Berikut langkah-langkah atau cata dalam berdialog yang dilakukan Ali bin Abi Thalib dalam penyampaiab dakwahnya.
1. Mendengarkan pihak lawan dengan Arief, bijak dan seksama.
Langkah ini diambil agar memberikan kesan yang pertama begitu menggoda, tidak menyinggung perasaan dan akhirnya da’I bukan hanya mengeri
akan ttapi memahami terhadap apa yang disampaikan lawan bicara, sehingga langkah ini menentukan terhadap apa yang menjadi argument da’I berikutnya.
Demikian pula Ali r.a pernah terlibat dalam suatu perkara dengan seorang non-Muslim yang dilihatnya menual bau besi milik Ali di pasar Kufah. Ia tidak
merampasnya dari tangannya, dalam kedudukannya sebagai amirul mukminin dan kepala Negara pada waktu itu, tapi ia mengadukan halnya kepada hakim. Dan
ketika itu ia tidak berhasil mengajukan suatu bukti atau saksi-saksi atas tuduhannya itu, sang hakim menjatuhkan putusan yang merugikannya.
18
Setelah persidangan usai, orang Nasrani itu kembali bertemu Ali ra. Ia berkata “Aku bersaksi bahwa ini adalah pengadilan para nabi. Amirul mukminin
menuntut aku melalui hakimnya dan hakimnya mengalahkannya. Sejak saat itu saya bersahadat bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan bahwa Muhammad
adalah hamba dan utusann-Nya. Baju besi itu milikmu, Ya amirul mukminin. Aku mengambil baju itu dari untamu yang kelabu ketika engkau dan pasukanmu
hendak berangkat ke Shiffin.”
19
18
Abul ‘Ala al-Maududi, Khalifah dan Kerajaan, Bandung: Penerbit Mizan Anggota IKAPI, 2000,h.122
19
Abdullatif Ahmad Aasyur, 10 orang dijamin ke surga, Jakarta: Gema Insani Press, 1994, h. 86
2. Menggunakan ilustrasiKiasangambaran
Ilustrasi adalah sarana untuk mendekatkan lawan bicara agar lebih yakin terhadap argument yang kita sampaikan. Ilustrasi berguna untuk melengkapi dan
memperjelas setiap uraian pembicaraan. Pada suatu hari Aqil dating ke rumah Ali dan memohon dipinjami uang
dari baitul Mal untuk memenuhi kebutuhan dan rasa lapar anak-anaknya. Tapi Ali menolaknya mentah-mentah bahkan mendekatkan sebuah besi ketubuhnya. Ketika
Aqil berteriak ketakutan, maka Ali berkata “Kamu merasa keberatan atau kehilangan anak, hei Aqil apakah engkau mengerang ketakutan menghadapi besi
yang dijaga oleh pemiliknya untuk mainan, dan engkau menarik aku ke dalam api neraka yang menyala-nyala penuh api. Apakah engkau mengerang ketakutan
menghadapi kemelaratan, tapi berani menghadapi neraka?”
20
3. Mematahkan pendapat alas an dengan serang balik.