Kitosan Kitin dan Kitosan

Kitin merupakan bahan yang mirip dengan selulosa yang sama-sama mempunyai sifat-sifat dalam kelarutannya dan kereaktifitasnya yang rendah. Kitin berwarna putih, keras, tidak elastis, polisakirida yamg mengandung nitrogen. Kitin dapat larut di dalam HCl, H 2 SO 4 ,H 3 PO4 , dikloroasetat,trikloroasetat, dan asam formiat dan di dalam larutan pekat garam netral yang panas Synowiecki Al-Kateeb, 2003 Karena keberadaan gugus nitrogen, molekul kitin cenderung bergabung dengan makro molekul lain dan menyebabkan jenis struktur dan sifat fisiokimia baru. Misalnya, ikatan kovalen antara kitin dan protein yang terbentuk antara N- asetil dari kitin bereaksi dengan α-asam amino terutama tirosin, dan protein kutikular akan membentuk kompleks stabil namun mudah terdisioasi setelah pH berubah. Kitin dapat dianggap sebagai basa lemah, oleh kerena itu dapat mengalami reaksi netralisasi sebagai senyawa yang bersifat alkali. Keisitimewaan sifat kitin adalah berasal dari alam, biodegradable,biokompatibel, tidak toksik, struktur molekulnya dapatmudah dimodifikasi. Sifat-sifat yang istimewa inilah menjadi pendorong untuk digunakan dalam industry yaitu modifikasi sehingga biopolimer yang bernilai ini digunakan sebagai bahan yang multiguna Taranathan Kittur, 2003. Reaksi modifikasi pada kitin pada umumnya sulit dilakukan karena kurangnya kelarutan. Reaksi pada kondisi heterogen menimbulkan beberapa permasalahan termasuk tingkat reaksi yang rendah, kesulitan dalam subsitusi regioselektif, ketidakseragaman struktur produk dan degradasi parsial yang disebabkan konsi reaksinya yang kuat Kaban,2007.

2.1.2 Kitosan

Kitosan adalah polisakarida alam yang diperoleh dari deasetilasi kitin. Jika sebagian besar gugus asetil pada kitin disubsitusikan oleh atom hidrogen menjadi gugus amino dengan penambahan larutan basa kuat berkonsentrasi tinggi, jhasilnya dinamakan kitosan atau kitin terdeastilasi. Kitosan mempunyai rumus Universitas Sumatera Utara umum C 6 H 9 NO 3 n atau disebut sebagai poli β1-4-2-amino-2-deoksi-D- glukopiranosa. Kitin bukan merupakan senyawa tunggal tetapui merupakan kelompok yang terdeasetilasi sebagian dengan derajat polimerisasi yang berbeda. Kitin dan kitosan adalah nama untuk dua kelompok senyawa yang dibatasi dengan stokiometri. Derajat deasetilasi biasanya bervariasi diantara 8-15, tetapi tergantung pada sumber yang digunakan untuk memperoleh kitin dan metode yang digunakan untuk isolasi dan pemurnian. Sedangkan kitosan adalah kitin yang terdeasetilasi sebanyak mungkin dengan derajat deastilasi antara 50-70 Bastman,1989. Gambar 2.3 Struktur Kitosan Pada umumnya polisakarida alami seperti selulosa, dekstran, pektin, alginat agar-agar, keragenan bersifat netral atau sedikit asam, sedangkan kitin dan kitosan bersifat basa Kumar,2000. Kitosan adalah padatan amorf putih yang tidak larut dalam alkali dan asam mineral kecuali pada keadaan tertentu. Kitosan merupakan molekul polimer yang mempunyai berat molekul tinggi. Kitosan dengan berat molekul yang tinggi didapati mempunyai viskositas yang baik dalam suasana asam Onsoyen Skaugruad, 1990. Kitosan larut pada kebanyakan larutan asam organik seperti asam asetat, asam formiat dan asam piruvat pada pH sekitar 4 tetapi tidak larut dalam pelarut air, aseton dan alkohol. Dalam asam mineral pekat seperti HCl dan HNO 3 kitosan larut pada konsentrasi 0,15-1,1 tetapi tidak larut pada konsentrasi 10. Kitosan tidak larut dalam H 2 SO 4 pada berbagai konsentrasi, sedangkan di dalam H 3 PO 4 tidak larut pada konsentrasi 1 sementara pada konsentrasi 0,1 sedikit larut. Kelarutan kitosan dipengaruhi oleh bobot molekul, derajat deasetilasi dan rotasi Universitas Sumatera Utara spesfiknya yang b eragam bergantung pada sumber dan metode isolasi serta transformasinya Sugita dkk, 2009. Kitosan dapat membentuk gel dalam N-metilmorpholin N-oksidan yang digunakan dalam formulasi pelepasan obat terkendali. Kandungan nitrogen dalam kitin berkisar 5-8 tergantung pada tingkat deasetilasi sedangkan nitrogen pada kitosan kebanyakan dalam bentuk gugus amin, maka kitosan dapat bereaksi melalui gugus amin dalam pembentukkan N-asilasi dan reaksi Shiff, merupakan reaksi yang penting Kumar, 2000. Kitosan sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan antimikroba, karena mengandung enzim lysosim dan gugus amino polisakarida yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba dan efisiensi daya hambat kitosan terhadap mikroba hal ini tergantung pada kosentrasi kelarutan kitosan dalam air. Kemampuan dalam menekan pertumbuhan bakteri disebabkan kitosan merupakan senyawa polikationik yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri dan kapang. Selain itu gugus -NH 2 pada kitosan memiliki pasangan electron bebas sehingga dapat menarik mineral Ca 2+ yang terdapat pada dinding sel bakteri dengan membentuk ikatan kovalen koordinasi. Interaksi inilah yang menyebabkan perubahan permeabilitas dinding sel dari bakteri sehingga terjadi ketidakseimbangan tekanan internal sel dan menyebabkan kebocoran elektrolit intraseluler. N-piridinmetil kitosan merupakan salah satu turunan kitosan yang memiliki aktivitas bakterisida kuartener yang disintesis dengan mereaksikan kitosan dengan 1-metil-2-pirolidon NMP pada suhu kamar Sajomang, dkk, 2010.

2.1.3 Kegunaan Kitin dan Kitosan