FN → inti + Komp + Ket FN → inti + Komp + Ket + Spec
4.2.8 FN → inti + Komp + Ket
34 Disoroi ma [ dakdanak na marmeami di si ]. ‘diserbu lah anak-anak yang bermain-main di situ’
Diserbulah anak-anak yang bermain-main di situ. 35
FN
N’
N’ FP
N’ FV
N
dakdanak na marmeami di si ‘anak-anak yang bermain-main di situ’
FN pada 34 bila digambarkan strukturnya akan membentuk sebuah diagram pohon seperti pada 35. Terlihat jelas bahwa dakdanak ‘anak-anak’ sebagai kategori
leksikal inti leksikal didampingi oleh elemen komplemen yang berkategori FV yaitu na marmeami ‘yang bermain-main’ berada pada tataran terendah. Kemudian, pada
tataran yang lebih tinggi, hadir keterangan berkategori FP disi ‘di situ’ bersama dengan N’N-bar yang memproyeksikannya. Dan yang terakhir, FN sebagai proyeksi
akhir atau proyeksi maksimal hadir untuk menutup proyeksi frasa nomina tersebut.
Universitas Sumatera Utara
4.2.9 FN → inti + Komp + Ket + Spec
36 I ma [ mudar ni anak ni manuk na diongomna i ]. ‘itu lah darah T akan T ayam T diminumnya itu’
Itulah darah anak ayam yang diminumnya itu. 37
FN
N’
N’ Spec
N’ FV
N’ FN
N
mudar ni anak ni manuk na diongomna i ‘darah anak ayam yang diminumnya itu’
Struktur FN Bahasa Batak Toba dapat menjadi kompleks, apabila hadir ketiga fungsi gramatikal seperti komplemen, keterangan, dan specifier. Struktur yang
demikian diilustrasikan pada 36 dan 38. Dalam hal ini, FN anak ni manuk ‘anak ayam’ pada 36 dan FN parpahean ‘pemakai baju‘ pada 38 adalah komplemen,
sedangkan FV na diongomonna ‘yang diminumnya‘ pada 36 dan FA na imbaru
Universitas Sumatera Utara
‘yang baru’ pada 38 adalah keterangan. Kemudian specifier i‘itu’ hadir pada 36 dan 38 sebagai fungsi gramatikal yang membuat struktur kedua FN tersebut
menjadi kompleks. Jadi, FN pada 36 digambarkan strukturnya pada 37. Mudar ‘darah’ sebagai
inti leksikal bersama dengan komplemen FN anak ni manuk ‘anak ayam’ diturunkan oleh N’ N-bar. Kemudian hadir di atasnya N’ N-bar yang lebih tinggi yang
memproyeksikan keterangan FV na diongomna ‘yang diminumnya‘ bersama dengan specifier i ‘itu’ sebagai proyeksi maksimal.
Sedangkan FN pada 38 digambarkan strukturnya pada 39. Sebagai inti leksikal, halak ‘orang’ hadir bersama dengan komplemen FN parpahean ‘pemakai
baju‘ sebagai proyeksi N’ N-bar yang terendah. Kemudian keterangan FA na imbaru ‘yang baru’ berada pada konstituen N’ N-bar yang lebih tinggi. Dan sebagai
proyeksi N’ N-bar yang tertinggi, hadir specifier i ‘itu’ untuk membentuk struktur FN yang lebih klompleks.
Struktur FN pada 36 dan 38 sama kompleksnya, karena ketiga fungsi gramatikal seperti komplemen Komp, keterangan Ket, dan specifier Spec hadir
dalam pembentukan frasa tersebut. Yang membedakan keduanya hanyalah kategori keterangan yang terdapat pada frasa tersebut. Pada 36, FN didominasi oleh
keterangan FV, sedangkan pada 38, FN didominasi oleh keterangan FA.
Universitas Sumatera Utara
38 Gabe marsisintak abitna be ma [halak parpahean na imbaru i]. jadi mengangkat pakaiannya masing-masing lah orang pemakai baju T baru itu
‘Jadi mengangkat pakaiannya masing-masinglah orang yang memakai baju baru itu.’ 39
FN
N’
N’ Spec
N’ FA
N’ FV
N
halak parpahean na imbaru i ‘orang yang memakai baju yang baru itu’
4.2.10 FN → Ket + inti