19
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usia Lanjut
2.1.1 Pengertian
Usia Lanjut
Menurut UU RI No. 13 tahun 1998 usia lanjut adalah mereka yang telah mencapai usia 60 enam puluh tahun keatas, sedangkan menurut dokumen
pelembagaan lanjut usia dalam kehidupan bangsa yang diterbitkan oleh Departemen Sosial dalam rangka perencanangan Hari Lanjut Usia Nasional
tanggal 29 Mei 1996 oleh Presiden RI, batas usia lanjut adalah 60 tahun atau lebih Fatimah, 2010.
2.1.2 Proses Menua Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan
secara terus-menerus,dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh,sehingga akan
mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan Maryam dkk, 2008.
Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti serta
mempertahankan struktur dan fungsi normal, ketahanan terhadap cedera, termasuk adanya infeksi Mubarak, 2011.
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh.
20
Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia. Proses sudah mulai berlangsung sejak
seorang mencapai usia dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi
sedikit Azizah, 2011. 2.1.3 KlasifikasiLansia
Menurut WHO, klasifikasi lansia adalah sebagai beikut: 1
Usia pertengahan middle age 45-59 tahun 2
Lansia elderly 60-74 tahun 3
Lansia tua old 75-90 tahun 4
Lansiasangattua very old di atas 90 tahun 2.1.4 Perubahan-perubahan yang Terjadi pada Lansia
Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia meliputi perubahan fisik, sosial, dan psikologis Maryam dkk, 2008:
1 Perubahan Fisik
a. Kekuatan fisik secara menyeluruh berkurang, merasa cepat lelah dan
stamina menurun. b.
Rambut memutih dan pertumbuhan berkurang sedang rambut dalam hidung dan telinga mulai menebal.
c. Perubahan muskuloskeletal cairan tulang menurun sehingga mudah
rapuh osteoporosis, bungkuk kifosis, kram, tremor, tendon mengerut.
21
d. Perubahan pendengaran,membran timpani atrofi sehingga terjadi
gangguan pendengaran. e.
Perubahan penglihatan, respon terhadap sinar menurun, adaptasi terhadap gelap menurun, adaptasi menurun, akomodasi menurun,
lapang pandang menurun, dan katarak. f.
Kulit yang mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak. Permukaan kulit kasar dan bersisik karena proses keratinasi serta
perubahan ukuran dan bentuk sel epidermis. 2
Perubahan Sosial a.
Perubahan peranpost power syndrome, single woman, dan single parent
b. Ketika lansia lainnya meninggal, maka muncul perasaan kapan akan
meninggal. c.
Kalau menjadi PNS akan ada tabungandana pensiun. Kalau tidak, anak dan cucu yang akan memberi uang.
d. Terjadinya kepikunan yang mengganggu sosialisasi.
e. Emosi mudah berubah, sering marah-marah dan mudah tersinggung.
3 Perubahan Psikologis
Perubahan psikologis pada lansia meliputi short term memory, frustasi, kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian,
perubahan keinginan, depresi, dan kecemasan.
22
2.1.5 Perubahan Umum
Fungsi Pancaindra pada Lansia
1 Sistem Penglihatan
Orang berusia lanjut pada umumnya menderita presbiop atau tidak dapat melihat jarak jauh dengan jelas yang terjadi karena elastisitas
lensa mata berkurang. 2
Sistem Pendengaran Orang berusia lanjut kehilangan kemampuan mendengar bunyi dengan
nada yang sangat tinggi sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan saraf dan berakhirnya pertumbuhan sel organ basal yang mengakibatkan
matinya rumah siput di dalam telinga. 3
Sistem Perasa Perubahan penting dalam alat perasa pada usia lanjut adalah sebagai
akibat dari berhentinya pertumbuhan tunas perasa yang terletak di lidah dan di permukaan bagian dalam pipi.
4 Sistem Pencium
Daya penciuman menjadi kurang tajam sejalan dengan bertambahnya usia, sebagian karena pertumbuhan sel di dalam hidung berhenti dan
sebagian lagi karena semakin lebatnya bulu rambut di lubang hidung. 5
Sistem Peraba Kulit menjadi semakin kering dan keras, maka indera peraba di kulit
semakin peka dan sensitivitas terhadap sakit dapat terjadi akibat penurunan pengetahuan ketahanan terhadap rasa sakit.
23
2.2 Gangguan Penglihatan