selanjutnya, karena kanker yang dideritanya sudah menyebar ke leher dan perutnya. Sudah terlihat benjolan di bagian leher Lisda. Dan ia ingin mencoba
kemoterapi dulu sebelum dioperasi.
4.2.3 IMFORMAN 3
Nama : Sutiyem Tarigan
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Perumahan Milala blok 6 Medan
Umur : 47 Thn
Etnis : Batak Karo
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Anak : 3 dari 4
Sutiyem Tarigan Seorang Ibu yang Penyabar
Ibu ini dipanggil ibu pinem, ibu pinem adalah ibu yang orangnya ceria, meskipun ia sudah terkena kanker payudara selama 13 thn, dan ketika ditanya
perjalanan nya untuk menyembuhkan penyakitnya, ia tidak sadar air matanya keluar,ibu pinem ini bercerita tentang keluarga yang mendukungnya pada saat-saat
sulit melalui proses pengobatan, berikut penuturan ibu pinem,” saya memiliki tiga anak perempuan, yang pertama sudah menikah dan tinggal di Aceh bersama
suaminya, yang kedua kuliah disini di Medan, dan yang ketiga tinggal dikampung saya bersama saudara saya, saya takut penyakit yang saya derita menurun kepada
ketiga putri saya, makanya saya menyuruh mereka untuk selalu mewaspadai penyakit
Universitas Sumatera Utara
seperti saya dengan menjaga makanan dan memeriksa payudara jika ada benjolan segera diperiksa,” sudah sangat banyak biaya yang dikeluarkan ibu Pinem untuk
proses pengobatannya, ibu yang murah senyum ini sudah banyak mencoba berbagai jenis pengobatan, terutama pengobatan alternatif, pertama sekali berobat ia ke
pengobatan tradisional, berobat dukun, sekian banyak pengobatan tradisional yang ia coba hingga ia tidak ingat lagi semuanya, sudah banyak biaya yang dikeluarkan ibu
Pinem untuk pengobatan Alternatif yang ia lakukan,tapi ia ingat ketika ia pindah dan mengontrak selama 1 thn di Jakarta untuk menjalani proses pengobatan
Alternatif “Gus Muh”, pengobatan ini adalah pengobatan yang paling banyak mengeluarkan biaya, pertama sekali ia berobat di Gus Muh ia panjar 4 juta, namun
menurut ibu ini hasilnya minim, ia bercerita sudah 1 tahun lebih ia berobat di pengobatan Alternatif “Gus muh” bahkan ketemu dengan Gus muh secara langsung
sekalipun ia tidak pernah, pernah suatu ketika ia pendarahan, banyak darah yang keluar dari penyakit kanker payudara yang diderita Ibu Pinem, hingga mengenai
lantai tempat pengobatan Gus Muh, namun tidak satu pun yang dapat menangani karena banyaknya antrian pasien dibalai pengobatan tersebut, bahkan sudah banyak
habis hartanya untuk pengobatan-pengobatan yang di cobanya, ia sudah menjual kerbaunya yang dikampung, ladang, hingga ia berpikir untuk mencoba pengotan
lain, ia pun berobat ke Klinik Vina Estetika , kemudian oleh dokter disarankan Operasi, namun setelah operasi dokter juga menyarankan untuk kemoterapi, namun
ibu pinem takut karena pengaruh dari teman-teman ibu pinem yang juga berobat kanker Payudara di Klinik Vina Estetika, hingga pada akhirnya rasa sakit itu muncul
lagi, ibu pinem pun takut akhirnya ia berobat ke RS Bunda Thamrin, disini oleh
Universitas Sumatera Utara
dokter ia di suruh kemoterapi, hingga saat ini ia sudah 3 kali menjalani kemoterapi, dan tidak menakutkaan seperti yang ia bayangkan, keadaan sudah mulai membaik,
dokter juga menyarankan ibu pinem untuk berobat memakai askes karena sudah banyak habis biaya perobatan yang ibu pinem keluarkan selama kurang lebih 13 Thn
ini. Ia pun berobat jalan dan kemoterapi di RS negeri di kota Medan dengan memakai Askes. Permasalahan yang ibu pinem rasakan sebelumnya adalah ia merasa
banyak mencoba pengobatan namun tidak memberi perkembangan yang lebih baik, hingga akhirnya ia pasrah untuk dioperasi, dan ia merasa lebih membaik. Ketika ibu
pinem berobat ia selalu di antar oleh suaminya tercinta dan tiga orang putrinya yang sangat menyayanginya, ibu Pinem berkata “ mereka ini lah keluarga harta saya yang
paling berharga, mereka selalu memberi saya semangat dan cinta di saat saya jatuh dan terbaring, kalau harta materi hilang masih bisa di cari tapi kalau kasih sayang
anak-anak dan suami saya sulit didapatkan, karena mereka saya bisa bertahan hingga saat ini, kalau masalah uang saya tetap bersyukur untuk bisa makan apa adanya setiap
hari, dan anak-anak saya kuliah dan sekolah masih bisa dicukup-cukupkan biayanya, mereka juga tidak pernah mengeluh dengan itu semua, mereka hanya berharap saya
bisa sembuh.”, ibu Pinem bercerita sambil tersenyum dan mengeluarkan air mata, ibu Pinem terkenal ramah di kalangan teman-temannya yang sesama penyakit kanker,
karena orangnya terbuka dan lebih bersifat apa adanya.
Universitas Sumatera Utara
4.2.4 IMFORMAN 4 Nama