4.2.10 IMFORMAN 10 Nama
: Eli Jenis kelamin
: Perempuan Alamat
: Jln.Pembangunan Gg.Kehakiman Padang Bulan Medan Umur
: 21 Thn Agama
: Islam Pekerjaan
: Mahasiswi Etnis
: Aceh Anak ke
: 2 dari 3
Eli gadis yang Mandiri
Perempuan muda yang berdarah Aceh ini tinggal sendiri dikota Medan, ia baru saja mengetahui penyakitnya sekitar 7 bulan yang lalu, Eli merupakan putri
kedua dari tiga bersaudara, eli merupakan putri satu-satunya di keluarga, keluarga merasa sangat khawatir ketika mengetahui penyakit yang diderita Eli, Ayah Eli
bekerja di salah satu perusahaan BUMN dan ibu Eli sebagai ibu rumah tangga, kakak laki-laki Eli masih kuliah dan tinggal di Aceh, begitu juga dengan adik laki-laki Eli
masih sekolah dan tinggal di Aceh.ketika pertama sekali Eli mengetahui penyakitnya, pada saat itu Eli disarankan oleh orang tuanya berobat ke Dokter, dua kali chek up ke
dokter langsung disarankan operasi, Eli hanya melakukan pengobatan medis modern , karena orang tuanya menyarankan satu pengobatan saja, Eli juga
mengatakan penyakit ini muncul karena kebiasaan Eli yang sebelumnya suka mengkonsumsi makanan-makanan instan, karena ia hidup sendiri jadi lebih suka
Universitas Sumatera Utara
yang tidak ribet. Eli juga mengatakan belum ada anggota keluarga sebelumnya yang sakit kanker payudara, pasca operasi Eli chek up ke dokter untuk mengetahui
perkembangan selanjutnya, saat ditanya kenapa tidak mencoba pengobatan lain, eli menjawab ia ragu akan pengobatan-pengobatan lain yang diluar pengobatan
medis,karena pengobatan medis hanya cocok-cocokan aja, tidak bisa dipastikan penyembuhannya, eli pernah disarankan oleh salah satu petugas kesehatan untuk
mencoba pengotan Alternatif. Namun Eli masih ragu.proses pengobatan eli sangat singkat, chek up 2 kali, operasi dan opname 6 hari.
Dari beberapa hasil wawancara imforman yang dihubungkan dengan factor-faktor apa saja yang menentukan pasien penderita kanker payudara dalam
memilih pengobatan, yang pertama adalah kepercayaan yang mana dari kesepuluh kasus kebanyakan dari pasien yang menderita kanker payudara di kota Medan dalam
memutuskan suatu pengobatan ditentukan oleh kepercayaan mereka dalam hal pengobatan tersebut, seperti paparan beberapa pasien berikut yang memilih
pengobatan karena kepercayaan mereka terhadap pengobatan tersebut. Tiwi yang dari kecil sudah sering berobat ke pengobatan Alternatif yang saat ini ia jalani, ia merasa
penyakitnya akan lebih membaik jika berobat ke pengobatan Alternatif ini, “saya merasa sudah cocok dengan satu jenis pengobatan, jadi tidak perlu mencoba
pengobatan lain lagi, ntar jadi gak sembuh-sembuh kalau banyak yang dicoba” dan juga penuturan ibu Suryati, yang lebih percaya kepada pengobatan Modern
medis, ia tidak pernah mau mencoba pengobatan Alternatif meskipun sudah banyak yang mengajaknya,
Universitas Sumatera Utara
“saya tidak percaya pengobatan-pengobatan Alternatif atau Tradisional seperti Akupuntur, Ceragem, atau Dukun, saya pikir itu hanya menambah masalah sehingga
timbul lagi penyakit saya, contohnya Dukun, dukun sering bilang kalau sakit itu dibuat orang lain, teman kitalah , tetangga kitalah, dan akhirnya kita su’uzon dengan
orang tersebut, dan jadi stress memikirkannya, menambah rasa sakit juga, belum lagi dosanya, percaya kepada dukun itu kan sirik “
Selain kepercayaan faktor ekonomi juga merupakan faktor yang lebih sering menjadi
penentu dalam memutuskan pemilihan terhadap pengobatan, ekonomi dan juga jarak yang harus ditempuh pasien ke tempat pengobatan dikaitkan juga dengan factor
ekonomi, berikut penuturan Lisda yang menentukan pemilihan suatu jenis pengobatan dikarenakan faktor ekonomi,
“Awalnya saya memilih berobat ke dokter Spesialis atas anjuran tetangga saya ya teman dekat saya juga, setelah beberapa lama saya yang hanya seorang pengangguran
dan tinggal bersama uwak saya tidak memiliki biaya lagi untuk berobat ke dokter spesialis, akhirnya saya memlih pengobatan Akupuntur, yang mana pasien boleh
membayar seikhlasnya saja,tapi berobatnya harus rutin, untuk beberapa kali pengobatan saya masih rutin dating,namun setelah lama kelamaan saya tidak sanggup
lagi ke pengobatan Akupuntur karena lokasinya yang sangat jauh dari rumah, kondisi saya yang sakit tidak bisa untuk pergi berobat setiap hari kesana, ditambah lagi
ongkosnya yang mahal”. Faktor dari dukungan keluarga juga sangat mempengaruhi proses pengobatan,
bagaimana keluarga merupakan bagian terpenting dalam kehidupan dan dapat memberikan semangat dan motivasi kepada pasien, berikut penuturan ibu Pinem
dalam sepanjang proses pengobatannya yang banyak merugikan ibu pinem secara materi, namun keluarga tetap memberinya semangat,
“ mereka ini lah keluarga harta saya yang paling berharga, mereka selalu memberi saya semangat dan cinta di saat saya jatuh dan terbaring, kalau harta materi hilang
masih bisa di cari tapi kalau kasih sayang anak-anak dan suami saya sulit didapatkan, karena mereka saya bisa bertahan hingga saat ini, kalau masalah uang saya tetap
bersyukur untuk bisa makan apa adanya setiap hari, dan anak-anak saya kuliah dan
Universitas Sumatera Utara
sekolah masih bisa dicukup-cukupkan biayanya, mereka juga tidak pernah mengeluh dengan itu semua, mereka hanya berharap saya bisa sembuh.”
4.3
Analisis Data 4.3.1 Persepsi Penderita Kanker Payudara Tentang Pengobatan Kanker
Payudara
Pada dasarnya setiap penderita Kanker Payudara mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mendapatkan kesembuhan, namun untuk mencapai kesembuhan
tersebut mereka memiliki persepsi yang berbeda-beda, hal ini disebabkan dari beberapa hal yang menentukan pilihan mereka untuk melalui tahapan-tahapan
pengobatan harus mereka lalui, ada bermacam-macam penderita Kanker Payudara yang memiliki cerita yang berbeda dalam proses pengobatannya, ada pasien yang
melalui proses pengobatan yang panjang dan ada pasien yang melalui proses pengobatan yang singkat, ini tergantung pada ketepatan dan kesesuaian pasien dalam
memilih jenis pengobatan terhadap penyembuhan penyakitnya, banyak hal yang mempengaruhi atau menentukan pasien penderita kanker Payudara dalam memilih
pengobatan, seperti pernyataan Lisda: “saya berobat ke Rumah Sakit ini karena saya kan seorang pengangguran,
penghasilan saya tidak ada, saya hanya bisa berobat dengan memakai Askes, lebih murah daripada berobat ke Klinik. Sebelumnya saya juga pernah berobat Akupuntur
tapi saya tidak rutin berobat karena lokasinya jauh dari tempat tinggal saya, sebenarnya biaya pengobatan Akupuntur juga murah, tapi ongkos ke tempat
pengobatan yang jauh dan kondisi saya juga yang sedang sakit tidak memungkinkan untuk rutin berobat kesana”
Lisda memilih pengobatan disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor ekonomi dan
faktor jarak. Kedua faktor ini sangat menentukan dalam memilih jenis pengobatan
Universitas Sumatera Utara
yang Lisda pilih saat ini, begitu juga dengan ungkapan Tiwi, seorang gadis yang menderita kanker Payudara jinak di usia muda:
“saya lebih memilih pengobatan Alternatif untuk proses pengobatan sakit yang saya derita saat ini, karena saya sudah percaya dengan pengobatan ini, saya sudah lama
berobat disini, dari kecil setiap saya sakit saya selalu berobat kesini dan mudah- mudahan sembuh, memang itu semua tergantung yang diatas tapi saya sudah cocok
dengan pengobatan ini, jadi saya tidak mau mencoba pengobatan lain”
Faktor yang menentukan pengobatan tiwi adalah kepercayaan dan pengalaman yang selama ini ia rasakan ketika berobat di pengobatan Alternatif tersebut, ia merasa
sudah cocok dan tidak akan mencoba pengobatan lain lagi. Begitu juga penuturan Lia, perempuan periang ini menyatakan bahwa factor
utama yang menyebabkan ia memilih pengobatan yang ia keluti saat ini adalah factor kenyamanan,
“saya nyaman sekali berobat di Pengobatan Alternatif Mutiara kakiku ini, disini saya dianggap bukan seperti pasien lagi, tapi sudah seperti keluarga, saya sudah
sangat dekat dengan yang mengobati, saya senang sekali setiap berobat, karena mereka sangat baik dan ramah, saya sudah seperti saudara sendiri bagi mereka, saya
pernah diberi hadiah di hari Ulang Tahun saya,dan ada perkembangan juga dari penyakit saya, saya merasa sudah berkurang rasa nyeri pada payudara saya.”
Kenyamanan dan Kepercayaan yang Lia rasakan timbul dari interaksi social yang setiap kali berobat, Lia merasa interaksi mereka sudah dekat, bukan sekedar
hubungan pasien dengan yang mengobati, mungkin Lia berpikir jika dia ke Pengobatan lain belum tentu mendapatkan interaksi yang seperti ini, dan Lia juga
merasa rasa sakit yang dideritanya mulai berkurang. Walaupun sebenarnya Lia juga kadang berobat ke Dokter untuk melihat perkembangan penyakitnya, tapi kalau
berobat rutin Lia memilih Alternatif.
Universitas Sumatera Utara
Seperti halnya dengan Analisa Prilaku sakit Suchman dalam hal mencari pengobatan yaitu Shoping merupakan proses mencari Alternatif sumber pengobatan
yang menemukan seseorang yang dapat memberikkan diagnosa atau pengobatan sesuai dengan harapan si Sakit, begitu juga dengan harapan Lisda,Lia dan Tiwi.
Proses yang kedua yaitu Figmentation adalah proses pengobatan oleh beberapa fasilitas kesehatan pada lokasi yang sama, seperti proses pengobatan Lia yang
berobat rutin ke Alternatif namun untuk mengontrol perkembangannya ia berobat ke dokter. Kemudian proses pengobatan Suchman selanjutnya yaitu Self medication
yaitu pengobatan sendiri dengan menggunakan berbagai ramuan dan obat-obatan yang dinilainya tepat baginya, berikut pendapat ibu Rauli Siregar :
“saya tidak pernah berobat Alternatif, saya selalu berobat ke dokter, untuk membantu mengurangi zat-zat kimia obat yang sudah saya makan saya minum kopi benalu dan
banyak makan bawang putih, saya baca di majalah dapat mengurangi atau mencegah sel-sel kanker untuk berkembang, saya juga rajin mengkonsumsi sayur dan buah,
makanan yang tidak disukai sel-sel kanker.”
Kemudian Proses pengobatan selanjutnya adalah Discotinuity yaitu penghentian proses pengobatan, proses ini di lakukan bagi pasien yang meras sudah
sembuh atau merasa tidak cocok dengan pengobatan yang ia lakukan, ia merasa sakitnya semakin parah dengan berobat dengan satu jenis pengobatan, berikut
ungkapan ibu Ati: “saya merasa saat ini sudah sembuh, saya tidak berobat lagi, mungkin hanya menjaga
untuk tidak memakan makanan yang di pantangkan.” Ibu Ati merasa sudah sembuh setelah kedua Payudaranya sudah diangkat, namun ia
tetap menjaga agar sel-sel kanker tidak tubuh lagi dalam tubuhnya dengan menjaga makanannya.
Universitas Sumatera Utara
Berbagai alasan yang dipaparkan oleh pasien penderita kanker payudara dalam memilih pengobatan Alternatif sebagai pengobatan yang lebih cenderung
dipilihnya, yaitu adanya keinginan untuk memperpanjang harapan hidup, merupakan reaksi terhadap pengalaman yang buruk dengan pengobatan modern,
sikap proaktif dalam usaha mencegah sakit berlanjut atau kambuhnya kanker payudara, keyakinan bahwa tidak ada ruginya mencoba menggunakan pengobatan
Alternatif. Meskipun ada ketertarikan yang luas pada pengobatan Alternatif, namun hampir setiap pasien tetap memilih melakukan operasi, dan sebagian besar menjalani
follow-up dengan radiasi dan kemoterapi. Pengobatan Alternatif dipandang oleh hampir setiap orang sebagai sekedar pengobatan tambahan bukan sebagai pengganti
sesungguhnya untuk terapi pengobatan modern.Beberapa peempuan menjelaskan peralihan ke pengobatan Alternatif setelah pengalaman yang mengecewakan dengan
terapi modern atau untuk membantu mengurangi efek samping pengobatan Barat yang mengganggu kesehatan, pasien penderita kanker payudara lainnya menjelaskan
bahwa alas an mereka mencoba pengobatan Alternatif adalah ingin semakin proaktif. Mereka berbicara tentang menggunakan pengobatan Alternatif untuk meningkatkan
system pertahanan tubuh,”menstabilkan kondisi mereka saat ini,mencegah kambuhnya penyakit tersebut
,membantu pengobatan kedokteran modern,memungkinkan beraktivitas selama periode menunggu, dan “mengobati”
kanker tersebut secara langsung. Pandangan tentang pengobatan Alternatif yang memiliki kemampuan dapat meningkatkan atau memperkuat kerja sistem
pertahanan tubuh memberikan kepada banyak perempuan suatu perasaan berkuasa atas hidup mereka dan penyakit kanker payudara yang mereka derita.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pasien Penderita Kanker Payudara dalam Memilih Jenis Pengobatan
1. Kepercayaan Pasien Penderita kanker Payudara
Kanker Payudara tidak hanya menimbulkan stress seperti pada pasien kanker lainnya karena kanker payudara menyerang organ seksual sekunder yang turut
memberikan identitas kepada setiap wanita.sehingga jika organ tersebut terkena kanker, maka identitas pasien sebagai wanita juga turut terancam.hal ini yang
membuat mereka mengalami stres yang lebih berat , dalam hal ini pasien kanker payudara membutuhkan orang lain yang dapat membantu kondisinya baik secara fisik
maupun Psikis. Kepercayaan pasien kanker payudara lebih kepada kondisi Psikisnya, yang mana pasien akan memilih suatu pengobatan yang menurut pasien tersebut
Aman dan Nyaman untuk dirinya, untuk kesehatan tubuh dan jiwanya. Kerentanan stress yang dialami pasien penderita kanker payudara memunculkan trust pada
pengobatan yang mereka pilih untuk menangani mereka agar dapat menerima pelayanan pengobatan dengan efektif. Kepercayaan pasien terhadap pengobatan juga
mempengaruhi sejumlah faktor yang dapat meningkatkan status kesehatan pasien. Dalam hal ini pasien menjalani atau memilih suatu pengobatan sebelumnya
didasarkan atas suatu kepercayaan terhadap pengobatan tersebut, seperti pemaran ibu Ati, pasien yang tidak percaya dengan pengobatan Alternatif :
“saya tidak percaya pengobatan-pengobatan Alternatif atau Tradisional seperti Akupuntur, Ceragem, atau Dukun, saya pikir itu hanya menambah masalah sehingga
timbul lagi penyakit saya, contohnya Dukun, dukun sering bilang kalau sakit itu dibuat orang lain, teman kitalah , tetangga kitalah, dan akhirnya kita su’uzon dengan
orang tersebut, dan jadi stress memikirkannya, menambah rasa sakit juga, belum lagi dosanya, percaya kepada dukun itu kan sirik “.
Universitas Sumatera Utara
Setiap pasien penderita kanker payudara sebaiknya memiliki kepercayaan diri dan keyakinan pada efektivitas pengobatan yang dipilihnya, karena hal ini
merupakan salah satu factor dalam mendapatkan hasil yang positif dalam proses penyembuhan, bagaimanapun alasan pasien dalam memilih pengobatan tertentu,
semakin ia mempercayainya akan berhasil, maka hasilnya akan menjadi seperti apa yang ia percayai.keyakinan pada kemampuan tubuhnya untuk menyembuhkan diri
sendiri,dan keyakinannya pada kemampuannya untuk memilih yang terbaik pada dirinya,membantunya memastikan bahwa ia akan memaksimalkan setiap manfaat dari
pengobatan apa pun yang ia pilih.
2. Tindakan Rasional Pasien Penderita Kanker Payudara dalam memilih Jenis Pengobatan
Mengacu kepada teori Aksi dan pilihan Rasional Max Weber yang menyatakan teori bertindak yaitu individu melakukan suatu tindakan berdasarkan atas
pengalaman, persepsi, pemahaman dan atas objek stimulus dan situasi tertentu.tindakan individu ini merupakan sosial yang rasional yaitu untuk mencapai
tujuan atau sasaran dengan sarana-sarana yang tepat, begitu juga halnya dengan Pasien penderita kanker payudara dalam hal bertindak yaitu memutuskan untuk
menjalani suatu pengobatan tertentu dilakukan berdasarkan pengalaman pengobatan pasien penderita kanker payudara tersebut dan juga pengalaman orang lain yang
sama-sama menderita kanker payudara yang mempengaruhi pasien tersebut dalam bertindak, seperti paparan ibu Ati berikut ini:
“Saya tidak pernah mencoba pengobatan Alternatif karena saya takut seperti
Almrh istri sepupu saya, ia juga sakit kanker payudara dan ia lebih sering berobat
Universitas Sumatera Utara
Alternatif dan sudah banyak mencoba tempat pengobatan yang berbeda-beda, ia takut berobat ke Rumah sakit karena ia takut di Operasi atau diangkat, hingga akhirnya
penyakitnya semakin parah ketika dibawa ke Rumah Sakit tidak tertolong lagi, maka ketika saya disarankan dokter untuk operasi saya tidak berpikir panjang lagi, yang
terpenting adalah saya bisa menjalani hidup sehat”.
Sementara persepsi dan pemahaman pasien dalam memilih pengobatan adalah bagaimana pengetahuan pasien penderita kanker payudara tersebut terhadap berbagai
jenis pengobatan.sikap cerdas dan berpikir secara rasional baik dari segi keefisienan jarak, ekonomi, serta meminimalisir dampak yang akan ditimbulkan untuk
kesembuhan dan kesehatan nantinya, pasien penderita kanker payudara akan dapat bertindak lebih strategis yaitu melakukan pemilihan secara benardi segala
bidang,termasuk di bidang kesehatan, banyak sekali terdengar ungkapan pasien seperti ini “Kesehatan itu sangatlah Mahal”. Masyarakat tentunya banyak yang
mengeluh tentang pengobatan-pengobatan yang tidak seperti yang mereka harapkan, dikota Medan sendiri masih banyak pasien yang belum menjangkau untuk
pengobatan Klinik Spesialis, biaya pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan Radiologis, pemeriksaan patologis dan lain-lain, berikut ungkapan ibu Zuraidah:
“untuk seorang ibu rumah tangga seperti saya kok bisa ya terkena penyakit seperti ini, padahal saya tidak punya penghasilan, penghasilan saya ya dari suami
saya, belum lagi biaya kuliah anak saya, untunglah saya punya askes, jadi bisa berobat ke Rumah Sakit ini lebih murah, walaupun pelayanannya jauh sekali dari
yang diharapkan, tapi daripada saya berobat ke Klinik Dokter spesialis, mungkin saya tidak mampu”
Meskipun sulit dalam jangka panjang manusia harus berinovasi dalam berteknologi,dalam jangka pendek tindakan rasional yang dapat dilakukan adalah
mawas diri untuk mengantisipasi terjadinya sesuatu yang tidak terduga seperti
Universitas Sumatera Utara
“sakit”. Dibidang kesehatan secara tidak disadari selama ini dalam kehidupan sehari- hari terjadi pemborosan dalam pembiayaan kesehatan.
4.3.3 Deskriptif Pengobatan Yang di Keluti Pasien Pederita Kanker Payudara