4.2.2 IMFORMAN 2 Nama
: Lisda Sagita Jenis kelamin
: Perempuan Alamat
: Jl.H.M Said Gg. Yahya no.43 Kampung baru Medan Umur
: 33 thn Etnis
: Melayu Agama
: Islam Pekerjaan
: - Penghasilan
: - Pendidikan Terakhir
: Sarjana Sastra Inggris Anak ke
: Tunggal
Lisda Perempuan yang Kuat
Ketika berada di ruang tunggu pasien poliklinik Rumah Sakit Adam Malik, Lisda terlihat begitu tenang dengan menunggu panggilan dari perawat di Poliklinik
tersebut, pada saat itu saya datang menghampiri Lisda, dia dengan baik menyambut saya, Lisda bercerita tentang riwayat penyakitnya yang bukan hanya kanker Payudara
tetapi juga penyakit yang merupakan keturunan dari keluarganya, yaitu penyakit Jiwa, penyakit ini sudah ada sejak ia smp kelas 1, dari kecil Lisda adalah anak yang
yang kurang mendapat perhatian dari kedua orang tuanya, mungkin dengan penyakit yang ia derita ia merasa berat untuk menanggungnya sendiri, ayahnya tidak pernah
memperdulikannya, ibu nya yang sebagai single parent ibu lisda mempunyai kesibukan sendiri, hingga lisda pun memilih kehidupannya sendiri dengan berteman
Universitas Sumatera Utara
dengan banyak orang, hingga akhirnya lisda mempunyai seorang kekasih, ia pun menjalin sebuah hubungan hingga dua tahun lamanya, ketika ingin ke jenjang yang
lebih serius kekasih lisda pergi meninggalkan dia karena keluarga kekasihnya tidak menyetujui hubungan mereka karena penyakit keturunan yang Lisda punya,
saya sangat terpukul pada saat itu karena ketika saya sudah mendapatkan seseorang yang dapat memahami saya dan di pergi begitu saja kepada perempuan pilihan orang
tuanya, dan beberapa tahun kemudian ia merasa ada yang lain dengan payudaranya, seperti ada benjolan yang membesar dan keluar cairan yang aneh, lisda mengetahui
penyakit kanker payudara yang dideritanya sejak tahun 2006, begitu ia mengetahuinya ia langsung berobat ke dokter Spesialis Tumor. lisda merupakan anak
tunggal yang tinggal bersama saudaranya, kakak dari ibunya yang ia panggil uwak, beban perasaan lisda pun bertambah berat setelah kejadian setahun yang lalu,
yaitu kepergian ibunya yang meninggal , sementara ayahnya tidak pernah tau tentang keadaannya, karena ayahnya juga sakit jiwa, untuk ada uwaknya yang selalu
memberi ia semangat, lisda adalah perempuan yang sangat kuat menghadapi cobaan hidup yang dilaluinya, walaupun kadang-kadang penyakit yang keturunannya sering
kambuh, ia tetap bisa seperti orang normal ketika sudah sembuh kembali, sementara lisda ada masa-masanya dia sehat dan ada masanya penyakit jiwanya kambuh.
Perempuan lulusan sarjana Sastra Inggris dari salah satu Perguruan Tinggi di kota Medan ini pada saat diwawacarai dalam keadaan sehat mentalnya, ia dapat menjawab
pertanyaan dengan baik dan jelas, ia menuturkan “Ketika saya merasa sakit dan ada perubahan dengan payudara saya, pengobatan yang pertama sekali saya lakukan
adalah ke praktek dokter spesialis tumor, namun untuk sekali konsul terkena
Universitas Sumatera Utara
Rp.200.000 belum termasuk tebusan obatnya yang sangat mahal. akhirnya ia beralih ke pengobatan lain, kemudian keluarga lisda menyarankan berobat alternatif
“Akupuntur Serumpun Bambu”, pengobatan akupuntur ini tidak terlalu mahal, untuk sekli pengobatan hanya bayar seikhlasnya saja, lisda kandang untuk pengobatan
Akupuntur hanya membayar Rp 25.000, tapi ini harus dilakukan secara rutin, namun lisda sulit melakukannya karena jarak yang menurut lisda jauh dari rumah dan
tentunya memakan biaya juga, berikut penuturan Lisda, saya sebenarnya suka berobat di pengobatan Akupuntur, tapi masalahnya saya dengan kondisi yang sakit
seperti ini akan sering merasa kelelahan karena jauhnya tempat pengobatan yang akan ditempuh, kemudian untuk kesana juga memakan biaya yang besar,saya dapat
mengeluarkan biaya hampr Rp.100.000 sudah termasuk makannya,transfortasi dan lain-lainnya, kemudian setelah itu ada teman lisda yang menyarankan untuk
mencoba “pengobatan Alternatif Ceragem”, namun belum menunjukkan perkembangan yang baik untuk kanker payudara yang diderita lisda, ia merasa
sakitnya semakin menjadi, hingga akhirnya tetangga lisda menyarankan untuk ke rumah sakit umum, karena penyakit Lisda yang semakin hari semakin terlihat agak
parah, pernah juga lisda mendapat tawaran dari temannya untuk mengikuti pengobatan “Haryono” yang diadakan di Hotel Tiara,ungkapan Lisda “pernah juga
saya ditawarkan teman saya untuk mencoba pengobatan “Haryono” di Hotel Tiara beberapa hari yang lalu,namun karena acaranya kan diadakan di Hotel untuk sekali
pengobatan terkena Rp 250.000,uwak saya tidak punya uang segitu pada saat itu.” Hingga akhirnya lisda mencoba untuk pengobatan modern medis dengan
memeriksakan kondisi kanker payudara yang dideritanya untuk penanganan
Universitas Sumatera Utara
selanjutnya, karena kanker yang dideritanya sudah menyebar ke leher dan perutnya. Sudah terlihat benjolan di bagian leher Lisda. Dan ia ingin mencoba
kemoterapi dulu sebelum dioperasi.
4.2.3 IMFORMAN 3