13
C. Dana Perimbangan
Perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah Menurut Saragih 2003:85 adalah:
Suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transpran, dan efisien dalam rangka pendanaan penyelenggaraan,
desentralisasi,dengan mempertimbangkan potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah sejalan dengan kewajiban dan pembagian kewenangan serta tata
cara penyelenggaraan kewenangan tersebut,termasuk pengelolaan dan pengawasan keuangannya.
Menurut Bastian 2001:261 Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari penerimaan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mebiayai
kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Menurut Saragih 2003:85, “ Perimbangan keuangan antara pusat dan daerah
merupakan suatu sistem hubungan keuangan yang bersifat vertikal antara pemeritah pusat dan daerah intergovernmental fiscal relation system, sebagai
konsekuensi dari pelaksanaan otonomi daerah dalam bentuk penyediaan sebahagian wewenang pemerintahan.
Menurut Halim 2004:69, dana perimbangan merupakan “dana yang bersumber dari penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara APBN
yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah.” Sesuai dengan ketentuan dalam pasal 10 Undang-Undang Nomor 33 Tahun
2004, dana perimbangan terdiri atas: a. Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Bagi hasil pajak adalah bagian daerah yang berasal dari penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, pajak
Universitas Sumatera Utara
14
penghasilan Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Orang Pribadi dalam Negeri, dan Pajak Penghasilan Pasal 21.
Tarif Pajak Bumi dan Bangunan PBB yang dikenakan atas objek pajak bumi dan bangunan adalah sebesar 0,5. Dasar pengenaan pajaknya adalah Nilai Jual
Objek Pajak NJOP. Dasar perhitungan pajaknya adalah Nilai Jual Kena Pajak NJKP yang ditetapkan serendah-rendahnya 20 dan setingi-tingginya 100.
Ketentuan dalam peraturan pemerintah nomor 25 tahun 2002: a. sebesar 40 dari NJOP untuk objek pajak perkebunan, pajak kehutanan, dan
pertambangan, b. untuk objek pajak lainnya sebesar 40 dari NJOPnya Rp. 1.000.000,00 atau
lebih, dan 20 dari NJOP apabila NJOP kurang dari Rp. 1.000.000,00. Ketentuan lebih lanjut mengenai pembagian hasil penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan PBB dan penyalurannya diatur sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Yang dimaksud peraturan perundang-undangan yang
berlaku adalah Peraturan Pemerintah tentang pembagian hasil penerimaan PBB anatar pusat dan daerah dan Keputusan Menteri Keuangan yang menindak lanjuti
peraturan pemerintah tersebut. Peneriman Negara dari bea perolehan hak atas tanah dan bangunan dibagi
dengan imbangan 20 untuk pemerintah pusat dan 80 untuk daerah. Dana Bagi Hasil Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan DBH BPHTB untuk daerah
sebesar 80 dibagi untuk daerah dengan rincian: a. 16 untuk provinsi yang bersangkutan,
b. 64 untuk kabupatenkota yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
15
Selanjutnya bagian pemerintah sebesar 20 dialokasikan dengan porsi yang sama besar untuk seluruh kabupatenkota. Bagian pemerintah dari penerimaan
BPHTB Bea Perolehan hak atas Tanah dan Bangunan dibagikan dengan porsi yang sama besar untuk kabupatenkota di seluruh Indonesia. Alokasi Pembagian
didasarkan atas realisasi penerimaan BPHTB tahun anggaran berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan lebih lanjut
mengenai penyaluran dan penerimaan BPHTB diatur dengan keputusan Menteri Keuangan.
Dana Bagi Hasil dari penerimaan PPh pasal 25 da 29 Wajip pajak Orang Pribadi Dalam Negeri WPOPDN dan PPh pasal 21 dibagi dengan imbangan
60 untuk kabupatenkota dan 40 untuk provinsi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan. Berdasarkan pasal 8 PP Nomor 55 tentang dana perimbangan
“Penerimaan Negara dari PPh WPOPDN Wajip Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh pasl 21 dibagikan kepada daerah sebesar 20 dengan rincian 8
untuk provinsi yang bersangkutan dan 12 untuk kabupatenkota dalam provinsi yang bersangkutan”.
b. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam adalah bagian daerah yang berasal dari
penerimaan sumber daya kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi, dan pertambangan panas
bumi. 1. Pembagian peneriman negara yang berasal dari sumber daya alam kehutanan
ditetapkan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
16
i. 20 untuk pemerintah dan 80 untuk daerah. Yang diperoleh dari penerimaan iuran Hak Pengusaha Hutan dan provisi Sumber Daya Hutan,
ii. bagian negara dari penerimaan Negara iuran hak penguasaan hutan dibagi dengan perincian 16 untuk daerah yang bersangkutan dan 64 untuk
daerah kabupatenkota penghasil, iii. bagian daerah dari penerimaan negara provisi sumber daya hutan dibagi
dengan perincian 16 untuk daerah yang bersangkutan, 32 untuk daerah kabupatenkota penghasil lainnya dalam provinsi yang bersangkutan,
iv. penerimaan kehutanan yang berasal dari dana reboisasi dibagi dengan imbangan sebesar 60 untuk pemerintah dan 40 untuk daerah,
2. Penerimaan pertambangan umum yang dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan, dibagi dengan imbangan 20 untuk pemerintah dan 80 untuk
daerah. Yang diperoleh dari penerimaan iuran tetap Land-rent dan penerimaan iuran eksplorasi dan iuran eksploitasi Royalti.
i. bagian daerah dari penerimaan negara iuran tetap, dibagi dengan perincian 16 untuk daerah provinsi yang bersangkutan dan 64 untuk daerah
kabupatenkota penghasil, ii. bagian daerah dari penerimaan negara iuran eksplorasi dan iuran
eksploitasi, dibagi dengan perincian 16 untuk daerah provinsi yang bersangkutan, 32 untuk daerah kabupatenkota penghasil lainnya dalam
provinsi yang bersangkutan,
Universitas Sumatera Utara
17
iii. bagian kabupatenkota dalam provinsi yang bersangkutan, dibagikan dengan porsi yang sama besar untuk semua kabupatenkota dalam provinsi
yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan iuran tetap land-rent adalah seluruh penerimaan
iuran yang diterima Negara sebagai imbalan atas kesempatan penyelidikan umum, eksplorasi dan eksploitasi pada suatu wilayah kuasa pertambangan.
Yang dimaksud dengan penerimaan iuran eksplorasi dan iuran eksploitasi royalti adalah iuran produksi yang diterima Negara dalam hal pemegang kausa
pertambangan eksplorasi mendapat hasil berupa bahan galian yang tergali atas kesempatan eksplorasi yang diberikan kepadanya serta atas hasil yang diperoleh
dari usaha pertambangan eksploitasi royalti satu atau lebih bahan galian. 3. Penerimaan Negara dari sumber daya alam sektor perikanan terdiri dari:
i. Penerimaan pungutan pengusahaan perikanan, ii. Penerimaan pungutan hasil perikanan.
Dana bagi hasil perikanan untuk daerah sebesar 80 dibagi dengan porsi yang sama besar untuk seluruh kabupatenkota. Bagian daerah dari penerimaan
negara sektor perikanan dibagikan dengan sama besar kepada kabupatenkota di seluruh Indonesia.
4. Penerimaan Negara dari sumber daya alam sektor pertambangan minyak dan gas yang dibagikan ke daerah adalah penerimaan negara dari sumber daya
alam sektor pertambangan dan gas alam dari wilayah daerah yang bersangkutan adalah dikurangi komponen pajak dan pungutan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
18
DBH Sumber Daya Alam Pertambangan Minyak Bumi dibagi dengan imbangan:
i. 84,5 untuk pemerintah, ii. 15,5 untuk daerah.
DBH pertambangan minyak bumi sebesar 15 dibagi dengan rincian: i. 3 untuk provinsi yang bersangkutan,
ii. 6 untuk kabupatenkota penghasil, iii. 6 untuk seluruh kabupatenkota lainnya dalam provinsi yang
bersangkutan. DBH pertambangan minyak bumi sebesar 0,5 dibagi dengan rincian:
i. 0,1 untuk provinsi yang bersangkutan, ii. 0,2 untuk kabupatenkota penghasil,
iii. 0,2 untuk seluruh kabupatenkota lainnya dalam provinsi yang bersangkuatan.
DBH Sumber Daya Alam Pertambangan Gas Bumi dibagi dengan imbangan: i. 69,5 untuk pemerintah,
ii. 30,5 untuk daerah. DBH Pertambangan Gas Bumi sebesar 30 dibagi dengan rincian:
i. 6 untuk provinsi yang bersangkutan, ii. 12 untuk kabuatenkota penghasil,
iii. 12 untuk seluruh kabupatenkota lainnya dalam provinsi yang bersangkutan.
DBH Pertambangan Gas Bumi sebesar 0,5 dibagi dengan rincian:
Universitas Sumatera Utara
19
i. 0,1 untuk provinsi yang bersangkutan, ii. 0,2 untuk kabupatenkota penghasil,
iii. 0,2 untuk seluruh kabupatenkota lainnya dalam provinsi yang bersangkutan.
DBH Sumber Daya Alam Pertambangan Panas Bumi dibagi dengan imbangan:
i. 20 untuk pemerintah, ii. 80 untuk daerah.
DBH Sumber Daya Alam Pertambangan Panas Bumi sebesar 80 dibagi dengan rincian:
i. 16 untuk provinsi yang bersangkutan, ii. 32 untuk kabupatenkota penghasil,
iii. 32 untuk seluruh kabupatenkota lainnya dalam provinsi yang bersangkutan.
Penerimaan Negara dari sumber daya alam sektor pertambangan minyak dan gas alam berasal dari kegiatan operasi pertamina sendiri, kegiatan kontrak bagi
hasil production Sharing Contract dan kontrak kerja sama selain Kontrak Bagi hasil.
Komponen Pajak adalah pajak-pajak dalam kegiatan pertambangan minyak dan gas alam dan pungutan-pungutan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. c. Dana Alokasi UmumDAU
d. Dana Aloksi Khusus DAK
Universitas Sumatera Utara
20
D. Dana Alokasi Umum DAU