Keadaan Ekonomi Kehidupan Masyarakat Transmigran Di Desa Suak Temenggung Kecamatan Pakaitan Kabupaten Rokan Hilir 1981-2000

64

4.2 Keadaan Ekonomi

Mobilitas sosial ekonomi masyarakat transmigran yang ada di Desa Suak Temenggung secara vertikal terlihat sekali, karena kehidupan dan perekonomian masyarakat transmigran telah meningkat dengan mata pencarian berkebun kelapa sawit. Perbedaan masyarakat transmigran pertama kali datang tahun 1981 sangat terlihat sekali, karena partama kali datang masyarakat transmigran tidak memiliki apa-apa dan hanya mendapat bantuan dari pemerintah seperti rumah panggung ukuran 6 X 8 meter dan 2 hektar lahan kosong. Ketika itu mereka masih dibantu kehidupannya oleh pemerintah dan juga memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara memancing dan mencari kayu bakar dihutan untuk dijual. Tetapi berebeda dengan tahun 2000, para transmigran yang berada di Desa Suak Temenggung kehidupannya lebih baik, para transmigran sudah memiliki beberapa hektar kebun kelapa sawit dan tidak lagi bekerja sebagai buruh. Setelah adanya peralihan pertanian padi menjadi perkebunan kelapa sawit rakyat yang dilakukan oleh para transmigran, maka kehidupan ekonomi para transmigran pun berubah. Peralihan tanaman pertanian padi menjadi perkebunan kelapa sawit rakyat ternyata membawa dampak yang cukup baik bagi para transmigran di Desa Suak Temenggung. Hal ini terlihat dari kehidupan mereka, setelah kelapa sawit menghasilkan, para transmigran sudah mampu membangun rumah mereka. Rumah mereka yang awalnya adalah rumah panggung yang berukuran 6 X 8 meter pemberian dari pemerintah melalui program transmigrasi, kini dibangun menjadi rumah beton yang mewah dengan lantai keramik yang bagus. Para transmigran kini telah memiliki 65 banyak aset. Aset merupakan sesuatu yang berharga bagi masyarakat transmigran. Dengan memiliki aset maka bisa dikatakan seseorang itu berhasil atau tidak. Ketika masyarakat transmigran pertama kali datang ke Desa Suak Temenggung mereka tidak punya aset atau harta benda, mereka hanya memiliki rumah panggung dan lahan kosong seluas 2 ha yang diberikan pemrintah, tetapi sekarang mereka telah memiliki aset seperti kebun kelapa sawit, rumah, kendaraan dan lainnya. Hasil dari perkebunan kelapa sawit rakya telah mampu membuka sarana dan prasarana di Desa Suak Temenggung seperti, pelebaran jalan semenisasi. Untuk sarana olah raga para transmigran membuka lapangan badminton, lapangan sepak bola dan lapangan volly atas musyawarah bersama. Untuk keperluan ibadah, para transmigran menambah bangunan musholah dan masjid di Desa Suak Temenggung dengan bergotong royong mengumpulkan dana untuk pembangunan musholah dan masjid. Para transmigran juga sudah mampu membuka ruko kecil-kecilan didepan rumah mereka untuk berdagang dan membuka warnet, selain itu para transmigran juga ada yang membuka usaha batu bata. Hasil dari panen kelapa sawit juga telah mampu untuk membeli kapling kelapa sawit yang sudah jadi. Selain itu, Mereka juga sudah mampu membeli binatang ternak seperti sapi, kambing yang dipelihara di pekarangan belakang rumah. 66 Tabel. 6 Sarana dan Prasarana di Desa Suak Temenggung No Sarana dan Prasarana Jumlah 1. Gedung Sekolah 1 2. Kantor 2 3. Lapangan Badminton 1 4. Lapangan Sepak Bola 1 5. Masjid 4 6. Musholah 4 7. Puskesmas 1 8. TPU 2 Sumber : Monografi Desa Suak Temenggung Tahun 2000. Setelah kehidupan para transmigran lebih baik, maka sebagian dari suku asli yaitu Melayu di meninggalkan Desa Suak Temenggung dan lahan yang mereka miliki dijual kepada para transmigran yang ada di Desa Suak Temenggung. Selain itu pula, akibat dari perkebunan kelapa sawit rakyat membuat ekonomi para transmigran tercukupi dan para transmigran yang ada di Desa Suak Temenggung sangat berlomba-lomba untuk membayar pajak, baik pajak bangunan dan pajak lainnya sehingga Desa ini setiap tahunnya mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir sebagai desa teladan. Para transmigran merasa kehidupannya sudah lebih baik dan nyaman dari kehidupan yang sebelumnya dipulau Jawa, para 67 transmigran kini lebih betah tinggal di Desa Suak Temenggung dan tidak ingin kembali ke pulau Jawa lagi. Sementara faktor pendorong para transmigran untuk merubah kehidupan yang lebih baik adalah dari dalam diri masyarakat transmigran itu sendiri. Adanya keinginan dari mereka untuk berubah agar perekonomiannya meningkat dan adanya peran dari masyarakat asli yaitu adanya hubungan baik antara masyarakat transmigran dengan masyarakat asli. Selain itu pula peran pemerintah tidak pernah lepas dalam masalah pembangunan dan pengembangan untuk wilayah- wilayah di seluruh Indonesia. 68 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan