4.2.5 IMFORMAN 5 Nama
: Sumi fratiwi Jenis kelamin
: Perempuan Alamat
: Jln. Pembangunan no. 13 Medan Umur
: 22 Tahun Etnis
: Jawa Agama
: Islam Pekerjaan
: Mahasiswi Anak ke
: 2 dari 4
Sumi Fratiwi Gadis Yang Supel
Mahasiswi yang sedang menyusun Skripsi ini sering disapa oleh teman- temannya Tiwi, Tiwi merupakan gadis yang mudah bergaul, tiwi mempunyai banyak
teman dan tiwi juga asyik diajak ngobrol, begitu penuturan teman-teman tiwi, tiwi merupakan anak kedua dari empat bersaudara, Ayahnya seorang wiraswasta ditempat
Tiwi tinggal, tiwi mempunyai seorang Abang yang sudah bekerja, ibu Tiwi merupakan seorang ibu rumah tangga, Tiwi anak perempuan paling besar di
keluarganya, dan Tiwi merasa sedih ketika mengetahui penyakit yang dideritanya, Ia mengetahui sakitnya sekitar 1 setengah tahun yang lalu, tiwi melakukan pengobatan
Alternatif dari awal pengobatan hingga saat ini, ia belum pernah berobat medis karena pengobatan Alternatif yang saat ini ia jalani ia rasa cocok dengan kesembuhan
penyakitnya, dari kecil tiwi sering sakit, dan dia selalu berobat ke pengobatan Alternatif tempat ia berobat saat ini, keluarga tiwi pun sangat mendukung
Universitas Sumatera Utara
pengobatan Alternatif yang dilakukan Tiwi, tiwi juga mengatakan” tidak ada keturunan sebelumnya yang sakit kanker payudara, saya merasa sudah cocok dengan
satu jenis pengobatan, jadi tidak perlu mencoba pengobatan lain lagi, ntar jadi gak sembuh-sembuh kalau banyak yang dicoba,kalau pantangan saya banyak terutama
makanan seperti rempelo,terong belanda, makanan berminyak, dll, kalau mitos atau kepercayaan tidak ada, saat ini sudah 1 tahun saya berobat Alternatif dengan minum
Jamu, proses pengobatan Alternatif yang saya keluti yaitu dengan cara memakai Infra merah dan Plaster ditaruh ditempat atau bagian mana yang sakit, kemudian untuk
pengobatan selanjutnya ditentukan waktunya dan harus rutin berobat dan minum Jamu, dan saya merasa ada perkembangan dari sebelumnya”.
4.2.6 IMFORMAN 6 Nama
: Suryati Jenis kelamin
: Perempuan Alamat
: Jln. Seksama no.5 B Simpang Limun Medan Umur
: 40 Thn Etnis
: Jawa Agama
: Islam Pekerjaan
: Wiraswasta Pendidikan
: SMEA Anak ke
: 2 dari 7
Universitas Sumatera Utara
Suryati Ibu yang Ramah
Suryati ibu satu Anak ini tinggal di Jln.Seksama Simpang Limun Medan, ketika dikunjungi ke rumahnya ibu ini sangat ramah menyambutnya, kegiatan sehari-
hari ibu Ati adalah berjualan, ia membuka warung di rumahnya, Ibu Ati sangat serius menjawab ketika ditanya tentang Proses pengobatan yang ia lakukan selama sakit
kanker Payudara, saat ini dapat dikatakan ia sudah sembuh dari penyakit itu , ibu Ati bersal dari keluarga yang besar, ibu Ati sendiri merupakan anak kedua dari 7
bersaudara, dnamun ia heran dari ketujuh saudaranya Cuma dia yang mengidap penyakit kanker dan Cuma ibu Ati sendiri yang mempunyai anak satu, Ayah ibu Ati
dulunya bekerja sebagai karyawan perkebunan dan ibunya sebagai ibu rumah tangga, Ibu Ati merasa sebagai putrid kedua semasa gadisnya dulu ia termasuk anak yang
sering tidak mendengar perkataan orang tua, ia mengakui kesalahannya saat ini hingga ia menyadari itu juga yang mengingatkan ibu Ati dengan penyakit yang
dideritanya saat ini, ibu Ati mempunyai satu putri yang bernama Desi, Desi putri semata wayang ibu Ati sekarang sudah bekerja dan membantu keluarga, “Desi putri
kesayangan saya baru saja tamat SMA, ia memilih untuk bekerja daripada kuliah, Desi dulunya sangat sulit proses kelahirannya, dia lahir melalui proses sesar,
makanya kalau Desi sudah mulai melawan dengan saya, saya sangat sakit hati karena susahnya saya melahirkan dia, namun walaupun begitu Desi sangat Perhatian dengan
saya, dia suka membelikan saya sesuatu jika dia sudah gajian. Saya sering tinggal sendirian dirumah, Desi dan suami saya sering tidak pulang, Desi terkadang kalau
pulang kerja kemalaman dia tidur tempat temannya, sementara suami saya bisa sampai tiga hari tidak pulang karena urusan pekerjaannya, lucu kadang saya sering
Universitas Sumatera Utara
curigaan dengan suami tapi memang lama kelamaan saya mengerti kok urusan pekerjaannya. Desi dan suami saya sangat menyayangi saya, mereka sangat mengerti
dengan kondisi saya saat ini, terlebih suami saya, dia sangat mendukung proses pengobatan saya, hingga saya bisa dikatakan sembuh seperti saat ini. bu Ati pertama
sekali mengetahui sakitnya pada tahun 2000, kemudian dioperasi tahun 2003, ibu ati sudah 2 kali di operasi, dan kedua Payudaranya sudah diangkat, proses pengobatan
berlangsung selama satu tahun. Ibu Ati merupakan salah satu pasien penderita kanker payudara yang tidak percaya dengan pengobatan Alternatif, Ibu Rumah Tangga
tamatan SMK ini lebih memilih Pengobatan Medis modern untuk Proses Penyembuhannya, “Walaupun keadaan ekonomi kami seperti ini, ya.. cukup lah
untuk kami bertiga, kebetulan pada saat itu suami ibu kerja di Perusahaan Rokok yang ada Askes Plusnya, pertama kali berobat ke RS Haji, setelah diperiksa saya
dirujuk ke RS Permata Bunda, ketika mau dioperasi dirujuk lagi ke RS Haji, pertama kali dioperasi payudara yang sebelah kanan saya diangkat, kemudian beberapa tahun,
sekitar tahun 2005, saya merasa nyeri pada payudara sebelah kiri, dan oleh dokter disarankan untuk diangkat, saya tidak berpikir panjang lagi, demi kesehatan saya
lakukan saran dokter, lagi an saya sudah punya anak kok…dua kali operasi saya memakai Askes dari kantor suami saya, mungkin kalau tidak ada askes saya tidak
bisa operasi, saya sangat bersyukur, biaya operasi itu tidak murah kan? “ ibu Ati mengatakan tidak ada anggota keluarga sebelumnya yang sakit kanker payudara,
ketika ditanya mengapa tidak mencoba pengobatan lain, seperti Alternatif, ia menjawab “saya tidak percaya pengobatan-pengobatan Alternatif atau Tradisional
seperti Akupuntur, Ceragem, atau Dukun, saya pikir itu hanya menambah masalah
Universitas Sumatera Utara
sehingga timbul lagi penyakit saya, contohnya Dukun, dukun sering bilang kalau sakit itu dibuat orang lain, teman kitalah , tetangga kitalah, dan akhirnya kita su’uzon
dengan orang tersebut, dan jadi stress memikirkannya, menambah rasa sakit juga, belum lagi dosanya, percaya kepada dukun itu kan sirik “. Pada saat akhir wawancara
ibu Ati bercerita tentang kakak sepupu dari pihak suaminya yang sudah meninggal karena sakit kanker Payudara, kakak sepupu Ibu Ati sangat takut dengan pengobatan
Modern, takut dioperasi, hingga akhirnya ia meninggal, mungkin hal ini juga yang membuat ibu Ati untuk lebih memilih operasi. Dan ia tidak mau lama-lama menahan
rasa sakitnya. Saat ini ibu Ati merasa sudah sembuh, cuma kadang-kadang kalau ibu Ati memakan sesuatu yang sudah menjadi pantangan dari sejak dulu maka ibu Ati
sering sakit kepala. Ibu Ati tidak pernah kemoterapi sejak di operasi.
4.2.7 IMFORMAN 7 Nama