Hasil studi epidemiologi menunjukkan bahwa peningkatan mendadak kasus pencemaran udara juga akan meningkatkan angka kasus kesakitan dan kematian akibat
penyakit saluran pernapasan. Pada situasi tertentu, gas CO dapat menyebabkan kematian mendadak karena daya afinitas gas CO terhadap haemoglobin darah
menjadi methaemoglobin yang lebih kuat dibandingkan daya afinitas O
2
b. Efek lambat
sehingga terjadi kekurangan gas oksigen di dalam tubuh
Pencemaran udara diduga sebagai salah satu penyebab bronkhitis kronis dan kanker paru primer. Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran udara, antara lain, emfisema
paru, asbestosis, bisinosis, asma. 4.
Efek pencemaran udara oleh limbah karet terhadap kesehatan a.
Keracunan ammonia melalui pernapasan dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan, batuk, muntah, faring menjadi merah. Dalam bentuk gas dapat
menyebabkan rangsangan dengan membentuk gelembung-gelembung kecil berisi air pada selaput lendir mata. Jika tumpah dan terkena kulit maka kulit akan terasa seperti
terbakar dan kering. b.
Asam cuka yang masuk lewat pencernaan dapat menyebabkan sakit pada saluran percernaan berupa nyeri pada mulut, paring dan perut. Muntah-muntah, diare.
c. Akibat penggunaan kayu sebagai bahan bakar dalam proses pengasapan, maka asap
yang dihasilkan dapat menyebabkan gangguan saluran pernapasan serta batuk.
2.3.7. Indikator Pencemaran Udara
Universitas Sumatera Utara
Indikator yang paling baik dalam menentukan derajat suatu kasus pencemaran adalah dengan cara mengukur atau memeriksa konsentrasi gas sulfurdioksida, indeks asap, serta
partikel-partikel debu di udara. 1.
Gas Sulfur Dioksida Gas sulfur oksida merupakan gas pencemar di udara yang konsentrasinya paling
tinggi di daerah kawasan industri dan daerah perkotaan. Gas ini dihasilkan dari sisa pembakaran batubara dan bahan bakar minyak. Di dalam setiap survei pencemaran
udara, gas ini selalu diperiksa. 2.
Indeks Asap Berikut cara pengunanaan indeks asap smoke atau sciling index: sampel udara
disaring dengan sejenis kertas paper tape dan diukur densitasnya dengan alat fotoelektrik meter. Hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan Coh Units Per 1000
Linear Feet dari sampel udara. Indeks asap ini sangat bervariasi dari hari ke hari dan bergantung pada perubahan iklim.
3. Partikel Debu
Pertikel-pertikel berupa debu dan arang dari hasil pembakaran sampah dan industri merupakan salah satu indikator yang dipergunakan untuk mengukur derajat
pencemaran udara. Hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan milligram atau microgram per meter kubik udara.
Indikator pencemaran udara pada pabrik karet berupa Nilai Ambang Batas kepmenkes 405menkes SKXI2002
a. Parameter ammonia : 35 mgm
b. Parameter asam cuka : 25 mgm
3 3
Universitas Sumatera Utara
c. Parameter karbon dioksida : 9000 mg m
d. Parameter nitrogen oksida : 30 mg m
3
e. Parameter nitrogen dioksida: 30 mg m
3
2.3.8. Tindakan Pencegahan dan Pengendalian
3
Untuk menanggulangi pencemaran udara yang terjadi di permukaan bumi ini, perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan dan pengendaliannya. Beberapa batasan prosedur
pencegahan dan pengendalian pencemaran udara yang diajukan dalam Research into Environmental Pollutan WHO tahun1968, antara lain :
1. Containment
Containment merupakan suatu upaya penanggulangan untuk mencegah masuknya gas-gas toksik secara langsung ke dalam udara bebas. Upaya ini dilakukan dengan
cara memasang saringan atau filter pada alat pembuangan agar konsentrasi gas yang keluar masih berada dalam batas baku mutu emisi yang diperbolehkan dan tidak
mengganggu kesehatan. 2.
Replacement Tujuan dari replacement adalah mengganti perlengkapan dan sumber energi yang
banyak mengakibatkan pencemaran dengan yang perlengkapan dan sumber energi yang kurang mengakibatkan pencemaran. Contoh, mengganti bahan bakar batubara
dengan tenaga listrik. 3.
Dilution Dilution merupakan suatu upaya untuk mengencerkan bahan pencemar. Upaya ini
dapat berlangsung secara alami dengan membangun daerah-daerah hijau. Daerah
Universitas Sumatera Utara
hijau tersebut merupakan suatu kawasan yang ditanami dengan tumbuhan yang rindang dan ditempakan diantara lokasi permukiman dan kawasan industri.
4. Legislation
Upaya legislation diwujudkan dengan adanya peraturan dan perundangan yang dikeluarkan untuk melindungi tenaga kerja, masyarakat umum, dan untuk
melestarikan lingkungan hidup. 5.
International Action WHO telah membentuk suatu jaringan internasional berupa laboratorium-
laboratorium yang bertugas memantau dan mempelajari kasus-kasus pencemaran udara. Jaringan internasional tersebut berpusat di London dan Washington, sedangkan
jaringan laboratorium lainnya di Moskow, Singapura, dan Tokyo.
2.4. Polusi Udara Di Dalam Ruangan Pabrik Karet 2.4.1. Ammonia NH