Bentuk-Bentuk Jaminan TINJAUAN UMUM TENTANG JAMINAN

Anju Ciptani Putri Manik : Peranan Dan Tanggung Jawab Penjamin Personal Guarantee Di Dalam Permohonan Perkara Pailit, 2007. USU Repository © 2009 kepailitan. Artinya,ketentuan mengenai penundaan 90 hari sebagaimana yang ditentukan dalam Undang-Undang Kepailitan tidak ada. Dengan kata lain, menurut Peraturan Kepailitan yang lama itu hak separatis dari kreditur preferen benar-benar dihormati.

C. Bentuk-Bentuk Jaminan

Jaminan dapat digolongkan menurut hukum yang berlaku di Indonesia dan yang berlaku di Luar Negeri. Dalam Pasal 24 Undang-UndangU No.14 Tahun 1967 tentang Perbankan ditentukan bahwa “ Bank tidak akan memberikan kredit tanpa adanya jaminan”. Secara umum jaminan dibedakan atas dua macam yaitu: 1. Jaminan Materiil Kebendaan, Jaminan kebendaan. Jaminan kebendaan adalah suatu tindakan berupa suatu penjaminan yang dilakukan oleh si berpiutang kreditur terhadap debiturnya, atau antara siberpiutang dengan seorang pihak ketiga guna memenuhi kewajiban- kewajibandari si berutang debitur. 83 Hasil Seminar Badan Pembinaan Hukum Nasional yang diselenggarakan di Yogyakarta, pada Juli 1977 yang dikemukakan oleh Sri Soedewi Masjchoen Sofwan mengatakan jaminan materiil kebendaan adalah merupakan jaminan yang berupa hak mutlak atas suatu benda, yang memepunyai ciri-ciri mempunyai hubungan langsung atas benda tertentu, dapat dipertahankan terhadap siapapun, selalu mengikuti bendanya dan dapat dialihkan. 84 83 Kwik Kian Gie, Op.Cit, h. 19. 84 Salim,H.S .Op.Cit, h. 24. Anju Ciptani Putri Manik : Peranan Dan Tanggung Jawab Penjamin Personal Guarantee Di Dalam Permohonan Perkara Pailit, 2007. USU Repository © 2009 Jaminan kebendaan mempunyai ciri-ciri “kebendaan” dalam arti memberikan hak mendahului diatas benda-benda tertentu dan mempunyai sifat melekat dan mengikuti benda yang bersangkutan, dimana unsur-unsur yang tercantum pada jaminan materiil yaitu: 85 1. Hak mutlak atas suatu benda; 2. Cirinya mempunyai hubungan langsung atas benda tertentu; 3. Dapat dipertahankan terhadap siapapun; 4. Selalu mengikuti bendanya; 5. Dapat dialihkan kepada pihak lainnya. Jaminan kebendaan dapat digolongkan menjadi 4 macam, yaitu: 1. Gadai pand, yang diatur didalam Bab 20 buku II KUH Perdata; 2. Hipotek atas kapal laut dan pesawat udara, yang diatur dalam Bab 21 buku II KUH Perdata; 3. Hak Tanggungan, yang diatur didalam UU No. 4 Tahun 1996 ; 4. Jaminan Fiducia, yang diatur di dalam UU No. 42 Tahun 1999. Ad.1 Gadai pand : a. Pengertian gadai Menurut Undang-Undang dalam Pasal 1150 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Gadai adalah: “Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau orang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada si berpiutang untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara 85 Ibid. Anju Ciptani Putri Manik : Peranan Dan Tanggung Jawab Penjamin Personal Guarantee Di Dalam Permohonan Perkara Pailit, 2007. USU Repository © 2009 didahulukan daripada orang berpiutang lainnya, dengan pengecualian biaya untuk melelangbarang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya, setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan”. b. Dasar Hukum : Ketentuan-ketentuan tentang gadai diatur didalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata benda gadai: Pasal 1152 dan hak gadai: Pasal 1150, dengan sedikit perubahan antara lain melalui Stb.1875 – 258, Stb.1917 – 497, Stb.1938 – 276, merupakan ketentuan yang sudah berumur lebih dari 100 tahun. 86 c. Subjek dan Objek Gadai 1. Subjek Gadai Subjek gadai terdiri atas dua pihak, yaitu pemberi gadai pandgever dan penerima gadai pandnemer. Pandgever yaitu orang atau badan hukum yang memberikan jaminan dalam bentuk benda bergerak selaku gadai penerima gadai untuk pinjaman uang yang diberikan kepadanya atau pihak ketiga. Pandnemer yaitu orang atau badan hukum yang menerima gadai sebagai jaminan untuk pinjaman uang yang diberikan kepada penerima gadai. 87 2. Objek Gadai Objek gadai ini adalah benda bergerak. Benda bergerak ini dibagi menjadi dua macam, yaitu benda berwujud dan tidak berwujud. Benda berwujud adalah benda yang dapat berpindah atau dipindahkan. Benda bergerak yang tidak berwujud seperti piutang atas bawah, piutang atas tunjuk, hak memungut hasil atas benda dan atas piutang. 86 J. Satrio, Op.Cit., h. 95. 87 Salim HS, Op.Cit, h. 36. Anju Ciptani Putri Manik : Peranan Dan Tanggung Jawab Penjamin Personal Guarantee Di Dalam Permohonan Perkara Pailit, 2007. USU Repository © 2009 Ad.2 Hipotek atas kapal laut dan pesawat udara : a. Pengertian hipotek atas kapal laut dan pesawat udara. Menurut Pasal 1162 KUH Perdata Hipotek adalah: “Suatu hak kebendaan atas benda-benda tak bergerak, untuk mengambil penggantian daripadanya bagi pelunasan bagi suatu perikatan”. Vollmar mengartikan hipotek adalah: “ Sebuah hak kebendaan atas benda-benda tak bergerak tidak bermaksud untuk memberikan orang yang berhak pemegang hipotek sesuatu nikmat dari suatu benda, tetapi ia bermaksud memberikan jaminan belaka bagi pelunasan sebuah hutang dengan dilebihdahulukan”. b. Dasar Hukum : Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang hipotek kapal laut dan pesawat udara dapat dilihat dilihat sebagai berikut: 1. Pasal 1162 sampai dengan Pasal 1232 KUH Perdata. 2. Pasal 314 sampai dengan pasal 316 KUH Dagang. 3. Artikel 1208 sampai dengan Artikel 1268 NBW Belanda. 4. Pasal 49 Undang-undang No. 21 Tahun 1992 tentang pelayaran. c. Subjek dan Objek Hipotek Kapal Laut dan Pesawat Udara. 1. Subjek Hipotek Ada dua pihak yang terkait dalam perjanjian pembebanan hipotek kalal laut dan pesawat udara, yaitu penerima hipotek hypotheekgever dan penerima hipotek hypotheeknemer. Pemberi hipotek adalah mereka yang sebagai jaminan memberikan suatu hak kebendaan, atas benda yang tidak bergerak, biasanya mereka mengadakan suatu utang yang terikat pada hipotek, tetapi hipotek atas Anju Ciptani Putri Manik : Peranan Dan Tanggung Jawab Penjamin Personal Guarantee Di Dalam Permohonan Perkara Pailit, 2007. USU Repository © 2009 beban ketiga. Penerima hipotek yaiut pihak yang menerima hipotek, pihak yang meminjamkan uang dibawah ikatan hipotek. Biasanya yang menerima hipotek ini adalah lembaga perbankan. 2. Objek Hipotek Objek hipotek diatur Pasal 1164 KUH Perdata, dimana objek hipotek yaitu: a Benda-benda tak bergerak yang dapat dipindah tangankan beserta segala kelengkapannya ; b Hak pakai hasil atas benda-benda tersebut berserta segala perlengkapannya ; c Hak numpang karang dan hak usaha ; d Bunga tanah, baik yang dibayar dengan uang maupun yang harus dibayar dengan hasil tanah ; e Bunga seperti semula ; f Pasar-pasar yang diakui oleh pemerintah, beserta hak-hak asli merupakan yang melekat padanya. Ad. 3 Hak Tanggungan : a. Pengertian Hak Tanggungan Dalam Kamus Bahasa Indonesia, tanggungan diartikan sebagai barang yang dijadikan jaminan. Dalam Pasal 1 ayat 1 UU No. 4 Tahun 1996 disebutkan pengertian hak tanggungan adalah : “ Hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria Anju Ciptani Putri Manik : Peranan Dan Tanggung Jawab Penjamin Personal Guarantee Di Dalam Permohonan Perkara Pailit, 2007. USU Repository © 2009 berikut atau tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu untuk pelunasan hutang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-kreditur lainnya. b. Dasar Hukum : Hak Tanggungan diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1996 tentang “Hak tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah” yang disingkat dengan UUHT. c. Subjek dan Objek Hak Tanggungan 1. Subjek Hak Tanggungan Subjek hak tanggungan diatur dalam Pasal 8 sampai dengan Pasal 9 UU No. 4 Tahun 1996 tentang hak tanggungan. Dalam kedua pasal itu ditentukan bahwa yang dapat menjadi subjek hukum dalam pembebanan hak tanggungan adalah pemberi hak tanggungan dan pemegang hak tanggungan. Pemberi hak tanggungan dapat perorangan atau badan hukum, yang mempunyai kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum terhadap objek hak tanggungan. Sedangkan pemegang hak tanggungan terdiri dari perorangan atau badan hukum yang berkedudukan sebagai pihak yang berkepentingan. 2. Objek Hak Tanggungan Didalam KUH Perdata dan ketentuan mengenai Credietverband dalam Staatsblad 1908-542 sebagaimana telah diubah dengan Staatsblad1937-190, telah diatur tentang objek hipotek dan Credietverband meliputi: a. Hak Milik eigendom ; b. Hak Guna Bangunan HGB ; Anju Ciptani Putri Manik : Peranan Dan Tanggung Jawab Penjamin Personal Guarantee Di Dalam Permohonan Perkara Pailit, 2007. USU Repository © 2009 c. Hak Guna Usaha HGU. Ad. 4 Jaminan Fidusia : a. Pengertian Jaminan Fidusia Istilah fidusia berasal dari bahasa Belanda, yaitu fiducie, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut fiduciary transfer of ownership, yang artinya kepercayaan. Didalam Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang jaminan fidusia kita jumpai pengertian jaminan fidusia adalah: “Pengalihan hak kepemilikan atas suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya yang diadakan tersebut dalam penguasaan pemilik benda itu”. b. Dasar Hukum Jaminan Fidusia Apabila kita mengkaji perkembangan jurisprudensi dari peraturan perundang-undangan, yang menjadi dasar hukum berlakunya fidusia yaitu : 1. Arrest Hoge Raad 1929, tertanggal 25 januari 1929 tentang Bierbrouwerij Arrest negeri Belanda ; 2. Arrest Hoggerechtshof 18 Agustus 1932 tentang BPM-Clynet Arrest Indonesia ; 3. Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia. c. Subjek dan Objek Jaminan Fidusia 1. Subjek Jaminan Fidusia Subjek dari jaminan fidusia adalah pemberi dan penerima fidusia. Pemberi fidusia adalah orang perorangan atau korporasi pemilik benda yang menjadi objek Anju Ciptani Putri Manik : Peranan Dan Tanggung Jawab Penjamin Personal Guarantee Di Dalam Permohonan Perkara Pailit, 2007. USU Repository © 2009 jaminan fidusia, sedangkan penerima fidusia adalah orang perorangan atau korporasi yang mempunyai piutang yang pembayarannya dijamin dengan jaminan fidusia. 2. Objek Jaminan Fidusia Menurut Undang-Undang N0. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, bahwa objek jaminan fidusia dapat dibagi atas 2 macam yaitu : a. Benda bergerak, baik yang berwujud maupun tidak berwujud, dan b. Benda tidak bergerak, khususnya bangunan yang tidak dibebani hak tanggungan. Di Luar Negeri, Lembaga Jaminan dibagi menjadi 2 dua macam, yaitu : a. Lembaga jaminan dengan menguasai bendanya possessory security dan, b. Lembaga jaminan tanpa menguasai bendanya. Jaminan yang dijelaskan di atas itu merupakan jaminan kebendaan. Artinya, yang menjadi jaminan adalah bendanya itu sendiri, yaitu benda yang dibebani dengan Hak Jaminan itu. 2. Jaminan Imateriil perorangan dan badan hukum Selain jaminan kebendaan, hukum juga mengenal Jaminan Penjamin atau Penjamin penanggung yang diberikan oleh penjamin atau guarantor. Artinya yang menjadi jaminan itu adalah penjaminnya. Dahulu kala, konsekuensi dari orang yang mengajukan dirinya sebagai penjamin utang debitur apabila penjamin tersebut tidak mampu membayar utang debitur dari harta kekayaannya, penjamin tersebut akan menjadi budak dari kreditur. Dalam perkembangannya, jaminan Anju Ciptani Putri Manik : Peranan Dan Tanggung Jawab Penjamin Personal Guarantee Di Dalam Permohonan Perkara Pailit, 2007. USU Repository © 2009 penjamin tersebut tidak lagi menyangkut jasmani dari penjamin tersebut, tetapi terbatas kepada harta kekayaan penjamin itu saja. 88 Jaminan pribadi personal guarantee merupakan suatu jaminan yang diberikan oleh seseorang secara pribadi bukan badan hukum untuk menjamin hutang orang badan hukum lain kepada seseorang atau beberapa kreditur. Apabila debitur tidak melaksanakan kewajibannya untuk membayar hutang tersebut, merupakan kewajiban pihak garantor untuk membayarnya, sehingga dalam hal seperti itu, kedudukan guarantor berubah, tidak ubahnya seperti debitur pula. Jaminan perorangan adalah jaminan seorang dari pihak ketiga yang bertindak untuk menjamin dipenuhinya kewajiban-kewajiban dari debitur. Dengan perkataan lain, jaminan perseorang itu adalah suatu perjanjian antara seorang berpiutang kreditur dengan seorang ketiga, yang menjamin dipenuhinya kewajiban-kewajiban si berutang debitur. 89 Dalam jaminan perorangan bortogcht itu selalu dimaksudkan bahwa untuk pemenuhan kewajiban-kewajiaban pihak debitur, yang dijamin pemenuhannya seluruhnya atau sampai suatu bagian tertentu, harta benda debitur dapat disita dan dilelang menurut ketentuan-ketentuan perihal pelaksanaan atau eksekusi putusan pengadilan. 90 88 Sutan Remy Sjahdeni. Op.Cit., h. 282. 89 Herna Pardede, Guarantee, dikutip dari situs internet http www.hernathesis.multiply.com., diakses tanggal 25 April 2007. 90 Kwik Kian Gie, Loc.Cit, h. 15. Anju Ciptani Putri Manik : Peranan Dan Tanggung Jawab Penjamin Personal Guarantee Di Dalam Permohonan Perkara Pailit, 2007. USU Repository © 2009 Dalam hasil Seminar Badan Pembinaan Hukum Nasional yang diselenggarakan di Yogyakarta, pada Juli 1977 yang dikemukakan oleh Sri Soedewi Masjchoen Sofwan mengatakan bahwa : “Jaminan immateriil perorangan adalah jaminan yang menimbulkan hubungan langsung pada perorangan tertentu, hanya dapat dipertahankan terhadap debitur tertentu, terhadap harta kekayaan debitur umumnya”. Jaminan perorangan tidak memberikan hak mendahului atas benda-benda tertentu, tetapi hanya dijamin oleh harta kekayaan seseorang lewat orang yang menjamin pemenuhan perikatan yang bersangkutan. Unsur jaminan perorangan yaitu: a. Mempunyai hubungan langsung dengan orang tertentu, b. Hanya dapat dipertahankan terhadap debitur tertentu, dan c. Terhadap harta kekayaan debitur umumnya. Yang termasuk jaminan perorangan adalah: a. Penjaminpenanggung borg adalah orang lain yang dapat ditagih, b. Perjanjian garansi bank. Ad. a : Penjaminpenanggung borg: 1. Pengertian Penjaminpenanggung Penjaminpenanggung utang atau borgtocht adalah suatu persetujuan dimana pihak ketiga guna kepentingan kreditur, mengikatkan dirinya untuk memenuhi kewajiban debitur apabila debitur bersangkutan tidak dapat memenuhi kewajibannya. Anju Ciptani Putri Manik : Peranan Dan Tanggung Jawab Penjamin Personal Guarantee Di Dalam Permohonan Perkara Pailit, 2007. USU Repository © 2009 2. Dasar Hukum Penjaminpenanggung borg Mengenai pengertian Penjaminpenanggung ditegaskan dalam pasal 1820 KUH Perdata, yang menyatakan bahwa : “Penanggungan adalah suatu persetujuan dengan mana seorang pihak ketiga, guna kepentingan si berutang, mengikatkan diri untuk memenuhi perikatannya si berutang manakala orang ini sendiri tidak memenuhinya”. 91 Dalam hukum perdata Indonesia, penjamin yang tampil untuk menjamin utang debitur tersebut disebut borg, sedangkan perjanjian penjaminan yang dibuat Selain hak jaminan yang berupa jaminan kebendaan, hukum juga mengenal jaminan penjamin atau penjamin penanggung yang diberikan oleh penjamin atau guarantor. Artinya yang menjadi jaminan itu adalah penjaminnya. Konsekuensi dari orang yang mengajukan dirinya sebagai penjamin utang debitur apabila penjamin tersebut tidak mampu membayar utang debitur dari harta kekayaannya, penjamin tersebut akan menjadi budak dari kreditur. Dalam perkembangannya, jaminan penjamin tersebut tidak lagi menyangkut jasmani dari penjamin tersebut, tetapi terbatas kepada harta kekayaan penjamin itu saja. Setelah hukum mengenal atau mengakui adanya badan hukum yang oleh hukum diakui sebagai legal person seperti halnya orang perorangan, maka hukum mengakui pula jaminan penjamin berupa badan hukum. Artinya, yang menjadi penjamin dari utang debitur adalah badan hukum tersebut. Dalam praktek perbankan, yang akan diterima oleh bank menjadi jaminan penjamin adalah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas. 91 Imran Nating, Loc.Cit, h. 30. Anju Ciptani Putri Manik : Peranan Dan Tanggung Jawab Penjamin Personal Guarantee Di Dalam Permohonan Perkara Pailit, 2007. USU Repository © 2009 antara penjamin dan kreditur disebut perjanjian borgtocht. Perjanjian borgtocht diatur dalam Pasal 1800-1850 KUH Perdata. Ad. b : Perjanjian garansi bank 1. Pengertian perjanjian garansi bank Istilah garansi bank berasal dari terjemahan dari bahasa Belanda, yaitu bank garantie. Pengertian garansi bank dapat dibaca dalam Pasal 1 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 11110KepDirUPPB tentang pemberian jaminan oleh bank dan pemberian jaminan oleh lembaga keuangan non bank, dimana Garansi Bank adalah : “Jaminan dalam bentuk warkat yang diterbitkan oleh bank atau oleh lembaga keuangan non bank yang mengakibatkan kewajiban membayar terhadap pihak yang menerima jaminan apabila pihak yang menerima jaminan cidera janji”. 2. Dasar Hukum perjanjian garansi bank Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang garansi bank dapat dilihat dalam ketentuan-ketentuan sebagai berikut : a Pasal 1820 KUH Perdata sampai dengan Pasal 1850 KUH Perdata; b UU Nomor 7 Tahun 1992 jo UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan; c Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 11110KepDirUPPB tentang pemberian jaminan oleh bank dan pemberian jaminan oleh lembaga keuangan non bank; d Surat Edaran Bank Indonesia No. SE 1111 kepada bank-bank umum, bank- bank pembangunan dan lembaga keuangan bukan bank di Indonesia perihal Anju Ciptani Putri Manik : Peranan Dan Tanggung Jawab Penjamin Personal Guarantee Di Dalam Permohonan Perkara Pailit, 2007. USU Repository © 2009 Pemberian Jaminan oleh bank dan pemberian jamian oleh lembaga keuangan.

D. Pihak-Pihak yang Terkait Dalam Jaminan