Tentang Pemberian Ijazah Tinjauan Kepustakaan

Khairu Rizki : Analisa Kasustindak Pidana Memberikan Ijazah Tanpa Hak Studi Putusan PN Medan Reg. NO. 1932Pid.B2005PN.MDN, 2008. USU Repository © 2009

3. Tentang Pemberian Ijazah

Berdasarkan Pasal 61 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, dapat disimpulkan bahwa ijazah adalah salah satu bentuk sertifikat selain sertifikat kompetensi yang diberikan kepada peserta didik 25 sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar danatau penyelesaian suatu jenjang pendidikan 26 setelah ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan 27 yang terakreditasi 28 c Diberikan kepada peserta didik . Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk dapat diberikannya suatu ijazah yang sah menurut hukum harus dipenuhi unsur-unsur antara lain: Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa ijazah hanya dapat diberikan kepada peserta didik yang telah terdaftar pada suatu satuan pendidikan sehingga tidak boleh pemberian ijazah kepada yang bukan peserta didik. 25 Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu Pasal 1 angka 4 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. 26 Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdsarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan Pasal 1 angka 8 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas. 27 Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan Pasal 1 angka 10 UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas 28 Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dalam satuan pendidikan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan Pasal 1 angka 22 UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas. Khairu Rizki : Analisa Kasustindak Pidana Memberikan Ijazah Tanpa Hak Studi Putusan PN Medan Reg. NO. 1932Pid.B2005PN.MDN, 2008. USU Repository © 2009 Dalam Bab V Pasal 12 Undang-undang No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, diatur mengenai hak dan kewajiban peserta didik yaitu antara lain: 1 Hak peserta didik: 29 a. mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama; b. mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannnya; c. mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orangtuanya tidak mampu membiayai pendidikannya; d. mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orangtuanya tidak mampu membiayai pendidikannya; e. pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara; f. menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan. 2 Kewajiban Peserta didik: 30 a. menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan; 29 Pasal 12 ayat 1 UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas. 30 Pasal 12 ayat 2 UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas. Khairu Rizki : Analisa Kasustindak Pidana Memberikan Ijazah Tanpa Hak Studi Putusan PN Medan Reg. NO. 1932Pid.B2005PN.MDN, 2008. USU Repository © 2009 b. ikut menanggung biaya penyelengggaraan pendidikan, kecuali bagi peserta didik yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal tersebut berlaku pula bagi warganegara asing yang menjadi peserta didik pada satuan pendidikan yang diselenggarakan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. d Sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar danatau penyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah lulus ujian Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada Pasal 14 disebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas: 1 pendidikan dasar; 2 pendidikan menengah; 3 pendidikan tinggi. e Diselengggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi Dalam Pasal 53 Undang-undang Sisdiknas tersebut, disebutkan bahwa penyelenggaraan danatau satuan pendidikan formal yang didirikan oleh pemerintah atau masyarakat berbentuk badan hukum pendidikan. Jadi, satuan pendidikan yang dimaksudkan haruslah berbentuk badan hukum. Kemudian dalam Bab XVII Pasal 62 UU Sisdiknas disebutkan mengenai syarat-syarat bagi setiap satuan pendidikan formal dan nonformal untuk memperoleh izin pendirian satuan pendidikan sehingga berhak menyelenggarakan program pendidikan dan memberikan ijazah, gelar akademik, profesi atau vokasi Khairu Rizki : Analisa Kasustindak Pidana Memberikan Ijazah Tanpa Hak Studi Putusan PN Medan Reg. NO. 1932Pid.B2005PN.MDN, 2008. USU Repository © 2009 yaitu antara lain meliputi: isi pendidikan, jumlah dan kualifikasi pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana pendidikan, pembiayaan pendidikan, sistem evaluasi dan sertifikasi serta manajemen dan proses pendidikan. Dalam hal pendirian satuan pendidikan berbentuk universitas, Dra. Hafni Oemry, Kepala bagian Administrasi Akreditasi dan Kelembagaan Kopertis Wilayah I Sumut-NAD 31 1 mempunyai organisasi perguruan tinggi yang mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999; , menjelaskan bahwa syarat pendirian universitas adalah sebagai berikut: 2 jumlah minimal untuk program studi pada universitas: mewakili 3 kelompok disiplin ilmu, 6 IPA dan 4 IPS; 3 mempunyai dosen tetap minimal: untuk jenjang S-1 minimal 2 orang S-2 dan 4 orang S-1 untuk setiap program studi; 4 dosen tetap yang mempunyai kualifikasi jenjang jabatan akademik 5 mempunyai laboratorium dasar; 6 mempunyai nisbah dosen 1:30 untuk bidang IPS dan 1:20 untuk bidang IPA; 7 mempunyai tenaga administrasi tetap untuk jenjang S-1 6 orang dengan kualifikasi pendidik minimal 1 orang S-1 dan 2 orang diploma; 8 Mempunyai tenaga penunjang akademik tetap minimal 3 orang dengan kualifikasi pendidikan minimal diploma; 9 Mempunyai mahasiswa untuk universitas minimal 1000 orang; 10 Mempunyai ruang kuliah 0,5 m2 per mahasiswa; 31 Berita Acara Pemeriksaan Saksi Kasus PN Medan Reg. No. 1932Pid.B2005PN.Mdn Khairu Rizki : Analisa Kasustindak Pidana Memberikan Ijazah Tanpa Hak Studi Putusan PN Medan Reg. NO. 1932Pid.B2005PN.MDN, 2008. USU Repository © 2009 11 Mempunyai ruang dosen tetap 4 m2 per orang; 12 Mempunyai ruang administrasikantor 4 m2 per orang; 13 Mempunyai ruang perpustakaan 1 judul buku per mata kuliah dan berjumlah 10 dari jumlah mahasiswa; 14 Kurikulum mengacu pada SK Mendiknas No. 232U2000 dan SK 045U2002.

F. Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Medepleger Yang Dinyatakan Bersalah Tanpa Di Pidananya Pleger Dalam Perkara Tindak Pidana Pembunuhan Berencana (Tinjauan Yuridis Putusan PN NO: 2442/PID.B/2011/PN-MDN)

3 118 106

Analisis Yuridis Terhadap Tindak Pidana Korupsi di Bidang Perbankan (Studi Putusan PN Jakarta Selatan No: 2068/Pid. B/2005/Pn.Jak.Sel)

1 57 168

Analisis Hukum Terhadap Sifat Melawan Hukum Dalam Tindak Pidana Korupsi (Studi Putusan No. Reg. 1576/Pid. B/2010/PN. Medan)

4 52 110

Analisis Yuridis Atas Perbuatan Notaris Yang Menimbulkan Delik-Delik Pidana (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan NO. 2601/Pid.B/2003/PN.Mdn)

0 60 119

Analisis Hukum Terhadap Putusan Bebas Dalam Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan No. 63 K/Pid/2007)

1 72 106

Pertanggungjawaban Pidana Anggota Polri Terhadap Penggunaan Senjata Api Tanpa Prosedur (Studi Terhadap Putusan PN BINJAI No.239/Pid.B/2007/PN-Binjai)

1 52 120

Analisa Kasus Tindak Pidana Memberikan Ijazah Tanpa Hak (Studi Putusan PN Medan Reg. NO. 1932/Pid.B/2005/PN.MDN)

4 52 94

Analisis Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pemalsuan Ijazah (Studi Putusan Hakim No. 945/PID.B/2010/PN.TK)

0 4 71

Pertanggungjawaban Pidana Pengurus Yayasan Yang Melakukan Tindak Pidana Penyelenggaraan Pendidikan Tanpa Izin (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Ri Nomor 275 K/ Pid.Sus/ 2012 Tentang Yayasan Uisu)

0 0 9

Analisis Putusan Pengadilan Terkait Penerapan Pidana Bersyarat Terhadap Anak Sebagai Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan Nomor 227/Pid.Sus/2013/Pn.Bi)

0 0 9