Meyranda Lista Purba : Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Produsen Psikotropika Menurut UU No.5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika Study Kasus Reg. No.3142Pid B2006PN.SBY, No. 256Pid2007PT.SBY, No.
455KPID,SUS2007, 2008. USU Repository © 2009
menemukan pabrik ekstesi di Serang, Banten pada pertengahan Nopember 2005,
3
1. Bagaimana ketentuan pidana terhadap produsen psikotropika menurut
Undang-Undang No.5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. dan pada Tahun 2007 semakin banyak pabrik ekstasi yang terungkap di Indonesia
terutama di daerah Batam dan Jakarta. Berdasarkan uraian diatas, penulis menganggap perlu meneliti
bagaimanakah ketentuan sanksi pidana dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1997 terhadap orang perorangan maupun korporasi yang telah memproduksi
psikotropika tanpa izin atau secara illegal.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan maka yang menjadi permasalahan adalah sebagai berikut:
2. Apa yang menjadi faktor penyebab timbulnya produsen psikotropika di
Indonesia. 3.
Bagaimana penerapan hukum terhadap produsen psikotropika di Indonesia.
1. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui bagaimana ketentuan pidana terhadap produsen psikotropika menurut Undang-Undang No.5 Tahun 1997 tentang
Psikotropika.
3
http: www.kompas.com
, 23 Desember 2005, Hal. 1
Meyranda Lista Purba : Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Produsen Psikotropika Menurut UU No.5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika Study Kasus Reg. No.3142Pid B2006PN.SBY, No. 256Pid2007PT.SBY, No.
455KPID,SUS2007, 2008. USU Repository © 2009
2. Untuk mengetahui apa yang menjadi factor timbulnya produsen psikotropika
di Indonesia. 3.
Serta bagaimana penerapan hukum terhadap produsen psikotropika di Indonesia.
Dalam penelitian ini ada 2 dua manfaat, yaitu: C.
Manfaat Teoritis D.
Bagi penulis sebagai mahasiswa program pidana, untuk lebih memperdalam ilmu khususnya pengetahuan pidana sesuai
dengan program yang diambil E.
Untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya hukum pidana.
F. Manfaat Praktis
Diharapkan melalui penulisan skripsi ini dapat memberikan masukan bagi aparat penegak hukum dalam menyelesaikan permasalahan khususnya mengenai
kejahatan produsen psikotropika yang semakin meningkat di Indonesia.
2. Keaslian Penulisan
Penulisan skripsi ini adalah asli dari ide, pemikiran, gagasan dan usaha penulis sendiri tanpa adanya penjiplakan dari hasil karya orang lain yang dapat
merugikan pihak-pihak tertentu,namun apabila terdapat kesamaan maka untuk itu penulis dapat bertanggungjawab atas keaslian penulisan sekripsi ini.
3. Tinjauan Kepustakaan
Meyranda Lista Purba : Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Produsen Psikotropika Menurut UU No.5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika Study Kasus Reg. No.3142Pid B2006PN.SBY, No. 256Pid2007PT.SBY, No.
455KPID,SUS2007, 2008. USU Repository © 2009
1. Pengertian Psikotropika dan Perkembangannya
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis buka narkotika, yang berkasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif dari susunan saraf
pusat yang menyebabkan prubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku.
4
Pengertian tersebut menekankan adanya pembatasan ruang lingkup pengertian psikotropika yang dipersempit, yaitu zat atau obat yang bukan narkotika, dengan
maksud agar tidak berbenturan dengan ruang lingkup narkotika.
5
a. Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat
digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Pada dasarnya psikotropika adalah obat atau zat yang sanggat penting dan
berguna dalam pengobatan, akan tetapi pemakaian psikotropika yang berlangsung lama tanpa pengawasan dan pembatasan kesehatan dapat menimbulkan dampak
yang lebih buruk, tidak hanya menyebabkan ketergantungan bahkan juga menimbulkan berbagai macam penyakit serta kelainan fisik si pemakai,tidak
jarang juga menimbulkan kematian. Psikotropika terbagi dalam empat golongan yaitu:
6
4
Pasal 1Undang-Undang No.5 Tahun 1997 Tentang Psikotripika
5
Gatot Supramono, Hukum Narkotika Indonesia, Djambatan, Jakarta, 2004, Hal.17
6
Pasal 2 ayat dua Penjelasan atas UU RI No.5 Tahun 1997 tentang Psikotropika
Adapun jenis-jenis Psikotropika golongan I adalah: Brolamfetamina DOB, Brolamfetamina
DET, Brolamfetamina DMA, Brolamfetami DMHP, Brolamfetamina DMT, Brolamfetamina DOET, Etisikilidina
Meyranda Lista Purba : Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Produsen Psikotropika Menurut UU No.5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika Study Kasus Reg. No.3142Pid B2006PN.SBY, No. 256Pid2007PT.SBY, No.
455KPID,SUS2007, 2008. USU Repository © 2009
PCE, Etriptamia, Katinona, +-Lisergida LSD_25, MDMA, Meskalina, 4-metil-amomoreks, MMDA, N-etil MDA, N-Hidroksi
MDA, Paraheksil, PMA, Psilosina,Psilotsin, Psilosibina, Rolisiklidina PHP, PCPY, STP,DOM, Tenampetamina MDA,
Tenosiklinida TCP, TMA. b.
Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dapat digunakan dalam terapi danatau untuk tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
7
c. Psiktropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat
pengobatan dan banyak digunakan dalam trapi danatau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Adapun jenis-jenis Psikotropika
golongan II adalah: Amfetamina, Deksamfetamina, Fenetelina, Fenmetrazina,Fensiklidina, Levamfetamina, Levomentamfetamina,
Meklkualom, Metamfetamina, Metamfetamina Resemat, Metakualom, Metilfenidal, Sekobarbital, Zipepprol.
8
d. Psikotropika golongan IV adalah psokotropika yang berkhasiat
Adapun jenis-jenis Psikotropika Golongan III adalah: Amobarbital, Buprenorfina,
Butal Bital, Flunitrazepan, glutetimida, katina, Pentazosina, Pentobarbital, Sklobarbital.
7
Ibid
8
Ibid
Meyranda Lista Purba : Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Produsen Psikotropika Menurut UU No.5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika Study Kasus Reg. No.3142Pid B2006PN.SBY, No. 256Pid2007PT.SBY, No.
455KPID,SUS2007, 2008. USU Repository © 2009
pengobatan dan sangat luas digunakan dalam trapi danatau tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai p;otensi ringan mengakibatkan
sindroma ketergantungan.
9
Psikotropika yang sekarang sedang populer dan banyak disalahgunakan adalah psikotropika Golongan I, diantaranya yang dikenal dengan Ekstasi dan
psikotropika Golongan II yang dikenal dengan nama Shabu-shabu.Berikut ini penulis hanya kan membahas psikotopika yang paling banyak dikonsumsi, yaitu
ekstasi yang sekaligus menjadi kasus yang penulis bahas. Adapun jenis-jenis Psikotropika
golongan IV adalah: Allobarbital, Alprazolam, Amferamona, Aminorex, Barbital, Benzfetamina, Bromazepam, Brotizolam,
Butabarbital, Delorazepam, Seizepam, Astazolam, Etil Amfetamina, etil Loflazapate, etinamat, Eklorvinol,
Fencamfamina, Fendimetrazina, Fenobarbital, Fenproporeks, fentermina, Fludiazepam, Flurazepam, Halazepam, Haloksazolam,
Kamazepam, Katazolam, Klobazam, Kloksazolam, Klonozepam, Klorozapat, Klordiazepoksida, Klotiazepam, Lefetamina,
Leprazolam, Lorazepam, Lormetazepam, Mazindol, Medazepam, Mefenoreks, Mefrobamat, Mesokarb, Metilfendobarbital,
Metiprilon, Midazolam, Nimetazepam, Nitrazepam, Nordazepam, Oksazepam, Oksazepama, Oksazolam, Pemolina, Pinazepam,
Pipradol, Pirovalerona, Prazepam, Sekbutabarbital, Temazepam, Sekbutabarbital, Temazepam, Tetrazepam, Triazolam, Vinilbital.
9
Ibid
Meyranda Lista Purba : Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Produsen Psikotropika Menurut UU No.5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika Study Kasus Reg. No.3142Pid B2006PN.SBY, No. 256Pid2007PT.SBY, No.
455KPID,SUS2007, 2008. USU Repository © 2009
Ekstasi, Rumus kimia XTC adalah 3-4-Methylene-Dioxy-Methil-
Amphetamine MDMA. Senyawa ini ditemukan dan mulai dibuat di penghujung akhir abad lalu. Pada kurun waktu tahun 1950-an, industri militer Amerika Serikat
mengalami kegagalan didalam percobaan penggunaan MDMA sebagai serum kebenaran. Setelah periode itu, MDMA dipakai oleh para dokter ahli jiwa. XTC
mulai bereaksi setelah 20 sampai 60 menit diminum. Efeknya berlangsung maksimum 1 jam. Seluruh tubuh akan terasa
melayang. Kadang-kadang lengan, kaki dan rahang terasa kaku, serta mulut rasanya kering. Pupil mata membesar dan jantung berdegup lebih kencang.
Mungkin pula akan timbul rasa mual. Bisa juga pada awalnya timbul kesulitan bernafas untuk itu diperlukan sedikit udara segar. Jenis reaksi fisik tersebut
biasanya tidak terlalu lama. Selebihnya akan timbul perasaan seolah-olah kita menjadi hebat dalam segala hal dan segala perasaan malu menjadi hilang. Kepala
terasa kosong, rileks dan asyik. Saat keadaan seperti ini, pemakai merasa membutuhkan teman mengobrol,
teman bercermin, dan juga untuk menceritakan hal-hal rahasia. Semua perasaan itu akan berangsur-angsur menghilang dalam waktu 4 sampai 6 jam. Setelah itu
pemakai akan merasa sangat lelah dan tertekan. Perkembangan penggunaan psikotropika saat ini semakin meningkat
karena tidak lagi hanya dipergunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan kesehatan saja, tetapi sudah sampai pada penyalahgunaan obat-obat itu sendiri
yang bertujuan untuk memproleh keuntunggan yang besar bagi orang-orang tertentu yang tidak bertanggungjawab, seperti orang-orang yang menjadi
Meyranda Lista Purba : Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Produsen Psikotropika Menurut UU No.5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika Study Kasus Reg. No.3142Pid B2006PN.SBY, No. 256Pid2007PT.SBY, No.
455KPID,SUS2007, 2008. USU Repository © 2009
penggedar ataupun produsen psikotropika yang memproduksi tanpa izin. Penyalagunaan psikotropika mulai mendunia sejak awal dekade 90-an.
Sedangkan di Indonesia, ekstasi sebagai salah satu jenis psikotropika yang paling digemari, baru dikenal di Indonesia pada pertengahan dekade 90-an.
10
Saat ini Indonesia bukan hanya sebagai Negara transit ataupun Negara tujuan bagi peredaran gelap psikotropika, namun sudah berkembang menjadi
salah satu Negara produsen psikotropika. Keadaan ini mulai dibuktikan dengan ditemukannya 2 dua pabrik ekstasi di Tangerang pada awal April 2002.
Saat ini penyalahguaan psikotropika menjadi salah satu kejahatan yang berkembang secara pesat hampir diseluruh Negara di dunia,karena kejahatan ini
sudah terorganisir rapi, bahkan peredarannya sudah lintas tranasional, hal ini tentu sangat meresahkan.
11
Konsultan Ahli Badan Nasional Narkotika BNN, Brigjen Polisi purn Dra Noldy Ratta, mengemukakan hal itu saat mempresentasikan kebijakan
nasional, pemberantasan penyalagunaan dan peredaran gelar narkoba. Tersangka narkoba dari kalangan WNA meningkat setiap tahun, hal itu mengindikasikan
sindikat peredaran gelap narkoba di Tanah Air digerakan oleh organisasi internasional dengan dukungan dana yang tidak terbatas, sarana teknologi canggih
dan dijalankan oleh tenaga profesional dengan jaringan yang luas, katanya. Ia tidak merinci peningkatan jumlah WNA tersangka narkoba di wilayah Indonesia
namun warga asing itu merupakan bagian dari 34.166 orang 29 persen
10
Dani krisnawati, Eddy O. S. Hiariej, Marcus Priyo Gunarto, Sigit Riyanto, Supriyadi, Bunga Rampai Hukum Pidana Khusus, Pena Pundi Aksara, Jakarta, 2006, Hal. 175
11
hppt: www.mediaindo.com
, Op.cit.,Hal.1
Meyranda Lista Purba : Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Produsen Psikotropika Menurut UU No.5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika Study Kasus Reg. No.3142Pid B2006PN.SBY, No. 256Pid2007PT.SBY, No.
455KPID,SUS2007, 2008. USU Repository © 2009
narapidanatahanan narkoba, selebihnya sekitar 64.286 orang 71 persen merupakan napitahanan non-narkoba dari 118.453 orang napitahanan.
Data di Badan Narkotika Nasional BNN menyebutkan, jumlah perkara yang ditangani kepolisian pada tahun 2000 sebanyak 3.478 kasus, tahun 2001
sebanyak 3.617 kasus, tahun 2002 sebanyak 3.751, tahun 2003 sebanyak 7.140 kasus dan tahun 2004 sebanyak 8.410. Sedangkan jumlah pelaku pada tahun 2001
sebanyak 4.924 orang, tahun 2002 sebanyak 5.310 orang, tahun 2003 sebanyak 9.717 orang dan tahun 2004 sebanyak 11.323 orang. Baik kasus dan pelaku
mengalami kenaikan setiap tahun dan akan terus naik jika tidak ada upaya dari kita semua untuk menghentikan penyalahgunaan narkoba.
Rata-rata pengungkapan kasus narkoba sebanyak 29 kasus per hari yang melibatkan 44 tersangka per hari, baik warga asing maupun penduduk Indonesia.
Dari data versi Ditjen Pemasyarakatan Depkum dan HAM, posisi Pebruari 2007 itu, napitahanan narkoba didominasi oleh kelompok pemakai 74 persen, disusul
pengedar 24 persen dan produsen 2 persen.
2. Pengertian Produsen Psikotropika