Tantangan Islam Liberal Meskipun ada sebagian Muslim yang mempunyai dasar-dasar

C. Tantangan Islam Liberal Meskipun ada sebagian Muslim yang mempunyai dasar-dasar

pijakan yang sama dengan kaum liberal Barat, Islam liberal bukan berarti tanpa celaan. Sebagian mengklaim bahwa Islam liberal tidak otentik, ia merupakan kreasi Barat dan tidak mencerminkan tradisi Islam yang sejati. “Gerakan otentisitas”

MODEL KAJIAN PEMIKIRAN ISLAM: Kajian tentang Islam Liberal

Salah satu karakteristik penting dari persoalan mengenai otentisitas adalah gagasan bahwa kita dapat mengambil sebuah budaya dan meletakkannya dalam sebuah kotak. Artinya, budaya dapat didefinisikan sebagai entitas yang mempunyai ciri-ciri tersendiri, terpisah dari budaya-budaya lain dengan ikatan-ikatan yang sangat ketat. Dalam realitas, ikatan-ikatan tersebut sama sekali tidak seketat yang diperkirakan. Di Uzbekistan misalnya, pemerintah menyatakan bahwa perayaan Tahun Baru Now Ruz ditemukan di Asia Tengah, bukan di Iran, sehingga seolah-olah praktik-praktik kultural menjadi kurang berharga bila diimpor dari tempat lain.

Bagian lain dari semakin meningkatnya kebutuhan akan pemilikan budaya ini adalah kebingungan kritik terhadap sesuatu atau orang-orang yang tidak cukup otentik. Karena Islam liberal berbagi kepedulian dengan liberalisme Barat, sebuah kritik mengklaim bahwa Islam liberal bukanlah interpretasi yang valid tentang agama Islam, karena jika ia Barat, maka ia tidak dapat dikatakan islami. Oposisi biner semacam ini mengabaikan keberlimpahan historis muatan-muatan pengaruh dan pinjaman kultural yang membuka batas-batas negara.

Bila keberatan pertama bahwa Islam liberal itu tidak otentik dan karenanya salah, keberatan kedua menyatakan bahwa Islam liberal tidak bisa ditolerir meskipun ia benar atau salah. Gai Eaton

242 Zakiyuddin Baidhawy

(1985: 2), seorang Muslim Inggris, menyebut Muslim liberal sebagai “Paman Toms”. Sebutan “Paman Toms” adalah istilah “cibiran” yang digunakan oleh orang-orang Afro-Amerika untuk menjelaskan orang kulit hitam yang sangat merendahkan kulit putih. Pada hakikatnya, Eaton menyebut Islam liberal sebagai pengkhianatan terhadap Islam. Menurut cara berpikir Eaton, pandangan-pandangan Islam liberal tidak hanya salah, baik benar maupun salah, bahkan pandangan Islam liberal secara publik telah melemahkan dunia Islam dalam perjuangannya melawan Barat.

Di Iran misalnya, perasaan terkepung oleh pihak asing, Amerika khususnya dan kebencian sedemikian kuat sehingga agar tetap survival, para politisi harus membuktikan diri bahwa mereka tidak bersikap lunak terhadap “The Great Satan” (Kurzman, 1998b: 63-72). Para politisi Iran yang ingin bernegosiasi dengan Barat, atau mengembangkan gagasan tentang demokrasi, HAM, dan isu-isu lain, akan segera dilabeli oleh para politisi oposan sebagai “soft on Satan”. Pola semacam ini sudah biasa dan merusak pandangan-pandangan liberal.

Bahkan presiden Iran yang moderat sekalipun, Mohammad Khatami, yang memojokkan kaum liberal dalam kampanye 1997, barangkali bertujuan untuk menghindarkan diri dari kri- tik serupa atas dirinya. Dalam sebuah pidatonya di Tehran Uni- versity pada 4 Mei 1997, Khatami mengemukakan tema-tema liberal seperti: “Pemerintah harus menyediakan lingkungan yang aman bagi rakyat sehingga mereka dapat mengeluarkan pendapat tentang isu-isu internal dan urusan-urusan ekonomi. Kita harus mempelajari Barat, sumber dari seluruh transforma- si”. Pada saat yang sama ia menuduh kaum liberal yang menjadi

MODEL KAJIAN PEMIKIRAN ISLAM: Kajian tentang Islam Liberal

Kebodohan Barat juga merupakan tantangan lain bagi Islam liberal. Selama berabad-abad Barat membangun citra Islam sebagai “the other” (orang lain), mengidentikan Islam dengan anasir yang paling eksotik (baca: primitif). Agama Islam sama dengan fanatisme, menurut Voltaire. Otoritas Islam disamakan dengan despotisme, sebagaimana pandangan Montesqieu dengan sebutan “oriental despotism”. Tradisi Islam disamakan dengan keterbelakangan dan primitif dalam bahasa Ernest Renan:

“Islam adalah negasi paling sempurna atas Eropa... Islam adalah penghinaan atas sains, menekan civil society. Ia merupakan penyederhanaan yang paling menggusarkan atas semangat semitik, membatasi pikiran manusia, menutup diri dari gagasan-gagasan yang cemerlang, dari seluruh sentimen pemamahan, dari semua penelitian ilmiah, dengan tujuan untuk menjaga tautologi abadi bahwa “Tuhan adalah Tuhan” (Renan 1947: 333).

Di samping bias, kebijakan Barat harus memahami lebih baik distingsi dalam gerakan-gerakan Islam. Sebagai contoh adalah kasus Aljazair. Front de Salvation Islamique (FIS) terbagi dalam dua fraksi --liberal dan radikal. Selama pemilihan umum akhir 1991 dan awal 1992, sayap liberal memperoleh pengaruh besar. Para pemimpinnya mengendalikan kebijakan-kebijakan kelompok, para kandidatnya berpengalaman dan mempunyai peluang besar untuk berkuasa. Abbasi Madani, pemimpin fraksi liberal, membuat sejumlah pernyataan yang bertujuan untuk

244 Zakiyuddin Baidhawy 244 Zakiyuddin Baidhawy

FIS memenangkan 81 suara pada putaran pertama pemilu 1991 dan menduduki tempat yang hampir sama baiknya pada putaran kedua awal Januari 1992. Seketika itu pula Militer Aljazair yang didukung Perancis dan USA membatalkan hasil pemilu, melarang FIS dan memenjarakan para pemimpinnya. Akibatnya, kaum liberal dalam gerakan Islam secara keseluruh- an telah dipojokkan karena dipandang telah mengupayakan kemenangan di dalam aturan-aturan demokrasi. Sayap radikal menang dan membunuh para aktivis Islam liberal yang keberatan terhadap kekerasan, seperti Muhammad Said dan Abderrazak Redjam yang terbunuh pada 1995. Ketidakmampuan Barat me- yakini adanya Islam liberal telah membuktikan ramalan yang dibuatnya sendiri.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENANGANI KELUHAN PELANGGAN SPEEDY ( Studi Pada Public Relations PT Telkom Madiun)

32 284 52