Latar Belakang Masalah .1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat, berupa lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia Keraf 1984 : 16. Bahasa juga merupakan cermin pikiran. Bahasa-bahasa daerah di Indonesia mempunyai pengaruh dalam pembentukan dan pengembangan bahasa Indonesia. Sebelum mengenal bahasa Indonesia, sebagian besar bangsa Indonesia mempelajari dan menggunakan bahasa daerah untuk berinteraksi antaranggota masyarakat. Ucapan dan cara penyampaian ide-ide dipengaruhi kebiasaan yang lazim digunakan oleh masyarakat itu. Bahasa daerah tetap dipelihara oleh Negara sebagai bagian dari kebudayaan yang hidup. Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan yang universal dan mempunyai peranan penting. Bahasa Batak Toba merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang masih digunakan oleh masyarakat pendukungnya dalam kehidupan berinteraksi sehari-hari. Bahasa ini dapat dikatakan sebagai bahasa pertama dalam komunikasi sosial dari berbagai lapisan masyarakat Batak Toba. Dalam kajian sintaksis, Bahasa Batak Toba biasanya dikaji hanya menyangkut struktur frasa dan klausa. Kajiannya hampir tidak menyinggung kalimat. Tiga buku yang dengan jelas disebut sebagai Tata Bahasa Batak Toba yakni Tobasche Spraakunst 1971 oleh Van der Tuuk, A Grammar of The Urbanized Toba Batak of Medan 1981 oleh Percival, dan A Grammar of Toba Batak 1981 oleh Nababan hampir tidak mengulas kalimat. Universitas Sumatera Utara Buku berbahasa Batak Toba dipilih sebagai objek penelitian, seperti buku cerita rakyat masyarakat Batak Toba dan buku cerita lain yang bahasanya merupakan Bahasa Batak Toba. Hal ini dilakukan karena penulis memilih untuk melakukan penelitian kepustakaan Library Reseach. Alasan penulis memilih penelitian kepustakaan karena Bahasa Batak Toba maupun bahasa-bahasa daerah lain saat ini sudah banyak yang terpengaruh oleh bahasa asing maupun bahasa Indonesia. Apalagi mayoritas masyarakat Indonesia saat ini sudah menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari dalam berinteraksi antaranggota masyarakat. Untuk itu, penulis memilih melakukan penelitian kepustakaan dengan menjadikan buku berbahasa Batak Toba sebagai objek penelitian. Ramlan 1987: 120 memberi batasan bahwa frasa adalah satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas fungsi. Sebagai suatu fungsi, frasa adalah satuan sintaksis terkecil yang merupakan pemadu kalimat Samsuri, 1985:93. Sebagai suatu bentuk, frasa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata yang nonpredikat Kridalaksana dkk., 1994:162. Tata bahasa generatif adalah cabang linguistik teoretis yang bekerja untuk menyediakan seperangkat aturan yang secara akurat dapat memprediksi kombinasi kata yang mampu membuat tata bahasa kalimat yang benar. Studi tentang tata bahasa generatif dimulai pada tahun 1950-an oleh seorang filsuf Amerika yang juga seorang penulis dan pengajar di bidang linguistik, Noam Chomsky. Sejarahnya, pada tahun 1931-1951, kajian linguistik pada saat itu diwarnai oleh aliran struktural, yang kita kenal dengan nama Tata Bahasa Deskriptif. Dalam Tata Bahasa Deskriptif, tokoh yang mempengaruhinya yaitu Bloomfield. Bloomfield adalah salah satu tokoh Universitas Sumatera Utara strukturalisme Amerika yang pemikirannya banyak dipengaruhi oleh Boaz. Dalam tata bahasa jenis ini, kajian yang dikembangkan adalah kajian linguistik yang berhubungan dengan masalah-masalah praktis, dan langsung menjelaskan komponen serta struktur bahasa tertentu berdasarkan realitas formalnya sebagai ujaran. Oleh karena itu, model kajian semacam ini disebut dengan istilah Tata Bahasa Struktural. Model kajian semacam ini sesuai dengan konsep pengembangan teori yang sedang “menjamur” di Amerika Serikat, yaitu logika positivistisme. Bagi logika ini, sebuah teori bisa dianggap benar atau salah, jika telah diujikan pada data kajian secara konkrit. Pada tahun 1957, Chomsky mengenalkan gagasan barunya melalui sebuah buku yang berjudul Syntactic Structure. Gagasan barunya yang tertuang dalam buku itulah yang kemudian oleh para linguist disebut dengan Tata Bahasa Generatif Transformasi. Teori X-bar adalah salah satu bidang kajian Tata Bahasa Generatif Transformasi. Teori ini pada awalnya diterapkan pada tataran frasa dengan simbol X” dan kategori antara intermediate category, yakni kategori yang lebih besar dari kata, tetapi lebih kecil dari frasa simbol X’. Dengan demikian, jelas bahwa teori X- bar adalah teori tentang struktur frasa. Teori ini Teori X-bar bukanlah sesuatu yang asing dalam literatur Bahasa Indonesia. Sebagai contoh, teori ini telah disinggung oleh Silitonga 1990 yang membicarakan prinsip-prinsip umum dan prosedur penerapan teori X-bar dalam sebuah bahasa. Mulyadi bahkan telah menerapkan teori tersebut pada dua jenis frasa, yaitu frasa nomina Bahasa Indonesia 1998 dan pada frasa preposisi Bahasa Indonesia 2002. Dalam menguraikan frasa nomina Bahasa Indonesia, beliau menyimpulkan adanya ketidaksesuaian perilaku frasa tersebut Universitas Sumatera Utara dalam perspektif X-bar, khususnya pada keterangan dan specifier. Keterangan dan specifier pada struktur frasa nomina Bahasa Indonesia dapat langsung dibawahi oleh N’ N-bar, sedangkan pada teori X-bar hanya komplemen yang langsung dibawahi N’ N-bar. Penyimpangan juga ditemukan pada struktur frasa preposisi FP Bahasa Indonesia. Dalam hal ini, proyeksi dalam skema X-bar dapat bersifat iteratif berulang dan akibatnya terbentuk dua proyeksi maksimal dalam struktur frasa tersebut padahal dalam teori X-bar proyeksi maksimal seharusnya tidak bersifat iteratif. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti dan menelaah struktur FN frasa nomina dalam Bahasa Batak Toba dengan menggunakan pendekatan sintaksis generatif yaitu teori X-bar.

1.1.2 Masalah

Ada dua masalah dalam penelitian ini yaitu : 1. Bagaimanakah perilaku fungsi gramatikal, seperti komplemen Komp, keterangan Ket, dan specifier Spec dalam membentuk struktur frasa nomina Bahasa Batak Toba berdasarkan teori X-bar? 2. Bagaimanakah kaidah struktur frasa nomina Bahasa Batak Toba menurut teori X-bar?

1.2 Batasan Masalah