Pendekatan Tahlili Maksud tafsir tahlili atau ijmali atau juz’i adalah metode kajian
D. Pendekatan Tahlili Maksud tafsir tahlili atau ijmali atau juz’i adalah metode kajian
al-Qur’an dengan menganalisis secara kronologis dan memapar- kan berbagai aspek yang terkandung dalam ayat-ayat al-Qur’an sesuai dengan urutan bacaan yang terdapat dalam urutan mu- shaf ‘Uthmani. Ternyata menurut sejumlah ilmuwan, metode yang sebagian ilmuan menyebutnya dengan metode kajian at- omistik atau metode kajian yang bersifat parsial ini memiliki beberapa kelemahan. Quraish Shihab berpendapat, satu akibat dari pemahaman al-Qur’an berdasar ayat demi ayat secara ter- pisah adalah al-Qur’an terlihat seolah sebagai petunjuk yang ter- pisah-pisah (Shihab, 1996: 112).
Model Pendekatan Kajian Teks-teks Islam: Studi Al-Qur’an
Tafsir ini juga sering disebut sebagai pendekatan analitik. Yaitu suatu pendekatan tafsir ayat demi ayat, sesuai dengan urutan surat al-Qur’an. Pendekatan ini mengikuti teks al-Qur’an dan memaparkannya dalam pengalan-pengalan ayat, serta men- jelaskannya atas dasar makna literal/harfiah, tradisi, atau ayat- ayat lain yang memiliki makna atau kata serupa dengan ayat yang sedang dibahas. Metode analitik ini telah menciptakan kemajuan historis secara bertahap sebelum mencapai bentuknya yang sekarang. Metode ini dimulai sejak masa sahabat dan tabiin, dan memperoleh bentuk final dan luasnya pada karya Ibnu Majjah, al-Tabari dan lainnya.
Tujuan metode analitik adalah memahami makna firman Tuhan yang bermanfaat bagi banyak orang pada permulaan masa Islam. Sejalan dengan waktu dan semakin jauh dari periode turunnya wahyu, dengan seluruh perkembangan dan perubahan lingkungan, makna kata-kata dari firman menjadi sulit untuk dipahami. Perkembangan metode analitik mengikuti pertumbuhan ketidakpastian dalam memahami teks al-Qur’an dan keraguan dalam menentukan maksud Tuhan, sehingga pada akhirnya metode ini memperoleh bentuknya yang paling akhir dalam bentuk tafsir ensiklopedik yang dimulai dari surat al-Fatihah dan diakhir dengan surat al-Nas, yang memaparkan ayat demi ayat. Ini karena makna-makna harfiah dari banyak ayat perlu penjelasan, analisis, da penekanan sesuai dengan perjalanan waktu.
Metode analitik pada hakikatnya tidak bermaksud menaf- sirkan suatu ayat dengan mengabaikan ayat-ayat lainnya, dan tidak bermaksud menolak bantuan ayat lain dalam memahami ayat yang sedang dibahas. Metode ini mempergunakan ayat lain untuk menafsirkan suatu ayat tertentu, dan untuk itu juga diper-
78 Zakiyuddin Baidhawy 78 Zakiyuddin Baidhawy
Hasil-hasil dari metode analitik dalam tafsir ini adalah kumpulan makna-makna al-Qur’an yang sangat luas namun terpisah-terpisah satu sama lain. Inilah yang membuat kita sadar bahwa banyak gagasan dan ajaran al-Qur’an yang tidak saling berhubungan dan berdiri sendiri sehingga tidak memungkinkan bagi kita untuk mengidentifikasi hubungan antara ayat-ayat atau menemukan pola pemahaman. Dengan metode ini pula, kita tidak mungkin memahami pandangan al-Qur’an tentang berbagai lapisan aktivitas manusia. Jadi, apa yang kita hadapi ialah sekumpulan fakta yang sangat luas sehingga kita sulit membuat hubungan dan jalinan antara fakta-fakta itu, yang dapat membawa kita pada formasi gagasan-gagasan yang tersusun guna menangkap pandangan al-Qur’an mengenai beragam bidang dan lapisan kegiatan manusia. Tafsir analitik/ tahlili tidak dapat mencapai tujuan ini, dan jika dapat tercapai, namun itu bukan tujuan utamanya (al-Shadr, 1989).
Pemahaman sepotong-potong yang dihasilkan oleh kecen- derungan tafsir analitik ini tentu saja dapat membawa pada berkembangnya beberapa konflik keagamaan dalam Islam, karena tafsir ini mendorong individu atau kelompok Muslim tertentu menemukan dan menggunakan ayat tertentu untuk membenarkan posisi mereka, mengklaimnya benar dan meng- kristalkan pengelompokkan di antara mereka sendiri. Ini terjadi dalam banyak persoalan kalam (teologi) seperti masalah kebe- basan dan nasib manusia. Kekurangan-kekurangan ini melahir-
Model Pendekatan Kajian Teks-teks Islam: Studi Al-Qur’an Model Pendekatan Kajian Teks-teks Islam: Studi Al-Qur’an