PEKERJAAN PERSIAPAN LAPANGAN DAN PEKERJAAN TANAH

2.2. PEKERJAAN PERSIAPAN LAPANGAN DAN PEKERJAAN TANAH

2.2.1. PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Umum

Sebelum memulai sesuatu pekerjaan Pemborong harus mengunjungi dan meninjau kondisi lokasi proyek (keadaan Eksisting).

2. Persiapan Penggalian Tanah

- Pemborong tidak diperkenankan membasmi, menebang, atau merusak pohon-pohon

atau pagar hidup kecuali yang ada di dalam batas-batas penggalian atau yang jelas diberi tanda pada gambar-gambar, dan harus mendapat izin dari Tim Teknis / Konsultan Supervisi.

- Pohon-pohon yang tidak diperkenankan disingkirkan dan yang mungkin dapat

menjadi rusak karena pelaksanaan pekerjaan harus dilindungi dengan memakai papan-papan yang kuat, diikat sekeliling batangnya.

- Sebelum memulai penggalian, Pemborong harus yakin bahwa permukaan tanah

baik setempat maupun garis transis yang tertera dalam gambar adalah benar. Jika ia tidak merasa puas dengan ketelitian permukaan tanah, maka dalam waktu 21 hari setelah tanggal SPK, ia harus memberitahukan secara tertulis kepada Tim Teknis / Konsultan Supervisi.

- Tanah yang ada tanaman harus digali terpisah dari tanah yang tidak ada

tanamannya, menggalinya rata sedalam 20 cm dan tanah galiannya harus dipakai bahan urugan.

2.2.2. PEKERJAAN GALIAN TANAH

1. Penggalian

- Penggalian harus dilaksanakan menurut yang disyaratkan mengenai panjangnya,

dalamnya, serongan-serongan dan kelokan-kelokan yang diperlukan untuk konstruksi pekerjaan-pekerjaan, atau seperti yang tertera dalam gambar, dan tanah kelebihannya dipergunakan sebagai urugan atau dibuang dengan persetujuan Tim Teknis / Konsultan Supervisi.

- Sebelum penggalian tanah untuk pondasi dimulai harus dilakukan penggalian top soil sedalam 20 cm dari permukaan tanah.

2-4

- Lapisan lumpur harus diangkat dan diganti dengan tanah urug yang disetujui. Akar-akar bekas tanaman harus diangkat sampai bebas akar.

2. Tulang-belulang dan Bekas Kuburan

Jika ditemukan tulang-belulang atau bekas kuburan di lokasi pada waktu pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus memberikan perlindungan secukupnya sampai Tim Teknis / Konsultan Supervisi mengadakan peninjauan dan memberikan perintah-perintah selanjutnya. Tidak ada perpanjangan waktu yang diberikan atas terganggunya pekerjaan yang disebabkan oleh penemuan seperti itu.

3. Galian Supaya Tidak Digenangi Air

Pemborong harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air yang berasal dari hujan, dari parit, banjir, mata air atau lain-lain sebab, dengan jalan memompa, menimba, menyalurkan ke parit-parit atau lain-lain, dan biaya untuk pekerjaan-pekerjaan tersebut harus dianggap telah masuk harga kontrak.

4. Lanjutan Pekerjaan Setelah Penggalian Selesai

Pemborong tidak diperkenankan membiarkan sampai lama galian, sumuran dan sebagainya yang tidak diperlukan, tapi harus segera setelah galian disetujui, memulai tahap pembangunan berikutnya. Ini akan memerlukan koordinasi yang ketat antara pihak yang bersangkutan/ terkait.

5. Galian yang Dalamnya Melebihi yang Dikehendaki

Bilamana sesuatu galian telah dilaksanakan, dalamnya melebihi yang dikehendaki maka Pemborong harus mengisi galian yang terlalu dalam itu dengan bahan yang sama seperti yang ditentukan untuk pondasi atau dengan beton jenis ( 1 : 3 : 5 ) atas biaya pemborong dan tidak ada penggantian pembayaran untuk penggalian atau pengurugan kembali, juga tidak untuk pembuangan tanah galiannya.

6. Menyangga Pinggir-pinggir Galian

Pemborong bertanggung jawab untuk menyangga pinggir-pinggir semua galian dan tidak ada tuntutan yang bakal dipertimbangkan untuk galian tambahan, pekerjaan menembok bahan atau cara pembuatan lainnya dalam hal ini. Pemborong harus bertanggung jawab atas kerusakan terhadap bangunan lain di tempat pekerjaan atau jalan umum, gedung dan lain-lain yang diakibatkan oleh runtuhnya pinggir-pinggir dan tanggul galian-galian.

2-5

2.2.3. PEKERJAAN TANAH URUGAN

1. Umum

- Lapisan tanah paling atas harus dibuang dan permukaan tanah harus digilas untuk

mencapai 90% kepadatan maksimum standard proctor atau ASTM D1557 dengan ketebalan pengurugan 15 cm sebelum menebarkan lapisan urugan berikutnya.

- Semua bahan urugan atau pengurugan kembali harus disetujui oleh Tim Teknis /

Konsultan Supervisi sebelum dipakai. Bahan tanah urug harus granulair dengan keadaan clay tidak lebih dari 20 % .

2. Pelaksanaan Pengurugan

- Pengurugan harus dilakukan lapisan demi lapisan yang tebalnya 15 cm tanah buyar

dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum. Jika tidak ada persetujuan sebelumnya dari Tim Teknis / Konsultan Supervisi, pemadatan tersebut tidak dengan dibasahi air.

- Pemadatan urugan dengan memakai alat penggilas bobot 8 ton, yang telah disetujui

atau alat lainnya yang sesuai dengan persetujuan Tim Teknis / Konsultan Supervisi.

- Daerah tapak bangunan, jalan dan tempat parkir dipadatkan sampai 90 % kepadatan maksimum, Standar test ASTM D 1557 / Standard Proctor.

3. Pemeriksaan Penggalian dan Pengurugan

- Penggalian dan pengurugan harus diperiksa dan disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi sebelum tahap pembangunan selanjutnya dimulai.

- Pengurugan tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi atau lain-lain yang dibangun

yang akan ditutup atau tersembunyi oleh tanah urugan diperiksa dulu oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi.

- Dalam hal pengurugan, jika bagian-bagian yang dipadatkan sudah siap, Tim Teknis

/ Konsultan Supervisi harus segera diberitahu, agar segera mengatur untuk mengadakan pengujian kepadatan. Pengujian dengan sand cone test dilakukan pada

setiap lapisan setebal 15 cm yang telah dipadatkan.

- Kayu-kayu, sampah dan lain-lain tidak boleh dibiarkan tertinggal pada waktu

pengurugan dilaksanakan, kecuali jika ada persetujuan dari Tim Teknis / Konsultan Supervisi.

2-6

4. Pengurugan

Pengurugan sekitar pondasi, septic-tank, dan lain-lain yang sudah dibangun harus dilaksanakan sekaligus berturut-turut dan tidak boleh melakukannya terpisah-pisah kecuali jika ada persetujuan Tim Teknis / Konsultan Supervisi.

5. Perataan Terakhir

- Daerah-daerah yang diurug atau digali yang tercantum di dalam kontrak ini, harus diratakan hingga sama halusnya dan tidak ada permukaan yang tidak rata. - Bilamana ada perubahan kemiringan yang dikehendaki, maka harus diusahakan

agar terjadi peralihan penampang yang lengkung tanpa ada perubahan yang mencolok.

- Di sekitar bangunan dan lain-lain yang didirikan dibuat suatu kemiringan yang

tidak kurang dari 2 %, kecuali jika ada penentuan lain atau ditunjukan pada gambar.

2-7