Anju Ciptani Putri Manik : Peranan Dan Tanggung Jawab Penjamin Personal Guarantee Di Dalam Permohonan Perkara Pailit, 2007.
USU Repository © 2009
Dalam hal ini dapat dikatakan hakikat dari penanggungan adalah sebagai berikut:
1. Penanggung adalah jaminan perorangan security right in personam yang diberikan :
a. Oleh Pihak ketiga dengan sukarela b.
Guna kepentingan kreditur c. Untuk memenuhi kewajiban debitur bila ia tidak memenuhinya Pasal
1820 KUH Perdata 2. Penanggung adalah perjanjian asesor accesoir, oleh karena itu:
a. Tidak ada penanggungan tanpa perjanjian pokok yang sah Pasal 1821
KUH Perdata b.
Cakupan penanggungan tidak dapat melebihi kewajiban debitur sebagaimana dimuat dalam perjanjian pokok pasal 1822 KUH Perdata.
B. Tujuan Adanya Jaminan dalam Kepailitan
Tujuan jaminan yaitu untuk meyakinkan bank atau kreditur, bahwa debitur mempunyai kemampuan untuk mengembalikan atau melunasi kredit yang
diberikan kepadanya sesuai dengan persyaratan dan perjanjian kredit yang telah disepakati bersama.
80
Dibutuhkannya jaminan dan agunan dalam suatu pemberian fasilitas kredit adalah semata-mata berorientasi untuk melindungi kepentingan kreditur, agar
80
Kwik Kian Gie. Op.Cit, h. 16.
Anju Ciptani Putri Manik : Peranan Dan Tanggung Jawab Penjamin Personal Guarantee Di Dalam Permohonan Perkara Pailit, 2007.
USU Repository © 2009
dana yang telah diberikannya kepada debitur dapat dikembalikan sesuai jangka waktu yang ditentukan. Dengan perkataan lain, pihak pemilik dana kreditur,
terutam lembaga perbankan atau lembaga pembiayaan mensyaratkan adanya jaminan bagi pemberian kredit demi keamanan dan dan kepastian hukumnya. Jadi
jelaslah bahwa tanpa adanya jaminan dari debitur maka tentu pihak kreditur tidak akan memberikan fasilitas kredit kepadanya. Ini berarti bahwa dalam kegiatan
bisnis jaminan mempunyai peranan yang sangat penting.
81
Tujuan bersama pembuatan perjanjian penanggungan adalah untuk menjamin pelaksanaan perikatan debitur terhadap kreditur yang ada dalam suatu
perjanjian lain yang hendak dijamin pelaksanaannya disebut saja perjanjian pokok, yang melahirkan perikatan-perikatan pokok. Dengan demikian, kausa
perjanjijan penanggungan adalah untuk memperkuat perjanjian pokoknya.
82
Hal ini dapat diartikan tidak konsisten dimana di satu pihak, ketentuan Pasal 56 tampaknya mengakui Hak Separatis dari Kreditur Preferen, di pihak lain
ketentuan Pasal 56 UUK No. 37 Tahun 2004 justru mengingkari hak separatis itu Penjelasan Pasal 56 ayat 2 UUK No. 37 Tahun 2004 yang
mengemukakan bahwa penangguhan bertujuan antara lain untuk memperbesar kemungkinan mengoptimalkan harta pailit adalah sama artinya dengan
mengemukan bahwa harta Debitur yang sebelum kepailitan telah dibebani dengan Jaminan merupakan harta pailit ketika Debitur itu dinyatakan pailit.
81
Ibid.
82
J. Sattrio, Loc.Cit, h. 60.
Anju Ciptani Putri Manik : Peranan Dan Tanggung Jawab Penjamin Personal Guarantee Di Dalam Permohonan Perkara Pailit, 2007.
USU Repository © 2009
karena menentukan bahwa barang yang dibebani dengan hak jaminan merupakan harta pailit.
Pasal 56 ayat 3 UUK No. 37 Tahun 2004 menentukan, selama jangka waktu penangguhan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, kurator dapat
menggunakan atau menjual harta pailit yang berada dalam pengawasan kurator dalam rangka kelangsungan usaha debitur, sepanjang untuk itu telah diberikan
perlindungan yang wajar bagi kepentingan kreditur atau pihak ketiga sebagaimana dimaksud dalam ayat 1. Artinya, Undang-Undang Kepailitan tidak memisahkan
benda-benda yang dibebani hak jaminan sebagai benda-benda yang bukan merupakan harta pailit.
Ini merupakan sikap yang meruntuhkan sendi-sendi sistem hukum hak jaminan. Hal itu lebih lanjut telah membuat tidak ada artinya penciptaan lembaga
hak jaminan di dalam hukum perdata dan membuat kaburnya konsep dan tujuan hak jaminan itu.
Menurut Fred B.G. Tumbuan yang menjadi salah satu anggota Tim Penyusun Perpu No. 1 Tahun 1998, keberadaan lembaga baru yaitu lembaga
penangguhan hak eksekusi kreditur yang tagihannya dijamin dengan hak jaminan atas hak kebendaan kreditur separatis perlu untuk mencegah agar pemberian
PKPU tidak menjadi mubazir, hal mana mudah terjadi seandainya kreditur Separatis dapat mengeksekusi hak-hak mereka sebagaimana hal itu dimungkinkan
dalam UUK yang lama. Menurut Peraturan Kepailitan yang lama, yaitu Faillissements
Verordening, kreditur preferen dapat melaksanakan haknya sekalipun ada
Anju Ciptani Putri Manik : Peranan Dan Tanggung Jawab Penjamin Personal Guarantee Di Dalam Permohonan Perkara Pailit, 2007.
USU Repository © 2009
kepailitan. Artinya,ketentuan mengenai penundaan 90 hari sebagaimana yang ditentukan dalam Undang-Undang Kepailitan tidak ada. Dengan kata lain,
menurut Peraturan Kepailitan yang lama itu hak separatis dari kreditur preferen benar-benar dihormati.
C. Bentuk-Bentuk Jaminan