Meyranda Lista Purba : Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Produsen Psikotropika Menurut UU No.5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika Study Kasus Reg. No.3142Pid B2006PN.SBY, No. 256Pid2007PT.SBY, No.
455KPID,SUS2007, 2008. USU Repository © 2009
tempat-tempat lain untuk berkumpulnya anak sekolah atau pelajar.
41
Pengesahan konvensi ini dapat lebih menjamin kemungkinan penyelenggaraan kerjasama dengan Negara-negara lain dalam pengawasan
peredaran psikotropika dan penanggulangan atas penyalahgunaannya. Disamping itu, pengesahan konvensi menjadi landasan bagi tindakan Indonesia untuk
mengatur peredaran psikotropika di dalam negeri. Dengan demikian penegakan hukum terhadap tindak pidana penyalahgunaan psikotropika akan lebih
dimantapkan.Sedangkan pengesahan Konvensi PBB tentang Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika dan Psikotropika 1988 akan memberikan landasan
hukum yang lebih kuat bagi Inonesia untuk mengambil langkah-langkah dalam upaya mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika
dan psikotropika.
42
B. Pengesahan UU No.5 Tahun 1997
Naskah RUU Psikotropika mengalami sejumlah perubahan mendasar dari awalnya, antara lain dari yan semula terdiri dari 14 bab, 67 pasal dan 104 ayat,
kini menjadi 16 bab, 74 pasal dan 131 ayat. Dari semula yang mencantumkan perlunya 14 PP kini menjadi 8 PP penambah 7 ketentuan yang harus diataur oleh
Menkes. Dewan Perwakilan Rakyat dalam rapat paripurna tanggal 27 Januari 1997
memberi persetujuan secara bulat terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Psikotropika atau obat-obat keras. Dengan persetujuan ini pemerintah telah
41
Ibid , Hal.60
42
Dani krisnawati, Et al, Op. Cit Hal. 178
Meyranda Lista Purba : Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Produsen Psikotropika Menurut UU No.5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika Study Kasus Reg. No.3142Pid B2006PN.SBY, No. 256Pid2007PT.SBY, No.
455KPID,SUS2007, 2008. USU Repository © 2009
mengesahkannya menjadi Undang-Undang pada tanggal 11 Maret 1997. Undang-Undang no. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika adalah salah satu
undang-undang yang mengatur tindak pidana diluar KUHP. Pengaturan pidana di luar KUHP terjadi karena kemajuan masyarakat itu sendiri.
43
Berdasarkan Undang-Undang Psikotropika Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika telah dikeluarkan Peraturan Mentri Kesehatan RI Nomor:
688MenkesPerVII1997 Tangal 14 Juli 1997 untuk mengatur lebih lanjut tentang peredaran psikotropika. Dalam ketentuan umum Permenkes tersebut, yang
Hal ini merupakan pembaharuan hukum guna untuk menutup kekosongan hukum yang dapat terjadi
di dalam masyrakar karena perkembangan budaya dan teknologi yang begitu pesat dalam masyarakat.
UU Psikotropika sudah lama ditunggu, karena undang-undangnya dapat dipakai sebagai instrumen untuk menyiapkan generasi penerus bangsa yang bebas
dari penyahgunaan obat-obatan, khususnya psikotropika. Dalam UU psikotropika lingkup pengaturannya juga dibatasi pada psikotropika yang berpotensi
menimbulkan sindrom ketergantungan. Sementara jenis jenis psikotropika yang tidak menimbulakan sindrom ketergantungan, digolongkan sebagai obat keras dan
pengaturannya tunduk pada ketentuan yang mengatur obat keras. UU Psikotropika akan menciptakan suatu tatanan hukum yang akan
memberikan kepastian dan perlindungan baik kepada para pembei pelayanan kesehatan dan masyarakat, yang membutuhkan dan menggunakan psikotropika
bagi keperluan pengobatan.
43
Hari Sasangka, Op. Cit Hal. 127
Meyranda Lista Purba : Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Produsen Psikotropika Menurut UU No.5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika Study Kasus Reg. No.3142Pid B2006PN.SBY, No. 256Pid2007PT.SBY, No.