar dari kartu Snellen maka mulai hitung pada jarak 3 meter tulis 360.
2. Bila belum bisa terlihat maka maju 2 meter tulis 260, bila belum terlihat
maju 1 meter tulis 160. Bila belum juga terlihat maka lakukan lambaikan tangan pada jarak 1 meter tulis 1300.
3. Lambaian tangan belum terlihat maka senter mata responden dan tanyakan
apakah responden dapat melihat sinar senter tulis 1-. 4.
Bila tidak dapat melihat sinar disebut buta total tulis 00000.
2.3 Aktivitas Hidup Sehari-hari