Awal Kedatangan Transmigrasi Kehidupan Masyarakat Transmigran Di Desa Suak Temenggung Kecamatan Pakaitan Kabupaten Rokan Hilir 1981-2000

25 BAB III KEHIDUPAN MASYARAKAT TRANSMIGRAN DI DESA SUAK TEMENGGUNG TAHUN 1981-2000

3.1 Awal Kedatangan Transmigrasi

Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah yang padat penduduknya ke wilayah pulau lain yang penduduknya masih jarang atau belum ada penduduknya sama sekali. Program transmigrasi biasanya di atur dan didanai oleh pemerintah pusat kepada warga yang umumnya golongan menengah kebawah dengan tujuan untuk mengurangi kepadatan penduduk disuatu daerah dan dipindahkan kedaerah yang penduduknya masih sedikit. Program yang diikuti adalah transmigrasi umum. Sesampainya ditempat transmigrasi biasanya para transmigran akan diberikan sebidang tanah, rumah sederhana dan juga perangkat lain untuk penunjang hidup di tempat lokasi yang baru. Program transmigrasi ditujukan untuk pemerataan penduduk, disamping itu juga mengembangkan daerah produksi baru diluar pulau Jawa dan Bali. Program transmigrasi adalah program yang sangat tepat untuk merubah kehidupan masyarakat menjadi lebih sejahtera. Program transmigrasi diharapkan tidak hanya untuk kesejahteraan masyarakat saja, tetapi juga meningkatkan kehidupan ekonomi 26 masyarakat yang mengikuti program ini. Selain itu program transmigrasi tentunya juga memperbaiki pola persebaran penduduk secara merata. 23 Namun tidaklah semua penduduk pulau Jawa hidup didaerah yang subur adapula mereka yang tinggal didaerah yang kering dan gersang dimana kondisi inilah yang menyulitkan petani-petani di pulau Jawa untuk bertani di tambah lagi ada juga petani yang menjadi penggarap dilahan orang karena mereka tidak memiliki lahan pertanian dan hanya hidup dibawah garis kemiskinan. Hal tersebut menyebabkan Keluarga berencana dan transmigrasi pada umumnya dikemukakan sebagai pemecah kembar bagi masalah terus bertambahnya penduduk di pulau Jawa. Usaha mengurangi tekanan penduduk di pulau Jawa telah merupakan tema pokok bagi program transmigrasi. Program transmigrasi harus membuat masyarakat lebih produktif di daerah yang baru, memperoleh penghasilan yang lebih baik dan juga terpadu dengan kehidupan penduduk setempat. Pulau Jawa merupakan pulau dengan penduduk yang besar dibanding dengan pulau-pulau lainya di Indonesia. Dengan luas wilayah yang relatif sempit dan jumlah penduduk yang padat maka hal ini menyebabkan masalah kepadatan penduduk yang tidak bisa dihindari pada wilayah ini. Kondisi ini sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat karena mayoritas penduduknya adalah bekerja sebagai petani namun luas areal lahan pertanian sangatlah terbatas. 23 Sri Edi Swasono dan Masri Singarimbun, Sepuluh Windu Transmigrasi di Indonesia 1905- 1985, Jakarta: UI Press, 1985, hlm. 239. 27 banyak penduduk jawa yang ikut serta dalam program transmigrasi kedaerah yang luas tanah pertaniannya dan jarang penduduknya. Salah satu wilayah program penempatan transmigrasi dari pulau Jawa ke pulau Sumatera adalah di Desa Suak Temenggung. Desa Suak Temenggung merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Pakaitan Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau. Ibu kota kecamatan ini berada di Bagansiapiapai. Jarak dari Desa Suak Temenggung menuju ibukota Bagansiapiapi sekitar ± 17 km atau sekitar 1 jam jarak tempuh, dengan menggunakan kendaraan bermotor. sementara menuju ibukota Provinsi Riau kurang lebih 360 Km atau sekitar 5-6 jam jarak tempuh. Berdasarkan data sejarah, Desa Suak Temenggung yang hanya dihuni oleh penduduk berasal dari Pulau Jawa merupakan desa yang berada di tengah-tengah pemukiman masyarakat Melayu. Mereka datang ke daerah ini melalui program transmigrasi masa orde baru dengan salah satu tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Para transmigran ini sejak tahun 1981, ditempatkan pada salah satu tempat yaitu kawasan hutan gambut tepatnya di Desa Suak Temenggung Kecamatan Pakaitan, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau. Hutan gambut ini yang memang sengaja dibuka oleh Pemerintah Pusat sebagai tempat bermukim mereka. Para Transmigran sendiri seluruhnya adalah suku Jawa yang berasal dari Jawa 28 Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat, seperti Solo, Pakalongan, Banyumas, seragen, Malang, Kediri, Banyuwangi, Jombang, Blitar, Pasuruan, Sukabumi dan Bandung. 24 Perpindahan mereka ke Desa Suak Temenggung terjadi akibat kepadatan penduduk di Pulau Jawa, bencana alam dan kemiskinan yang sulit diatasi oleh pemerintah. Pendapatan mereka di pulau Jawa yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari menyebabkan mereka bersedia mengikuti program transmigrasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat. Hal ini dapat terlihat dari hasil wawancara dengan para transmigran. Samiyo, asal daerah Sragen berkata 25 Siam, asal daerah Jawa Barat : Di pulau Jawa kehidupan kami sekelurga sangat susah, kami tidak memiliki tanah ataupun lahan untuk diolah. Hidup kami hanya bermodalkan mencari kayu dihutan dan menjadi buruh penggarap lahan orang lain.Hasil dari menjual kayu bakar dan gaji menjadi buruh penggarap lahanlah yang kami andalkan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dan itupun jelas sangat kurang. 26 Atim, asal daerah Kendal : Ketika itu masyarakat didaerah sekitar gunung galunggung sangat ketakutan dan sangat merasa kurang aman untuk menjalani kehidupan sehari-hari, karena pada saat itu gunung galunggung meletus hal inilah yang merusak rumah, lahan dan ternak mereka akibat larvanya. 27 24 Data Penduduk Kepulauan Desa Suak Temenggung tahun 2000. 25 Wawancara Samiyo. Desa Suak Temenggung Kecamatan Pakaitan Kabupaten Rokan Hilir, 3 Mei 2015. 26 Wawancara Siam. Desa Suak Temenggung Kecamatan Paakaitan Kabupeten Rokan Hilir, 3 Mei 2015. 27 Wawancara Atim. Desa Suak Temenggung Kecamatan Pakaitan Kabupaten Rokan Hilir, 3 Mei 2015. : Dikampung dulu, kehidupan saya dan istri saya menumpang kepada toke tahu tempat saya bekerja, waktu itu kehidupan saya kurang mencukupi. Saya kemudian ikut program transmigrasi ke Kabupaten Rokan Hilir. Saya ingin hidup mandiri dengan memiliki rumah dan lahan. 29 Faktor-faktor inilah yang menyebabkan mereka berani meninggalkan kampung halaman mereka untuk mengikuti program transmigrasi dan menjalani kehidupan mereka didaerah yang baru. Penduduk yang tertarik program transmigrasi dari daerah Jawa ke hutan gambut tepatnya di Desa Suak Temenggung mendaftarkan diri ke Kepala Desa dan mengisi formulir pendaftaran calon transmigrasi ke Desa Suak Temenggung. Transmigrasi ke Kawasan hutan gambut di Desa Suak Temenggung yang dilakukan pemerintah hanya terjadi sekali. Tujuan transmigrasi di Indonesia pun sangat jelas, untuk mengurangi kepadatan dan kemiskinan di wilayah-wilayah yang sempit terutama di pulau Jawa dengan jumlah penduduk yang padat. Pada masa pemerintahan presiden Soeharto program transmigrasi di Indonesia dibagi dalam lima tahap repelita yang di mulai sejak tahun 1967, transmigrasi ke Desa Suak Temenggung, Kecamatan Pakaitan tepatnya di hutan gambut dilakukan pada tahap Repelita kelima tahun 1981. Transmigrasi ini dilakukan hanya sekali, pada tahun 1981, dan tidak secara bertahap. Sesuai keterangan yang didapat bahwa wilayah kawasan hutan gambut di Desa Suak Temenggung ini memungkinkan untuk bisa memperbaiki taraf hidup mereka. Secara berkelanjutan mereka mengikuti program transmigrasi ke Kecamatan Pakaitan tanpa paksaan. Setelah adanya Program Transmigrasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat maka, Secara administratif Desa Suak Temenggung terbagi atas tiga dusun, yaitu Sukajadi, Sumber Sari dan Rejo Mulyo. Dalam penempatannya di setiap dusun tidak hanya diperuntukan bagi pendatang yang berasal dari satu daerah asal saja, akan 30 tetapi setiap desa dihuni penduduk dari ketiga daerah asal itu, yaitu penduduk dari Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat. Secara keseluruhan penduduk dan ketiga daerah ini adalah suku Jawa. Tabel 1 Monografi Desa Suak Temenggung, diibagi kedalam tiga dusun : Dusun Laki-laki Perempuan Jumlah Suka Jadi 420 410 830 Sumber Sari 228 184 412 Rejo Mulyo 186 178 364 Jumlah 834 772 1606 Sumber : Kantor Kepenghuluan Desa Suak Temenggung Tahun 2000. Desa Suak Temenggung memiliki keunikan tersendiri dari desa-desa yang lain yang dijadikan tempat transmigrasi oleh Pemerintah Pusat, Salah satu yang membedakannya dengan desa lainnya sebagai tempat transmigrasi adalah dilihat dari segi letak daerah dan asal-usul desa itu sendiri. Desa Suak Temenggung sendiri sudah ada sebelum adanya Program Transmigrasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dan dihuni oleh masyarakat asli suku Melayu. Selain itu, dilihat dari segi letak daerahnya tempat transmigrasi ini berada di kawasan hutan gambut yang belum disentuh sama sekali. Awal kehadiran mereka di tengah-tengah pemukiman masyarakat Melayu, tidak mudah bagi mereka untuk bersosialisasi dengan masyarakat setempat. Salah satu 31 penyebabnya adalah perbedaan bahasa, sehingga sering terjadi kesalahan dalam berkomunikasi . Akan tetapi, perbedaan bahasa tidak menyurutkan mereka untuk saling beradaptasi, bahkan perbedaan itu dijadikan dasar untuk saling menghormati. Selain ada perbedaan terdapat persamaan agama antara penduduk asli yaitu suku Melayu dengan pendatang suku Jawa, yaitu sama-sama beragama islam. Persamaan agama inilah dipandang sebagai saudara seiman dan setaqwa. Program transmigrasi ini menggabungkan masyarakat yang berbeda kultur yaitu suku Melayu dengan suku Jawa. Penggabungan masyarakat ini sama sekali tidak terjadi kecemburuan sosial dan konflik di daerah pemukiman. Selain itu suku Melayu menerima baik masyarakat pendatang suku Jawa di Desa Suak Temenggung. Transmigrasi yang dijalankan oleh pemerintah, mengakibatkan dibukanya sebagian wilayah hutan gambut yang ada di Desa Suak Temenggung untuk penghidupan bagi masyarakat transmigrasi. Pemerintah mengolah sebagian hutan gambut yang ada di Desa Suak Temenggung untuk Program Transmigrasi. Pemerintah menyediakan rumah panggung dengan ukuran rumah 6 X 8 meter dan lahan kosong seluas 2 ha lahan kosong untuk setiap Kepala Keluarga KK untuk ditanami pertanian padi. Rumah panggung ini dilengkapi dengan peralatan dapur yang disediakan oleh pemerintah. Selain itu pemerintah membebaskan mereka untuk mengolah sisa hutan gambut yang ada di Desa Suak Temenggung untuk ditanami pertanian padi. Kehidupan para transmigran di Desa Suak Temenggung masih di tanggung oleh pemerintah selama 2 tahun. Selama waktu 2 tahun para transmigran diberikan 32 bantuan oleh pemerintah berupa bahan makanan pokok, seperti beras, gula, sabun, ikan asin dan lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Selain itu lahan kosong seluas 2 ha yang diberikan oleh pemerintah melalui program transmigrasi di olah dan dimanfaatkan oleh para transmigran untuk ditanami pertanian padi. Pada awalnya untuk pemanfaatan lahan seluas 2 ha pemerintah menyedikan bibit padi untuk ditanam dan dikembangkan oleh para transmigran di Desa Suak Temenggung dengan alasan agar nantinya ketika padi sudah menghasilkan dapat membantu kehidupan mereka sehari-hari di tempat yang baru. Para transmigran membuka sisa hutan gambut yang dibebaskan oleh pemerintah untuk mereka kelolah menjadi lahan pertanian padi. Dalam mengolah areal pertanian, masyarakat transmigran membentuk kelompok tani. Berdirinya kelompok tani atas dasar kemauan masyarakat transmigran sendiri dan tanpa paksaan. Tujuan dibentuknya kelompok tani untuk bersama-sama mengelolah hutan gambut yang tersisa dari program transmigrasi. Pengolahan hutan gambut akan ditanami tanaman pangan yaitu pertanian padi. 33 Tabel 2 Kelompok Tani Desa Suak Temenggung Kecamatan Pakaitan Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau No Kelompok Tani Ketua Alamat 1. Karya Nasib Wagimin Suka Jadi 2. Karya Bakti Samadi Sumber Sari 3. Karya Tenang Wahyu Rejo Mulyo 4. Karya Jaya Sunardi Suka Jadi 5. Karya Maju Dadik Suka Jadi 6. Karya Manunggal Bunadi Rejo Mulyo 7. Barokah Suprapto Rejo Mulyo 8. Inti Tani Suwandi Sumber Sari 9. Ingin Maju Sukman Sumber Sari 10. Sumber Sari Nazarudin Sumber Sari 11. Bijak Sana Anong Atmana Suka Jadi 12. Berkah Tekun Feri Jumadi Rejo Mulyo 13. Mekar Sari Misman Rejo Mulyo 14. Karya Maju Jaya Giman Rejo Mulyo 15. Harapan Maju Jumadi Rejo Mulyo 16. Tani Makmur Sugiono Rejo Mulyo Sumber: Kantor Kepenghuluan Desa Suak Temenggung Tahun 2000. 34 Kelompok tani di Desa Suak Temenggung di bagi berdasarkan dusun dan atas dasar kesepakatan bersama. Sementara itu ketua kelompok dipilih langsung dengan musyawarah bersama. Kelompok tani ini dibentuk pada tahun 1982 dengan tujuan membuka dan mengolah hutan gambut yang masih tersisa dari program transmigrasi dengan luas 420 ha. Selain itu para kelompok tani juga rutin mengadakan gotong royong untuk membuka jalan-jalan yang masih sempit dan sangat sulit untuk dilalui, hal ini mereka lakukan sekali dalam seminggu. Untuk mengelolah hutan gambut, para transmigran dan juga kelompok tani melakukan dengan beberapa tahap pengolahan tanah gambut sebelum dapat ditanami menjadi lahan pertanian padi. Para transmigran dan juga kelompok tani yang sudah di bentuk mengolah hutan gambut dengan peralatan seadaanya pada saat itu, sebab pada saat itu masih minimnya peralatan dan juga kehidupan mereka di wilayah tempat tinggal yang baru.

3.2 Pembukaan Lahan Gambut