mikroalga,pewarna, residu, peptisida, lemak, tannin, PCB poliklorinasi bifenil, mineral dan asam organik, media kromatrografi afinitas, gel dan pertukaran ion,
penyalut berbagai serat alami dan sintetik, pembentuk film dan membrane mudah
terurai , meningkatkan kualitas kertas dan pulp dan produk tekstil. b. Bidang pertanian dan pangan
Kitin dan kitosan dapat digunakan sebagai bahan pencampur ransum pakan ternak, antimikroba, antijamur, serta bahan pangan, penstabil, pembentuk
gel, pembentuk tekstur, pengental dan pengemulsi produk olahan pangan, pembawa zat adiktif makanan, pemberi rasa, zat gizi,peptisida, herbisida, virusida
tanaman dan penjernih sari buah.
c. Bidang kedokteran
Biopolimer ini juga berguna sebagai antikoagulan, antitumor, antivirus, pembuluh darah-kulit dan ginjal sintetik, bahan pembuat lensa kontak, aditif
kosmetik, membran dialysis, bahan shampo dan kondisioner rambut, zat hemostatik, penstabil liposom, bahan ortopdik, pembalut luka dan benang yang
mudah diserap, serta mempertinggi daya kekebalan sugita dkk, 2009.
2.2 Modifikasi Kitosan
Adanya gugus amina NH
2
dan dan hidroksil OH dari kitosan menyebabkan kitosan mudah dimodifikasi secara kimia.
Gambar 2.3 Gugus aktif pada kitosan
Gugus hidroksil dan amin dapat memberikan jembatan hidrogen secara intermolekuler atau intramolekuler. Dengan demikian terbentuk jaringan
hidrogen yang kuat, membuat kitosan tidak larut dalam air.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.4 jembatan hidrogen pada molekul kitosan a intermolekuler b intramolekuler
Gugus fungsi dari kitosan OH primer pada C-6 dan sekunder pada C-3 dan gugus NH
2
pada C-2 membuat kitosan mudah dimodifikasi secara kimia dan ditransformasikan menjadi turunanya antara lain :
a. N-asilasi
Metode yang paling sederhana adalah dengan mereaksikan asam karboksilat dengan kitosan, pemanasan larutan kitosan dalam asam formiat
100 pada suhu 90°C dengan penambahan piridin sedikit demi sedikit untuk menghasilkan N-formilkitosan, serta N-asetil dalam asam asetat 20.
Universitas Sumatera Utara
O NH
2
O H
H O
H H
OH
+ CH
3
COOH + nH
2
o
C H
3
O NH
O H
H O
H H
OH
O
o o
o o
n n
b. O-asilasi
Gugus amino kitosan lebih reaktif daripada gugus hidroksilnya, sehingga untuk menghasilkan O-asilasi kitosan perlu dilakukan proteksi atau perlindungan
terhadap gugus amin selama proses asilasi untuk menghasilkan O-Asil kitosan. Metode proteksi yang dilakukan antara lain melalui pembuatan basa Schiff disusul
O-Asetilasi menggunakan larutan asetat anhidrin-piridin untuk mencegah hidrolisis asam dari basa Schiff. Reaksi antara kitosan dengan anhidrida asetat
menghasilkan senyawa ester yang merupakan kitosan asetat. Dalam hal ini kitosan terlebih dahulu direaksikan dengan asetaldehida membentuk aldimin untuk
melindungi gugus amina. Kitosan laurat diperoleh dari reaksi transesterifikasi antara metil laurat dengan kitosan asetat. Selanjutnya dilakukan deproteksi dengan
menambahkan natrium bikarbonat untuk memperoleh kitosan laurat Manalu, 2008.
O HOH
2
C H
O H
HO NH
2
H O
H
n
CH
3
CHO O
HOH
2
C H
O H
HO N
H O
H
n
kitosan aldimin kitosan
HC CH
3
H
3
C O
CH
3
C O
C O
CH
3
COOH
Universitas Sumatera Utara
O
H
2
C
H O
H HO
N H
O H
n
HC CH
3
O CH
3
C O
kitosan asetat C
11
H
23
COOCH
3
metil laurat NaOCH
3
refluks
O
O C C
11
H
23
O CH
2
H HO
HO H
N CH
CH
3
H O
n
H NaHCO
3
O
O C C
11
H
23
O CH
2
H HO
HO H
NH
2
H O
n
H
kitosan laurat
c. N-O asilasi