Sistem Kekerabatan Asal-usul dan Terbentuknya Simalungun

Erda Pranita Sinaga : Upaya Pengembangan Rumah Bolon Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Simalungun, 2009 USU Repository © 2008 dahulu para pemuda itu akan memilih pasangannya. Pada saat ini kebanyakan sistem mata pencaharian orang Simalungun yaitu bercocok tanam dengan padi dan jagung, karena padi adalah makanan pokok sehari- hari dan jagung adalah makanan tambahan jika hasil padi tidak mencukupi. Jual-beli diadakan dengan barter. Jika dibandingkan dengan keadaan Simalungun dengan suku Batak yang lainnya sudah jauh berbeda.

3.7 Bahasa dan Aksara

Suku Simalungun menggunakan bahasa Simalungun bahasa Simalungun : hata sahap Simalungun sebagai bahasa ibu. Derasnya pengaruh dari suku-suku di sekitarnya mengakibatkan beberapa bagian suku Simalungun menggunakan bahasa Melayu, Karo, Toba, dan sebagainya. Penggunaan bahasa Toba sebagian besar disebabkan penggunaan bahasa ini sebagai bahasa pengantar oleh penginjil RMG yang menyebarkan agama Kristen pada suku ini. Aksara yang digunakan suku Simalungun disebut aksara “Surat Sisapuluhsiah”.

3.8 Sistem Kekerabatan

Orang Simalungun tidak terlalu mementingkan soal silsilah karena penentu partuturan perkerabatan di Simalungun adalah hasusuran tempat asal nenek moyang dan tibalni parhundul kedudukan peran dalam horja-horja adat acara- acara adat. Hal ini bisa dilihat saat orang Simalungun bertemu, bukan langsung bertanya “aha marga ni ham?” apa marga anda tetapi “hunja do hasusuran ni ham dari mana asal-usul anda?. Hal ini dipertegas oleh pepatah Simalungun “Sin Raya, sini Purba, sin Dolog, Erda Pranita Sinaga : Upaya Pengembangan Rumah Bolon Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Simalungun, 2009 USU Repository © 2008 sini Panei. Na ija pe lang na mubah, asal ma marholong ni atei” dari Raya, Purba, Dolog, Panei. Yang manapun tak berarti, asal penuh kasih. Sebagian sumber menuliskan bahwa hal tersebut disebabkan karena seluruh marga raja-raja Simalungun itu diikat oleh persekutuan adat yang erat oleh karena konsep perkawinan antara raja dengan “puang bolon” permaisuri yang adalah puteri raja tetangganya. Seperti raja Tanoh Djawa dengan puang bolon dari kerajaan Siantar Damanik, raja Siantar yang puang bolonnya dari Partuanan Silappuyang, raja Panei dari puteri raja Siantar, raja Silau dari puteri raja Raya, raja Purba dari puteri raja Siantar dan Silimakuta dari puteri raja Raya atau Tongging. Adapun kekerabatan dalam masyarakat Simalungun disebut sebagai partuturan. Partuturan ini menetukan dekat atau jauhnya hubungan kekeluargaan pardihadihaon, dan dibagi kedalam beberapa kategori sebagai berikut : • Tutur Manorus Langsung. Kekerabatan yang langsung terkait dengan diri sendiri. • Tutur Holmouan Kelompok. Melalui tutur Holmouan ini bisa terlihat bagaimana berjalannya adat Simalungun. • Tutur Natipak Kehormatan. Tutur Natipak digunakan sebagai pengganti nama dari orang yang diajak berbicara sebagai tanda hormat.

3.9 Asal-usul dan Terbentuknya Simalungun

Terdapat berbagai sumber mengenai asal usul suku Simalungun, tetapi sebagian Erda Pranita Sinaga : Upaya Pengembangan Rumah Bolon Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Simalungun, 2009 USU Repository © 2008 besar menceritakan bahwa nenek moyang suku Simalungun berasal dari luar Indonesia. Kedatangan ini terbagi dalam 2 gelombang :

A. Gelombang pertama Proto Simalungun.

Diperkirakan datang dari Nagore India Selatan dan pegunungan Assam India Timur di sekitar abad ke-5, menyusuri Myanmar, ke Siam dan Malaka untuk selanjutnya menyeberang ke Sumatera Timur dan mendirikan kerajaan Nagur dari raja dinasti Damanik.

B. Gelombang kedua Deutero Simalungun.

Datang dari suku-suku di sekitar Simalungun yang bertetangga dengan suku asli Simalungun. Pada gelombang Proto Simalungun di atas, Tuan Taralamsyah Saragih menceritakan bahwa rombongan yang terdiri dari keturunan dari 4 raja-raja besar dari Siam dan India ini bergerak dari Sumatera Timur ke daerah Aceh, Langkat, daerah Bangun Purba, hingga ke Bandar Kalifah sampai Batubara. Kemudian mereka didesak oleh suku setempat hingga bergerak ke daerah pinggiran danau Toba dan Samosir. Pustaha Parpandanan Na Bolag pustaka Simalungun kuno mengisahkan bahwa “Parpandanan na bolag” cikal bakal daerah Simalungun merupakan kerajaan tertua di Sumatera Timur yang wilayahnya bermula dari Jayu pesisir Selat Malaka hingga ke Toba. Sebagian sumber lain menyebutkan bahwa wilayahnya meliputi Gayo dan Alas di Aceh hingga perbatasan sungai Rokan diRiau. Pada kerajaan Nagur di atas, terdapat beberapa panglima raja Goraha yaitu masing-masing bermarga : Erda Pranita Sinaga : Upaya Pengembangan Rumah Bolon Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Simalungun, 2009 USU Repository © 2008 ̇ Saragih. ̇ Sinaga. ̇ Purba. Kemudian mereka dijadikan menantu oleh raja Nagur dan selanjutnya mendirikan kerajaan-kerajaan : ̇ Silou Purba Tambak. ̇ Tanoh Djawa Sinaga. ̇ Raya Saragih. Selama abad ke-13 hingga ke-15, kerajaan-kerajaan kecil ini mendapatkan serangan dari kerajaan-kerajaan lain seperti Singhasari, Majapahit, Rajendra Chola India dan dari Sultan Aceh, Sultan-sultan Melayu hingga Belanda. Selama periode ini, tersebutlah cerita Hattu ni sapar yang melukiskan kengerian keadaan saat itu di mana kekacauan diikuti oleh merajalelanya penyakit kolera hingga mereka menyeberangi Laut tawar sebutan untuk danau Toba untuk mengungsi ke pulau yang dinamakan Samosir yang merupakan kependekan dari “Sahali misir“ bahasa Simalungun, artinya sekali pergi. Saat pengungsi ini kembali ke tanah asalnya huta hasusuran, mereka menemukan daerah Nagur yang sepi, sehingga dinamakanlah daerah kekuasaan kerajaan Nagur itu sebagai “Sima-sima ni lungun”, bahasa Simalungun untuk daerah yang sepi, dan lama kelamaan menjadi Simalungun. Erda Pranita Sinaga : Upaya Pengembangan Rumah Bolon Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Simalungun, 2009 USU Repository © 2008

BAB IV UPAYA PENGEMBANGAN RUMAH BOLON UNTUK MENINGKATKAN

Dokumen yang terkait

Potensi Objek Wisata Museum Simalungun Kota Pematangsiantar Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan

4 93 80

Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisata di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus Pada Objek Wisata Budaya Rumah Bolon Purba di Kecamatan Purba)

1 35 106

STRATEGI PENGEMBANGAN MUSEUM NASIONAL JAKARTA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN.

0 0 15

Strategi pengembangan museum nasional jakarta dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan 1. HALAMAN JUDUL

1 2 15

Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisata di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus Pada Objek Wisata Budaya Rumah Bolon Purba di Kecamatan Purba)

0 0 8

Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisata di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus Pada Objek Wisata Budaya Rumah Bolon Purba di Kecamatan Purba)

0 0 2

Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisata di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus Pada Objek Wisata Budaya Rumah Bolon Purba di Kecamatan Purba)

0 0 30

Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisata di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus Pada Objek Wisata Budaya Rumah Bolon Purba di Kecamatan Purba)

0 0 3

Strategi Pengembangan Sektor Pariwisata Dalam Meningkatkan Kunjungan Wisata di Kabupaten Simalungun (Studi Kasus Pada Objek Wisata Budaya Rumah Bolon Purba di Kecamatan Purba)

0 0 2

ANALISIS WILINGNESS TO PAY WISATAWAN TERHADAP OBYEK WISATA RUMAH BOLON PURBA DI KABUPATEN SIMALUNGUN

0 1 9