Asil Klorida Gugus Pelindung

2.3 Asam Monokloroasetat

Diantara semua derivat asam karboksilat, halida asamnya merupakan yang paling reaktif, lebih mudah ditukargantikan. Reaksi berlangsung dalam dua tahap: 1 adisi nukleofil kepada gugus karbonil, disusul 2 eleminasi ion klor. Hasil reaksi ini ialah suatu substitusi asil nukleofilik, yang berarti “substitusi nukleofilik pada suatu karbon asil RCO- ”. Laju reaksi suatu klorida asam dari yang memiliki gugus alkil pendek sampai kepada gugus alkil panjang akan semakin berkurang lambat. Efek ukuran gugus alkil pada laju reaksi adalah efek pada kelarutan dalam air, bukan dikarenakan efek halangan sterik. Suatu klorida asam dengan gugus alkil kecil adalah lebih mudah larut dan bereaksi dengan lebih cepat Fessenden, 1999. Asam monokloroasetat digunakan dalam produksi karboksimetil kitosan dan karboksimetil selulosa, pigmen dan beberapa obat. Asam monokloroasetat bersifat sangat korosif dan dapat menyebabkan keracunan sistematik yang fatal karena zat ini memasukki siklus asam trikarboksilat dan menghambat respirasi selular. Asam monokloroastetat dapat diperoleh dengan mereaksikan asam asetat dengan gas Cl 2 CH 2 COH O Cl + H Cl CH 2 ClCOH O + HCl

2.4 Asil Klorida

Asil klorida adalah satu-satunya asil halida yang lazim digunakan. Asil klorida biasanya dibuat dari asam karboksilat dengan cara substitusi klorida untuk menggantikan gugus hidroksil. Untuk mendapatkan asil klorida yang lebih reaktif hidroksida yang merupakan gugus pergi yang tidak baik harus diubah dulu menjadi gugus pergi yang baik, PCl 3 dan PCl 5 serta SOCl 2 adalah pereaksi yang biasa digunakan untuk reaksi tersebut. Universitas Sumatera Utara CH 3 C O OH + SOCl CH 3 C O Cl + SO 2 + HCl asam asetat tionil klorida asetil klorida Lauroil klorida dibuat dengan mereaksikan asam laurat dengan tionil klorida yang berlebih C O OH + SOCl 2 C O Cl + SO 2 + HCl Setiap pereaksi mula-mula mengubah gugus hidroksil asam karboksilat menjadi suatu turunan yang dapat dianggap sebagai campuran anhidrida organik- anorganik Pine, 1980.

2.5 Gugus Pelindung

Bila dibutuhkan perubahan gugus fungsional untuk menghalangi gangguan dalam beberapa rangkaian reaksi sintesis, salah satu caranya adalah dengan menggunakan gugus pelindung. Gugus pelindung merupakan suatu turunan yang dapat dibuat dan kemudian dihilangkan. Tiga syarat-syarat yang perlu diperhatikan dalam memilih gugus pelindung adalah sebagai berikut : 1. gugus pelindung yang digunakan harus lebih reaktif 2. gugus pelindung yang dipakai harus dengan mudah bereaksi dengan molekul target. 3. kondisi reaksi dalam memasukkan gugus pelindung harus stabil. 4. dapat dimasukkan pada kondisi reaksi lunak 5. gugus pelindung harus dapat dengan mudah dihilangkan tanpa menggangu reaksi akhir. Universitas Sumatera Utara Reaksi penggunaan gugus pelindung pada kitosan dikarenakan kitosan memiliki 2 gugus fungsi yang kereaktifan berbeda. Gugus amino dari kitosan lebih reaktif dari pada gugus hidroksilnya, sehingga untuk menghasilkan O-asilasi kitosan, perlu dilakukan proteksi atau perlindungan terrhadap gugus amino. Basa shiff dapat digunakan sebagai gugus pelindung pada reaksi O-asilasi. Contoh gugus pelindung untuk NH 2 yaitu: Dimana dengan menggunakan katalis asam sulfat 2 M yang ditambahkan kepada suspensi campuran kitosan dan asam alkanoat pada suhu kamar. Campuran dipanaskan pada suhu 80 C selama 4 jam disertai pengadukan. Asam sulfat yang ditambahkan akan membentuk ion hidrogen sulfit sebagai konter ion dari NH3+, selanjutnya berfungsi untuk memproteksi sebagai gugus pelindung N-kitosan. Kemudian pada suhu kamar, tambahkan natrium hidrokarbonat sampai pH 7 netral. Badawy, et al., 2005. Dan dapat dilakukan proteksi gugus amino dengan reaksi Shiff : Basa Schiff dapat digunakan sebagai gugus pelindung padagugus amin NH 2 , dilakukan dengan melarutkan kitosan terasetilasi dalam asam formiat 90 yang mengandung asetat anhidrida dengan asumsi protonasi akan mencegah terjadinya N-asilasi. Selanjutnya direaksikan dengan asilklorida dalam karbon triklorida dan piridin kering. Goosen, 1997. Sedangakan untuk melindungi gugus huidroksil OH dapat dugunakan CH 3 3 SiCl, karena ikatan antara silicon-oksigen dpat dengan mudah dibentuk oleh substitudi nukleofilik pada silyl halide dan juga mudah dihidrolisa Universitas Sumatera Utara OH O + CH 3 3 SiCl Et 2 N O OSiCH 3 3 90 Gugus pelindung dapat dengan mudah dideproteksi dengan penambahan larutan asam asetat Streitwieser,1992.

2.6 Surfaktan