Erda Pranita Sinaga : Upaya Pengembangan Rumah Bolon Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Simalungun, 2009
USU Repository © 2008
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN DAN KEBUDAYAAN
2.1 Pengertian Pariwisata dan Kepariwisataan
Istilah Pariwisata baru dikenal di Indonesia ketika berlangsung Musyawarah Nasional Tourisme ke II tanggal 12-14 Juni 1958 yang diselenggarakan di Tretes,
Jawa Timur. Ketika menyampaikan amanat di acara pembukaan Munas, Presiden Soekarno minta agar dicarikan istilah yang tepat dari bahasa Indonesia untuk
mengganti kata Tourisme yang merupakan istilah dari bahasa Belanda tersebut. Oleh Prof. Prijono yang waktu itu menjabat Mentri Pendidikan dan Kebudayaan
dinyatakan bahwa istilah dimaksud adalah Pariwisata. Ini untuk kegiatan perjalanan dengan tujuan serupa namun dilakukan di dalam negeri, disebut dengan istilah
Dharmawisata. Memperoleh jawaban tersebut, Presiden Soekarno meresmikan kata
Pariwisata mengggantikan istilah tourisme itu dan pada tahun 1960 Dewan Tourisme Indonesia diubah menjadi Dewan Pariwisata Indonesia DEPARI.
Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta, yang terdiri dari dua suku kata yaitu pari dan wisata. Pari berarti banyak, berputar, berkeliling, lengkap, berulang-
ulang, sedangkan wisata berarti berpergian ataupun perjalanan. Oleh sebab itu pariwisata diartikan sebagai perjalanan yang berkeliling ataupun dilakukan berputar-
putar dari satu tempat ketempat yang lain. Perkembangan dari istilah ini, pariwisata tetap merupakan kata yang dipergunakan untuk baik ke luar negeri maupun yang
dilakukan di dalam negeri. Pengertian
pariwisata berdasarkan Undang-undang No 9 tahun 1990 adalah :
segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk perusahaan objek dan
Erda Pranita Sinaga : Upaya Pengembangan Rumah Bolon Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Simalungun, 2009
USU Repository © 2008
daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Undang-undang No 9 tahun 1990 juga memberikan pengertian tentang wisatawan dan kepariwisataan
yang berlaku di Indonesia yaitu : Wisatawan adalah setiap orang yang melakukan perjalanan ke tempat lain dari
tempat tinggalnya yang dilakukan secara sukarela, dan bersifat sementara dalam rangka menikmati objek dan daya tarik wisata.
Kepariwisataan adalah seluruh kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat yang ditujukan untuk menata kebutuhan perjalanan dan persinggahan
wisata.
Adapun pengertian kata Pariwisata sendiri, seperti halnya dengan istilah- istilah lainnya, masih belum ada keseragaman tentang batasan yang diberikan. Dari
literatur luar negeri yang banyak dibicarakan hanya batasan tentang wisatawan saja, tetapi anehnya batasan mengenai pariwisata hampir tidak pernah disinggung.
Kata pariwisata sesungguhnya baru populer di Indonesia setelah diselenggarakan Musyawarah Nasional Tourisme ke II di Tretes, Jawa Timur pada
tanggal 12 sd 14 Juni 1958. Sebelumnya, sebagi kata pariwisata digunakan kata Tourisme bahasa Belanda yang sering pula di-Indonesiakan menjadi Tourisme.
Beberapa batasan tentang kepariwisataan yang diberikan oleh beberapa orang ahli di luar negeri, sebagai berikut :
1 Prof. Hans. Buchli.
Kepariwisataan adalah setiap peralihan tempat yang bersifat sementara dari seseorang atau beberapa orang, dengan maksud memperoleh pelayanan yang
diperuntukkan bagi kepariwisataan itu oleh lembaga-lembaga yang digunakan untuk maksud tersebut.
2 Prof. Kurt Morgenroth.
Erda Pranita Sinaga : Upaya Pengembangan Rumah Bolon Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Simalungun, 2009
USU Repository © 2008
Kepariwisataan, dalam arti sempit, adalah lalu lintas orang-orang yang meninggalkan tempat kediamannya untuk sementara waktu, untuk berpesiar di tempat
lain, semata-mata sebagai konsumen dari buah hasil perekonomian dan kebudayaan guna memenuhi kebutuhan hidup dan budayannya atau keinginan yang beraneka
ragam dari pribadinya.
3 Dr. Hubert Gulden.
Kepariwisataan adalah suatu seni dari lalu lintas orang, dalam mana manusia- manusia berdiam di suatu tempat asing untuk maksud tertentu, tetapi dengan
kediamannya itu tidak boleh dimaksudkan akan tinggal menetap untuk melakukan pekerjaan selama-lamanya atau meskipun sementara waktu, sifatnya masih
berhubungan dengan pekerjaan.
4 Dr. R. Gluckmann.
Dengan kepariwisataan kita artikan keseluruhan hubungan antara manusia yang hanya berada sementara waktu dalam suatu tempat kediaman dan berhubungan
dengan manusia yang tinggal di tempat itu.
5 Ketetapan MPRS No. I-II Tahun 1960
Kepariwisataan dalam dunia modern pada hakekatnya adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam memberi liburan rohani dan jasmani setelah
beberapa waktu bekerja serta mempunyai modal untuk melihat-lihat daerah lain pariwisata dalam negeri atau negara-negara lain pariwisata luar negeri.
2.2 Objek dan Atraksi Wisata