7
1. rencana kegiatan suatu daerah, beserta uraiannya secara rinci, 2. adanya sumber penerimaan yang merupakan target minimal untuk
menutupi biaya-biaya sehubungan dengan aktivitas tersebut, dan adanya biaya-biaya yang merupakan batas maksimal pengeluaran-
pengeluaran yang akan dilaksanakan,
3. jenis kegiatan dan proyek yang dituangkan dalam bentuk angka, 4. periode anggaran yang biasanya 1 satu tahun.
3. Klasifikasi APBD
Klasifikasi APBD yang terbaru adalah berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 tahun 2006 pedoman pengelolaan keuangan daerah. Adapun
bentuk dan susunan APBD yang didasarkan pada Permendagri nomor 13 tahun 2006 pasal 22 ayat 1 terdiri atas 3 bagian, yaitu : “pendapatan daerah, belanja
daerah, dan pembiayaan daerah”. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 ABPD
terdiri atas: Pendapatan daerah dikelompokkan atas pendapatan asli daerah, dana
perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Belanja menurut kelompok belanja terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja
langsung. Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan mencakup sisa lebih perhitungan
anggaran tahun anggaran sebelumnya SiLPA, pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan
pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman, dan penerimaan piutang daerah. Pengeluaran pembiayaan mencakup
pembentukan dana cadangan, penyertaan modal investasi pemerintah daerah, pembayaran pokok utang, dan pemberian pinjaman daerah.
B. Penerimaan Daerah
Menurut PP RI No. 58 Tahun 2005 Penerimaan Daerah adalah hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai
Universitas Sumatera Utara
8
dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah tersebut.
Menurut Halim 2004:96-99 sumber pendapatan daerah adalah sebagai berikut:
1. pendapatan asli daerah, pendapatan asli daerah merupakan semua penerimaan daerah yang berasal
dari sumber ekonomi. Kelompok PAD dipisahkan menjadi empat jenis pendapatan , yaitu:
a. pajak daerah, b. retribusi daerah,
c. hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan, d. lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
2. pendapatan transfer-dana perimbangan, pendapatan transfer merupakan pendapatan daerah yang diperoleh dari
otoritas di atasnya. Sebelum munculnya Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 , kelompok pendapatan ini terbatas hanya pada
transfer ini digolongkan menjadi dua jenis pendapatan untuk provinsi dan menjadi tiga jenis pendapatan untuk kabupatenkota, yaitu:
a. transfer pemerintah pusat-dana perimbangan, meliputi: i. dana bagi hasil pajak,
ii. dana bagi hasil bukan pajak sumber daya alam, iii. dana Alokasi Umum,
iv. dana Alokasi Khusus.
Universitas Sumatera Utara
9
b. transfer pemerintah pusat-lainnya, meliput i: i. dana otonomi khusus,
ii. dana penyesuaian. c. transfer pemerintah provinsi, meliputi:
i. pendapatan bagi hasil pajak, ii. pendapatan bagi hasil lainnya.
3. lain-lain pendapatan yang sah pada peraturan sebelumnya, yaitu Keputuasan Menetri Dalam Negeri
Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002, pendapatan ini dikelompokkan dalam jenis pendapatan bantuan dana kontijensipenyeimbang dari
pemerintah dan dana darurat. Sesuai dengan peraturan terbaru, yaiu lampiran C.V. butir H Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, pendapatan ini dibagi
menurut jenis pendapatan yang mencakup: a. Pendapatan hibah merupakan bantuan berupa uang, barang dan atau jasa
yang berasal dari pemerintah, masyarakat, dan badan usaha dalam negeri dan luar negeri.
b. Pendapatan dana darurat merupakan bantuan pemerintah dari APBN kepada pemerintah daerah untuk mendanai keprluan mendesak yang
diakibatkan peristiwa tertentu yang tidak dapat ditanggulangi APBD c. Pendapatan lainnya.
Selisih antara anggaran pendapatan daerah dengan anggaran belanja daerah
mengakibatkan terjadinya surplus atau defisit APBD. Surplus terjadi ketika
Universitas Sumatera Utara
10
anggaran pendapatan daerah diperkirakan lebih besar dari anggaran belanja daerah. Dan sebaliknya jika pendapatan daerah dalam satu tahun diperkirakan
lebih kecil dari anggaran belanjannya, maka akan terjadi defisit APBD. Apabila APBD mengalami defisit, pemerintah dapat menganggarkan
penerimaan pembiayaan. Sebaliknya, pemerintah dapat mengganggarkan pengeluaran pembiayaan jika ada surplus.
Menurut Renyowijoyo 2008:224-225 ketentuan mengenai pinjaman daerah dan obligasi daerah diatur dengan peraturan pemerintah, yang sekurang-
kurangnya mengatur tentang: a. persyaratan bagi pemerintah daerah dalam melakukan pinjaman,
b. penganggaran keuangan pinjaman daerah yang jatuh tempo dalam APBD,
c. pengenaan sanksi dalam hal pemerintah daerah memenuhi kewajiban membayar pinjaman kepada pemerintah, pemerintah daerah lain,
lembaga perbankan, serta lembaga keuangan bukan bank dan masyarakat,
d. tata cara pelaporan posisi kumulatif pinjaman dan kewajiban pinjaman setiap semester dalam tahun anggaran berjalan ,
e. penerbitan obligasi daerah, pembayaran bunga dan pokok obligasi, f. pengelolaan obligasi daerah mencakup pengendalian resiko,
penjualan dan pembelian obligasi, pelunasan dan penganggaran dalam APBD.
Penerimaan Pembiayaan adalah semua penerimaan yang terdapat pada rekening kas umum daerah. Kelompok penerimaan pembiayaan terdiri atas jenis
pembiayaan berikut: a. sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya
merupakan sumber pembiayaan yang berasal dari sisa anggaran tahun lalu yang mencakup penghematan belanja, kewajiban pada pihak ketiga yang
sampai akhir tahun belum terselesaikan, sisa dana kegiatan lanjutan, dan
Universitas Sumatera Utara
11
semua pelampauan atas penerimaan daerah seperti penerimaan PAD, penerimaan dana pembangunan, penerimaan lain-lain pendapatan daerah
yang sah, dan penerimaan pembiayaan. b. pencairan dana cadangan
merupakan sumber pembiayaan yang dapat berasal dari penyisihan atas penerimaan daerah, kecuali dari dana alokasi khusus, pinjaman daerah atau
penerimaan lain yang penggunaannya dibatasi untuk pengeluaran tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan.
c. penerimaan pinjaman daerah merupakan sumber pembiayaan yang berasal dari kegiatan meminjam dana
termasuk menerbitkan obligasi. d. penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah
merupakan sumber pembiayaan yang didapatkan dari diterimanya kembali sejumlah pinjaman yang telah diberikan kepada pemerintah pusat atau
pembda lainnya. e. penerimaan piutang daerah
merupakan sumber pembiayaan yang berasal dari pelunasan piutang pihak ketiga seperti penerimaan piutang daerah dari pendapatan daerah, pemerintah
pusat, pembda lainnya, lembaga keuangan bank dan bukan bank, serta penerimaan piutang lainnya.
f. hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
Universitas Sumatera Utara
12
merupakan sumber pembiayaan yang berasal dari penjualan perusahaan milik daerahBUMD, dan penjualan aset milik pemda yang dikerjasamakan dengan
pihak ketiga, atau hasil divestasi penyertaan modal pembda. Pegeluaran Pembiayaan adalah pembiayaan yang ditujukan untuk
mengalokasikan surplus anggaran. Kelompk pembiayaan pengeluaran daerah terdiri atas jenis pembiayaan berikut:
a. pembentukan dana cadangan dana cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan
yang memerlukan dana relatif besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun anggaran.
b. penyertaan modal merupakan sumber pembiayaan yang berupa kegiatan penyertaan modal
investasi. c. pembayaran pokok utang
akun pembayaran pokok utang digunakan untuk menganggarkan pembayaran kewajiban atas pokok utang yang dihitung berdasarkan
perjanjian pinjaman jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. d. pemberian pinjaman daerah
akun pemberian pinjaman daerah digunakan untuk menganggarkan pinjaman yang diberikan kepada pemerintah pusat atau pembda lain.
Ketentuan lebih lanjut tentang pinjaman daerah dan obligasi daerah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005.
Universitas Sumatera Utara
13
C. Dana Perimbangan