Komplemen Komp Perilaku Fungsi Gramatikal Dalam Membentuk Struktur Frasa Nomina Bahasa Batak Toba

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Perilaku Fungsi Gramatikal Dalam Membentuk Struktur Frasa Nomina Bahasa Batak Toba

4.1.1 Komplemen Komp

Komplemen Komp adalah pemerlengkap yang berfungsi untuk melengkapi sebuah kata dalam pembentukan frasa. Dalam Bahasa Batak Toba, komplemen yang sering melengkapi frasa nomina adalah numeralia, nomina, dan verba. Misalnya, sude jolma ‘semua orang’, adalah frasa nomina yang inti leksikalnya jolma ‘orang’ didampingi oleh komplemen Komp FNum sude ‘semua’. Komplemen dalam frasa nomina Bahasa Batak Toba dapat terletak di sebelah kanan maupun kiri inti leksikal. Frasa nomina FN Bahasa Batak Toba yang komplemennya berupa FNum biasanya berada di sebelah kiri inti leksikal. Komplemen merupakan bentuk internal yang posisinya langsung dibawahi oleh X-bar dan kehadiran komplemen pada posisi itu merupakan realisasi dari kategori leksikal. Contohnya terlihat pada kalimat berikut : 8 [Tolu marga] do muse pinompar Andornabolak di si. ‘tiga marga T pula keturunan Andornabolak di situ’ Tiga marga pula keturunan si Andornabolak di situ. Pada 8, FN tolu marga ‘tiga marga’ merupakan FN yang inti leksikalnya marga berada di sebelah kanan FNum tolu ‘tiga’ sebagai komplemen. Atau dengan kata lain komplemen berada di sebelah kiri inti leksikal. Argumen FNum tolu ‘tiga’ tergolong komplemen karena kata tolu ‘tiga’ dengan inti leksikal marga ‘marga’ tidak dapat dipisahkan. Atau dengan kata lain, apabila komplemen dan inti leksikal Universitas Sumatera Utara dipisahkan mengalami pelesapan, maka kalimat yang dihasilkan menjadi tidak gramatikal. Pembuktiannya dapat terlihat pada 8a dan 8b berikut : 8a Marga do muse pinompar Andornabolak di si. ‘marga T pula keturunan Andornabolak di situ’ Marga pula keturunan Andornabolak di situ. 8b Tolu do muse pinompar Andornabolak di si. ‘tiga T pula keturunan Andornabolak di situ’ Tiga pula keturunan Andornabolak di situ. Kalimat pada 8a tidak gramatikal karena tidak berterima dalam sintaksis maupun semantik Bahasa Batak Toba. Begitu pula pada 8b, kalimat yang dihasilkan termasuk kalimat yang tidak gramatikal, sebab informasi yang dihasilkan oleh kalimat 8b mengalami perubahan. Karena inti leksikal pada FN tolu marga ‘tiga marga’ dalam kalimat 8 adalah marga ‘marga’, bukan tolu ‘tiga’. Apabila frasa nomina pada 8 diaplikasikan ke dalam teori X-bar, maka hasilnya terlihat pada skema berikut : ● FN → FNum + N 9 FN N’ FNum N tolu marga ‘tiga marga’ Universitas Sumatera Utara Sedangkan komplemen FN yang membentuk frasa nomina Bahasa Batak Toba biasanya terletak di sebelah kanan inti leksikal. Contohnya terlihat pada kalimat berikut : 10 Mambuat boru ma ibana di si [boru ni marga Manurung]. ‘mengambil anak perempuan lah dia di situ anak perempuan T marga Manurung’ Menikahi anak gadislah dia di situ anak perempuan dari marga Manurung. Sama halnya dengan 8, komplemen dan inti leksikal frasa nomina pada kalimat 10 tidak dapat dipisahkan atau mengalami pelesapan. Karena akan menghasilkan kalimat yang tidak gramatikal. 10a Mambuat boru ma ibana di si [ni marga Manurung]. ‘mengambil anak perempuan lah dia di situ T marga Manurung’ Menikahi anak gadislah dia di situ marga Manurung. 10b Mambuat boru ma ibana di si [boru]. ‘mengambil anak perempuan lah dia di situ anak perempuan’ Menikahi anak gadislah dia di situ anak perempuan. Inilah yang merupakan ciri dari komplemen. Dalam pembentukan frasa nomina FN Bahasa Batak Toba, komplemen bersifat wajib. Artinya, antara komplemen dan inti leksikal tedapat hubungan yang internal. Selain itu, jika elemen ini dipindahkan letak strukturnya, maka kalimat yang dihasilkan menjadi tidak gramatikal. 10c Mambuat boru ma ibana di si [ni marga Manurung boru]. ‘mengambil anak perempuan lah dia di situ T marga Manurung anak perempuan’ Menikahi anak gadislah dia di situ dari marga Manurung anak perempuan. Universitas Sumatera Utara Apabila struktur frasanya direpresentasikan, maka akan terbentuk skema berikut : ● FN → N + FN 11 FN N’ N FN boru ni marga Manurung ‘anak perempuan marga Manurung’

4.1.2 Keterangan Ket