Erda Pranita Sinaga : Upaya Pengembangan Rumah Bolon Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Simalungun, 2009
USU Repository © 2008
Bangunan lain yang cukup unik adalah tempat penumbukan padi. Di sini, tersedia dua losung panjang lengkap dengan alunannya. Konon, setiap musim panen,
gadis-gadis cantik dari seluruh daerah dipanggil untuk menumbuk padi di bangunan tersebut. Raja akan memperhatikan mereka satu per satu, dan kalau beliau tertarik,
maka si gadis yang terpilih diizinkan memasuki rumah bolon untuk diperisteri. Di dekat bangunan penumbukan padi, ada dua bangunan lagi yang lokasinya
persis di mulut lorong masuk dan keluar. Keduanya adalah rumah panglima dan keluarganya serta rumah para pengawal rumah bolon.
4.1.4 Raja yang Pernah Memerintah di Rumah Bolon
Purba adalah marga dari raja di kerajaan Banua Purba, salah satu kerajaan yang pernah ada di daerah Simalungun. Raja Purba memiliki keturunan : Tambak,
Sigumonrong, Tua, Sidasuha Sidadolog, Sidagambir. Kemudian ada lagi Purba Siboro, Tanjung, Pakpak, Girsang, Tondang, Sihala, Raya.
Pada abad ke-18 ada beberapa marga Simamora dari Bakkara melalui Samosir untuk kemudian menetap di Haranggaol dan mengaku dirinya Purba. Purba keturunan
Simamora ini kemudian menjadi Purba Manorsa dan tinggal di Tangga Batu dan Purbasaribu.
Raja-Raja Kerajaan Purba :
̇ Tuan Pangultop-ultop 1624-1648.
̇ Tuan Ranjiman 1648-1669.
̇ Tuan Nanggaraja 1670-1692.
̇ Tuan Batiran 1692-1717.
Erda Pranita Sinaga : Upaya Pengembangan Rumah Bolon Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Simalungun, 2009
USU Repository © 2008
̇ Tuan Bakkaraja 1718-1738.
̇ Tuan Baringin 1738-1769.
̇ Tuan Bona Batu 1769-1780.
̇ Tuan Raja Ulan 1781-1769.
̇ Tuan Atian 1800-1825.
̇ Tuan Horma Bulan 1826-1856.
̇ Tuan Raondop 1856-1886.
̇ Tuan Rahalim 1886-1921.
̇ Tuan Karel Tanjung 1921-1931.
̇ Tuan Mogang 1933-1947.
4.1.5 Arti Ukiran Pada Rumah Bolon 1. Sulempat
• Bentuknya
: Siku tangan saling terkait. •
Maknanya : Simbol kesatuan dan persatuan sangat diperlukan.
• Diukir pada
: Landasan dinding rumah bolon.
2. Hambing Mardogu
• Bentuknya
: Tanduk yang sedang berlaga. •
Maknanya : Keberanian
menghadapi segala tantangan hidup. •
Diukir pada : Diukir di atas landasan dinding rumah bolon.
Erda Pranita Sinaga : Upaya Pengembangan Rumah Bolon Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Simalungun, 2009
USU Repository © 2008
3. Hail Putoh
• Bentuknya
: Mata pancing kail berduri berbentuk bunga. •
Maknanya : Mengautkan, mempererat bentuk pergaulan dalam masyarakat.
• Diukir pada
: Diukir di tiang induk rumah bolon.
4. Gatip-gatip
• Bentuknya
: Kepala ular berbisa. •
Maknanya : Bertemu dengan ular itu akan terjadi percobaan cepat dalam kehidupan manusia yang berakibat baik atau buruk.
• Diukir pada
: Pada dinding beranda bangunan rumah.
5. Gundur Manggalupa
• Bentuknya
: Pucuk daun labu yang subur tegar berkait ke kiri ke kanan. •
Maknanya : Melambang kemakmuran, kesuburan, kejayaan masyarakat.
• Diukir pada
: Bingkai jerajak jendela balai bolon.
6. Bunga Labu
• Bentuknya
: Gambar daun batang dan bunga pohon labu. •
Maknanya : Bentuk pemerintahan yang baik atau kokoh.
• Diukir pada
: Pada tiang dinding belakang rumah bolon.
7. Pinar Bulungni Anduhur
• Bentuknya
: Sejenis tumbuhan yang merayap dan tumbuh sempurna. •
Maknanya : Mengajak untuk menepati janji dan mendahulukan kepentingan orang banyak.
Erda Pranita Sinaga : Upaya Pengembangan Rumah Bolon Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Simalungun, 2009
USU Repository © 2008
• Diukir pada
: Pada halikkip dan lesplang balai buttu.
8. Pahu-pahu Patundal
• Bentuknya
: Pakis yang saling bertolak belakang. •
Maknanya : Lambang persatuan di segala arah.
• Diukir pada
: Pada tiang nanggar dan ruang mata di balai rumah bolon.
9. Pinar Asi-asi
• Bentuknya
: Merupakan daun asi-asi yang dipakai untuk ramuan obat- obatan.
• Maknanya
: Menjaga kesehatan dan kesehjateraan bersama di dalam masyarakat.
• Diukir pada
: Pada tiang rumah bolon dan nanggar balai buttu.
10. Rumbak-rumbak
• Bentuknya
: Sejenis daun kucing yang subur. •
Maknanya : Lambang kesetiaan dan hidup damai.
• Diukir pada
: Dilukis di bawah sulempat dan pada bagian sembaho.
11. Pinar Mombang
• Bentuknya
: Daun kayu besar terop. •
Maknanya : Lambang mahaguru dukun yang mampu mengatasi masalah
dalam masyarakat. •
Diukir pada : Di atas pintu rumah dan tiang nanggar rumah bolon serta tiang
nanggar balai bolon.
Erda Pranita Sinaga : Upaya Pengembangan Rumah Bolon Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Simalungun, 2009
USU Repository © 2008
12. Sihilap Bajaronggi
• Bentuknya
: Kilat sebelum petir tiba. •
Maknanya : Simbol saling mengingat walaupun jauh.
• Diukir pada : Pada dinding bawah bagian belakang rumah bolon dan pada
lesplang di balai buttu.
13. Jambul Merak
• Bentuknya
: Jambul merak adalah lambang keindahan. •
Maknanya : Menghargai yang patut dihargai.
• Diukir pada : Pada rumah bolon antara lapau dengan tempat permaisuri,
pada tiang belakang dan tiang nanggar.
14. Porkis Manakkih Bakkar
• Bentuknya
: Semut sedang memanjat bambu kering. •
Maknanya : Sifat ketelitian, kerajinan, ketabahan semut perlu ditiru.
• Diukir pada : Di atas sembahau rumah bolon, di sebelah kanan rumah
bolon.
15. Sinar Apol-apol
• Bentuknya
: Sayap kupu-kupu yang sedang terbang dan digunakan secara geometris yang saling berkaitan.
• Maknanya
: Simbol untuk kebersihan, kebaikan dan kesempurnaan. •
Diukir pada : Tiang nanggar dan para sanding balai bolon.
16. Ganjo Mardopak
• Bentuknya
: Kepiting yang saling berhadapan.
Erda Pranita Sinaga : Upaya Pengembangan Rumah Bolon Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Simalungun, 2009
USU Repository © 2008
• Maknanya
: Berusaha agar semua keadaan dapat tertip. •
Diukir pada : Para sanding dan pintu dalam lapau serta nanggar rumah bolon.
17. Bodat Marsihutan
• Bentuknya
: Monyet yang sedang mencari kutu. •
Maknanya : Manusia itu harus bekerja sama untuk meringankan beban dan
menghindari kerusuhan. •
Diukir pada : Halikkip, tiang nanggar dinding belakang dan pada langit- langit rumah bolon.
18. Bunga Sayur Matua
• Bentuknya
: Bunga Raya berwarna merah menyala. •
Maknanya : Suatu usaha menyesuaikkan diri dimana saja.
• Diukir pada
: Tiang nanggar dan para sanding rumah bolon.
19. Pinar Tilobur Pinggan
• Bentuknya
: Sejenis tumbuhan yang menjalar yang dapat digunakan sebagai obat-obatan.
• Maknanya
: Suatu lambang saling tolong menolong dan pendirian kuat, ramah dan lain-lain.
• Diukir pada
: Tiang rumah bolon dan di para sanding balai.
20. Pinar Andur Hadukka
• Bentuknya
: Sejenis tumbuhan menjalar, yang batangnya dapat digunakan sebagai
Erda Pranita Sinaga : Upaya Pengembangan Rumah Bolon Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Simalungun, 2009
USU Repository © 2008
tali. •
Maknanya : Hiasan ini symbol pembawa rezeki dan banyak anak.
• Diukir pada
: Tiang pusat rumah bolon dan para sandingnya.
21. Pinar Bunga Terompet
• Bentuknya
: Hiasan batang, daun, bunga Terompet •
Maknanya : Semua harus memperhatikan dan mematuhi Undang-undang.
• Diukir pada
: Tiang nanggar rumah bolon.
22. Porkis Marodor
• Bentuknya
: Sederetan semut yang biasanya mengapit “Gorga sulempat”. •
Maknanya : Sifat gotong royong dan rajin bekerja di dalam masyarakat.
• Diukir pada
: Tembahau rumah bolon.
23. Pinar Bunga Hambili
• Bentuknya
: Hambili adalah sejenis bunga yang dapat dipintal sebagai benang.
• Maknanya
: Simbol penghematan. •
Diukir pada : Ujung tiang dan pinggir ukuran lain.
24. Ipon-ipon
• Bentuknya
: Menyerupai gigi yang tersusun rapi. •
Maknanya : Ramah dan hormat dengan semua orang.
• Diukir pada
: Dipergunakan sebagai awal dan akhir hiasan.
Erda Pranita Sinaga : Upaya Pengembangan Rumah Bolon Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Simalungun, 2009
USU Repository © 2008
25. Pinar Bunga Bombang
• Bentuknya
: Ornamen ini adalah anyaman bambu. •
Maknanya : Selain untuk kerapian juga menangkal yang buruk-buruk.
• Diukir pada
: Halikkip belakang rumah bolon.
26. Beraspati
• Bentuknya
: Menyerupai cecak yang hidup di rumah. •
Maknanya : Melindungi seisi rumah karena mempunyai kekuatan gaib.
• Diukir pada
: Tiang-tiang nanggar dan dinding rumah bolon.
27. Bohi-bohi
• Bentuknya
: Profil wajah manusia. •
Maknanya : Melambangkan ilmu hitam dan kewaspadaan.
• Diukir pada
: Ujung sembahou rumah bolon.
28. Bindu Matoguh
• Bentuknya
: Dua segi empat bersusun menjadi 8 penjuru angka. •
Maknanya : Lambang pertahanan ke segala penjuru.
• Diukir pada
: Lesplang balai buttu dan tiang nanggar lapou.
29. Tanduk Horbo
• Bentuknya
: Kepala kerbau. •
Maknanya : Kemakmuran dan kebesaran raja yang memerintah.
• Diukir pada
: Tergantung pada puncak anjungan rumah bolon.
Erda Pranita Sinaga : Upaya Pengembangan Rumah Bolon Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Kabupaten Simalungun, 2009
USU Repository © 2008
4.1.6 Cerita Rakyat Mengenai Rumah Bolon