KEMAMPUAN TEKNIS

Bagian kedua belas Sanggahan

Pasal 33

1. Kepada peserta lelang yang berkeberatan atas penetapan pemenang lelang diberikan kesempatan untuk mengajukan sanggahan secara tertulis, selambat-lambatnya dalam waktu 5 (lima) hari kerja setelah pengumuman pemenang lelang,

2. Sanggahan hanya disampaikan kepada PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN atas penetapan pemenang, disertai bukti-bukti terjadinya penyimpangan,

3. Apabila sanggahan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 di atas ditujukan kepada pihak yang tidak terkait pada proses pelelangan ini sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 diatas menjadi dasar yang kuat kepada PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN untuk tidak menjawabnya;

4. PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN wajib memberikan jawaban selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sejak surat sanggahan diterima;

5. Apabila penyedia barang/jasa tidak puas terhadap jawaban PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 maka dapat mengajukan surat sanggahan banding;

6. Ketentuan atas jawaban surat sanggahan banding sesuai dengan yang diatur dalam peraturan dan ketentuan yang berlaku sebagai dasar hukum dokumen ini.

Bagian Ketiga belas

Penunjukan Pemenang dan Penandatanganan Kontrak

Pasal 34

1. Selama masa sanggah ternyata tidak ada sanggahan yang memberatkan terhadap proses pelelangan maka Panitia akan menuangkan dalam Berita Acara Selesai Masa Sanggah.

2. Selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah selesai masa sanggah PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN akan menerbitkan Surat Keputusan Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SKPPBJ).

3. Setelah dikeluarkannya Surat Keputusan Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SKPPBJ), maka kepada peserta yang kalah dalam pelelangan ini dapat mengambil Jaminan Penawarannya dengan membawa salinan Jaminan Penawaran dan identitas perusahaan.

Pasal 35

1. Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender setelah menerima Surat Keputusan Penunjukan penyedia Barang/Jasa dari PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN, pemenang lelang harus menyerahkan Jaminan Pelaksanaan kepada PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN dan disertai dengan Surat Pernyataan Kesanggupan

2. Besaran Jaminan Pelaksanaan adalah tidak kurang dan 5% terhadap nilai penawaran yang menjadi nilai kontrak, kecuali nilai penawaran yang tidak wajar,

3. Jaminan Pelaksanaan dikeluarkan berupa Bank Garansi dari Bank Umum Pemerintàh (tidak termasuk Bank Perkreditan Rakyat), disertai bukti setor 100% dari nilai Jaminan Pelaksanaan.

4. Kegagalan pemenang lelang untuk memenuhi ketentuan ayat 1 pasal ini, merupakan dasar yang cukup untuk membatalkan pemenang Pengadaan Barang/ Jasa dan menyita jaminan penawarannya serta mengusulkan kepada yang berwenang untuk memasukkan kedalam daftar hitam perusahaan.

Pasal 36

1. Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah pemenang lelang menyerahkan Jaminan Pelaksanaan disertai Surat Pernyataan Kesanggupan kepada PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN, PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN harus menyiapkan draft perjanjian (kontrak) untuk ditanda tangani oleh PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN dan Pemenang Lelang selaku Penyedia Barang/Jasa.

2. Perjanjian / Dokumen Kontrak mencakup semua kesepakatan antara Pengguna dan Penyedia Barang Jasa. Dokumen tersebut disampaikan kepada Penyedia Barang/Jasa segera setelah Penyedia Barang/Jasa menyerahkan jaminan pelaksanaan dan dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah diterimanya surat tersebut, Penyedia Barang/Jasa harus menanda tangani perjanjian (kontrak) secara bersama-sama dan berhadap-hadapan dengan PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN.

3. Penyedia barang/jasa dilarang mengalihkan tanggung jawab sebagian pekerjaan utama dengan mensubkontrakkan kepada pihak lain dengan cara dan alasan apapun, dengan sanksi akan dimasukan kedalam daftar hitam.

Bagian Keempat belas Pengadaan Gagal Dan Pengadaan Ulang

Pasal 37

1. Pengadaan dinyatakan gagal apabila :

1.1 Penyedia barang/jasa yang tercantum dalam daftar calon peserta lelang kurang dari 3 (tiga); atau

1.2 Penyedia barang/jasa yang menyampaikan dokumen penawaran kurang dari 3 (tiga) peserta; atau

1.3 Tidak ada penawaran yang memenuhi syarat yang ditentukan dalam dokumen pengadaan barang/jasa; atau

1.4 Semua penawaran diatas pagu dana yang tersedia; atau

1.5 Sanggahan dari peserta lelang atas kesalahan prosedur yang tercantum dalam dokumen Pengadaan Barang/Jasa terbukti benar; atau

1.6 Sanggahan dari peserta lelang atas terjadinya KKN dari calon pemenang lelang urutan 1,2,dan 3 terbukti benar; atau

1.7 Semua calon pemenang lelang urutan 1, 2, dan 3 mengundurkan diri dan tidak bersedia ditunjuk; atau

1.8 Pelaksanaan lelang umum tidak sesuai dengan ketentuan dokumen pengadaan barang/jasa atau prosedur yang berlaku; atau

1.9 Pengaduan masyarakat atas terjadinya KKN dalam pelaksanaan lelang ternyata benar.

2. Pengadaan Ulang

Dalam hal pelelangan dinyatakan gagal, pejabat yang berwenang memerintahkan pelelangan ulang dengan prosedur :

2.1. Pengadaan ulang yang disebabkan oleh butir 1.1 dan/atau 1.2 dan/atau 1.5 pada pasal ini dilakukan lelang ulang, dengan cara mengumuSupervisian kembali dan mengundang calon peserta lelang yang baru selain calon peserta lelang yang telah masuk dalam daftar calon peserta lelang;

2.2. Pengadaan ulang yang disebabkan oleh butir 1.3 dan atau 1.4 dan atau 1.8 pada pasal ini dilakukan lelang ulang, dengan cara mengundang ulang semua peserta lelang yang tercantum dalam daftar calon peserta untuk mengajukan penawaran ulang secara lengkap (administrasi, teknis, dan biaya). Bilamana dianggap perlu panitia dapat pula melakukan lelang ulang dengan mengundang calon peserta lelang yang baru.

2.3. Pengadaan gagal yang disebabkan oleh butir 1.6 dan 1.9 pada pasal ini maka dilakukan sebagai berikut :

2.3.1 Apabila panitia pengadaan tidak terbukti terlibat KKN, maka panitia mengundang ulang semua peserta lelang yang tercantum dalam daftar calon penyedia barang/jasa untuk mengajukan penawaran ulang secara lengkap (administrasi, teknis dan harga). Bilamana dianggap perlu panitia dapat pula melakukan lelang ulang dengan mengundang calon peserta lelang yang baru. Panitia tidak akan mengundang peserta lelang umum yang terlibat KKN.

2.3.2 Apabila panitia pengadaan terbukti terlibat KKN, maka dibentuk panitia pengadaan baru untuk melakukan proses lelang ulang. Panitia pengadaan baru dilarang mengikutsertakan peserta lelang yang terbukti terlibat KKN.

2.4. Pengadaan gagal yang disebabkan butir 1.7 pada pasal ini, maka dilakukan lelang ulang dengan cara sebagai berikut :

2.4.1 Mengundang peserta yang memenuhi syarat lainnya untuk menyampaikan penawaran harga yang baru apabila peserta lelang yang memenuhi syarat sama dengan atau lebih dari 3 (tiga) peserta (tidak termasuk peserta yang mengundurkan diri).

2.4.2 MengumuSupervisian kembali / mengundang peserta lelang yang baru dan lama yang memenuhi syarat untuk mengajukan penawarannya apabila peserta yang memenuhi syarat kurang dari 3 (tiga) peserta (tidak termasuk peserta yang mengundurkan diri).

2.5. Apabila dalam lelang ulang pesertanya kurang dari 3 (tiga), maka :

2.5.1 Dalam hal peserta lelang yang memenuhi syarat lainnya 2 (dua), maka proses pemilihan dilanjutkan seperti pada proses pemilihan langsung.

2.5.2 Dalam hal peserta lelang yang memenuhi syarat hanya 1 (satu), maka proses pemilihan dilanjutkan seperti pada proses penunjukan langsung.

Pasal 38

1. Dalam hal terjadinya perbedaan pendapat dalam penetapan pemenang antara panitia pengadaan dan pengguna barang/ jasa, maka keputusan Direksi Lemhannas RI adalah bersifat akhir dan dituangkan dalam suatu Berita Acara,

2. Apabila terdapat perbedaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pasal ini maka panitia pengadaan akan mengubah/menyesuaikan Berita Acara hasil Evaluasi dan kualifikasi penawaran menurut keputusan Direksi Lemhannas RI

Bagian Kelima belas Ketentuan Penutup

Pasal 39

1. Dalam hal pemenang lelang berasal dari daerah lain diluar wilayah Propinsi Bengkulu, apabila dianggap perlu oleh PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN maka pemenang lelang tersebut wajib membuka rekening bank pada Lemhannas RI setelah menerima Surat Keputusan Penunjukan Penyedia Barang/Jasa;

2. Kegagalan pemenang lelang memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 pasal ini menjadi dasar yang kuat untuk membatalkan Surat Keputusan Penunjukan Penyedia Barang/Jasa oleh PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN.

Pasal 40

Hal-hal yang belum diatur dalam pasal-pasal Dokumen Pengadaan ini, akan diatur kemudian oleh panitia pengadaan dan dituangkan dalam bentuk Addendum Dokumen Pengadaan.

Jakarta, …………. 2010

Disahkan Oleh : Disiapkan oleh :