Khairu Rizki : Analisa Kasustindak Pidana Memberikan Ijazah Tanpa Hak Studi Putusan PN Medan Reg. NO. 1932Pid.B2005PN.MDN, 2008.
USU Repository © 2009
maka berlakulah ketentuan dalam UU Korupsi itu lihat Pasal 14 UU No. 31 Tahun 1999.
33
Demikian pulalah dengan ketentuan KUHP. Karena aturan umum KUHP membedakan antara “aturan umum untuk kejahatan” dan “aturan umum untuk
pelanggaran”, maka apabila aturan umum KUHP itu akan juga diberlakukan terhadap UU di luar KUHP berdasarkan Pasal 103, maka UU di luar KUHP itu
juga harus menyebut kualifikasi yang jelas dari tindak pidana yang diaturnya, apakah merupakan “kejahatan” atau “pelanggaran”.
B. Masalah Subjek Tindak Pidana
Memperhatikan perumusan tindak pidana dalam Pasal 67, 68 dan 69 yang diuraikan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa yang dapat menjadi subjek tindak
pidana tidak hanya “orang” secara pribadi, namun juga organisasi dan penyelenggara pendidikan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa subjek tindak pidana memberikan ijazah tanpa hak dapat juga berupa korporasi, walaupun tidak secara
eksplisit disebutkan dalam perumusan tindak pidana. Apabila diperhatikan perumusan tindak pidana dalam Pasal 67 sampai
dengan Pasal 71, maka subjek tindak pidana berupa korporasi hanya ditujukan untuk tindak pidana yang secara tegas menyebutkan bahwa pelakunya adalah
“organisasi atau penyelenggara pendidikan. Jadi, korporasi yang dapat menjadi subjek tindak pidana memberikan ijazah tanpa hak bukanlah semua korporasi,
33
Barda Nawawi Arief, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Penanggulangan Kejahatan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, h. 151.
Khairu Rizki : Analisa Kasustindak Pidana Memberikan Ijazah Tanpa Hak Studi Putusan PN Medan Reg. NO. 1932Pid.B2005PN.MDN, 2008.
USU Repository © 2009
melainkan hanya “korporasi yang memberikan ijazah, sertifikat kompetensi, gelar akademik, profesi, danatau vokasi tanpa hak.
Sekiranya organisasi atau penyelenggara pendidikan itu adalah korporasi, menjadi masalah siapakah yang dapat dituntut dan dijatuhi pidanasanksi, karena
di dalam UU Sisdiknas ini tidak ada ketentuan umum mengenai pertanggungjawaban korporasibadan hukum” seperti misalnya diatur dalam Pasal
15 ayat 1 UU NO. 7Drt. Tahun 1955 Tindak Pidana Ekonomi, Pasal 25 ayat 1 UU No. 32 Tahun 1964 Lalu Lintas Devisa, Pasal 39 ayat 1 UU No. 3
Tahun 1989 Telekomunikasi, Pasal 35 ayat 1 UU No. 3 Tahun 1982 Wajib Daftar Perusahaan, Pasal 46 ayat 1 UU No. 7 Tahun 1992 jo. UU No.10 Tahun
1998 Perbankan, Pasal 46 ayat 1 UU No. 23 Tahun 1997 Lingkungan Hidup dan Pasal 20 ayat 1 UU No. 31 Tahun 1999 Tindak Pidana Korupsi.
34
1 Badan hukum, perseroan, perkumpulan, atau yayasan;
Seharusnya dimuat suatu ketentuan dalam Ketentuan Pidana UU Sisdiknas ini bahwa tindak pidana memberikan ijazah tanpa hak dapat dilakukan oleh orang
perorangan atau oleh korporasi. Dimana pidana terhadap tindak pidana yang dilakukan oleh korporasi dijatuhkan kepada:
2 Mereka yang memberi perintah melakukan tindak pidana atau yang bertindak
sebagai pimpinan dalam melakukan tindak pidana; atau 3
Kedua-duanya.
35
34
Ibid, h. 240.
35
Sebagaimana dimuat dalam Lampiran Undang-Undang No. 10 tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan pada Bab I, Bagian C.3 tentang Ketentuan Pidana
Khairu Rizki : Analisa Kasustindak Pidana Memberikan Ijazah Tanpa Hak Studi Putusan PN Medan Reg. NO. 1932Pid.B2005PN.MDN, 2008.
USU Repository © 2009
C. Jenis Sanksi