Hukuman Mati Hukuman-Hukuman Pokok

Meyranda Lista Purba : Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Produsen Psikotropika Menurut UU No.5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika Study Kasus Reg. No.3142Pid B2006PN.SBY, No. 256Pid2007PT.SBY, No. 455KPID,SUS2007, 2008. USU Repository © 2009 pidana pokok dengan pidana tambahan adalah sebagai berikut: a Penjatuhan salah satu jenis pidana pokok bersifat keharusanimperative, sedangkan penjatuhan pidana tambahan sifatnya fakultatif b penjatuhan jenis pidana pokok tidak harus dengan demikian menjatuhkan pidana tambahanberdiri sendiri, tetapi menjatuhkan jenis pidana tambahan tidak boleh tanpa dengan menjatuhkan jenis pidana pokok. c jenis pidana pokok yang dijatuhkan, bila tidak mempunyai kekuatan hukum tetap in kracht gewijsde zaak diperlukan suatu tindakan pelaksanaanexeutie. 17 Untuk memahami lebih mendalam mengenai jenis-jenis hukuman berdasarkan pasal 10 KUHP, maka jenis-jenis hukuman tersebut akan diuraikan secara mendalam satu persatu.

A. Hukuman-Hukuman Pokok

Pidana pokok adalah pidana mati, pidana penjara, pidana kurungan dan pidana denda, dimana apabila dalam persidangan, tindak pidana yang didakwakan oleh jaksa penuntut umum menurut hakim telah terbukti secara sah dan meyakinkan maka hakim harus menjatuhkan satu jenis pidana pokok, sesuai dengan jenis dan batas maksimum khusus yang diancamkan pada tindak pidana tersebut,diantaranya:

1. Hukuman Mati

17 Ibid, Hal.26-27 Meyranda Lista Purba : Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Produsen Psikotropika Menurut UU No.5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika Study Kasus Reg. No.3142Pid B2006PN.SBY, No. 256Pid2007PT.SBY, No. 455KPID,SUS2007, 2008. USU Repository © 2009 Pidana mati merupakan pidana yang terberat, karena pidana ini merupakan penyerangan terhadap hak hidup bagi manusia, yang sesungguhnya hak ini hanya berada di tangan Tuhan, maka tidak heran sejak dulu sampai sekarang menimbulkan pendapat yang pro dan kontra, bergantung dari kepentingan dan cara memandang pidana mati itu sendiri. Selain itu kelemahan dari pidana mati ini adalah apabila telah dijatuhkan atau dijalankan, maka tidak dapat memberi harapan lagi untuk perbaikan,baik revisi atas jenis pidananya maupun perbaikan atas diri terpidananya apabila kemudian hari ternyata penjatuhan pidana tersebut keliru, baik kekeliruan terhadap orang atau pembuatnya, maupun kekeliruan tethadap tindak pidana yang mengakibatkan pidana mati itu dijatuhkan dan dijalankan atau juga kekeliruan atas kesalahan terpidana. 18 Sebetulnya pembentuk UU menyadari akan sifat pidana mati sebagai mana telah diuraikan diatas.Oleh karena itu, walaupu n pidana mati dicantumkan dalam UU, namun harus dipandang sebagai tindakan darurat atau noodrech 19 a Kejahatan-kejahatan yang mengancam keamanan Negara . Tiada lain maksudnya agar pidana mati hanya dijatuhka pada keadaan-keadaan tertentu yang khusus dipandang sangat mendesak saja. Oleh karena itu dalam KUHP, kejahatan- kejahatan yang diancam dengan pidana mati hanyalah pada kejahatan-kejahatan yang dipandang sangat berat saja, yang jumlahnya juga sangat terbatas, seperti: b Kejahatan-kejahatan pembunuhan terhadap orang tertentu dan atau 18 Ibid, Hal. 29 19 Jonkers, J.E., Hukum Pidana Hindia Belanda, PT Bina Aksara ,1978, hal.294 Meyranda Lista Purba : Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Produsen Psikotropika Menurut UU No.5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika Study Kasus Reg. No.3142Pid B2006PN.SBY, No. 256Pid2007PT.SBY, No. 455KPID,SUS2007, 2008. USU Repository © 2009 dilakukan dengan factor-faktor pemberat, misalnya Pasal 140 3 atau Pasal 340 c Kejahatan terhadap harta benda yang disertai dengan unsure-unsur yang sangat memberatkan,contoh Pasal 365 ayat 4 d Kejahatan-kejahatan pembajakan laut, sungai dan pantai. Bagi hakim tidak harus selalu menjatuhkan pidana mati karena bagi setiap kejahatan yang diancam dengan pidana mati, selalu diancam juga pidana alternatifnya, yaitu pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara sementara waktu setinggi-tingginya 20 tahun.

2. Hukuman Penjara