Visit Malaysia Year 2007 (Studi Deskriptif tentang Strategi Promosi Visit Malaysia Year 2007 oleh Tourism Malaysia Medan di Perumahan Taman Polonia Kelurahan Sukadamai Medan)

(1)

VISIT MALAYSIA YEAR 2007

(Studi Deskriptif tentang Strategi Promosi Visit Malaysia Year 2007 oleh Tourism Malaysia Medan di Perumahan Taman Polonia Kelurahan

Sukadamai Medan)

SKRIPSI

Diajukan sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Oleh :

LIA FATIMAH SARI HARAHAP 020922028

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Lia Fatimah Sari Harahap

NIM : 020922028

Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : Visit Malaysia Year 2007

(Studi Deskriptif tentang Strategi Promosi Visit Malaysia Year 2007 oleh Tourism Malaysia Medan di Perumahan Taman Polonia Kelurahan Sukadamai Medan)

Medan, Januari 2008

Dosen Pembimbing Kepala Departemen

Drs. Humaizi, MA Drs. Amir Purba, MA NIP : 131 570 469 NIP : 131 654 104


(3)

(4)

ABSTRAKSI

VISIT MALAYSIA YEAR 2007

(Studi Deskriptif tentang Strategi Promosi Visit Malaysia Year 2007 oleh Tourism Malaysia Medan di Perumahan Taman Polonia Kelurahan

Sukadamai Medan)

Skripsi ini berjudul Visit Malaysia Year 2007 (Studi deskriptif tentang strategi promosi Visit Malaysia Year 2007 oleh Tourism Malaysia Medan di Perumahan Taman Polonia Kelurahan Suka Damai). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pesan promosi Visit Malaysia Year 2007 di Perumahan Taman Polonia Medan.

Kampanye promosi Visit Malaysia Year 2007 telah dimulai sejak bulan Desember 2005. Dan sepanjang tahun 2006, Tourism Malaysia melakukan kampanye melalui roadhow ke berbagai negara. Tahun-tahun sebelum Malaysia sudah dua kali mengadakan program Visit Malaysia Year, yaitu pada tahun 1990 dan 1994. Jumlah wisatawan asing yang masuk pada tahun 1990 dan 1990 jauh melebihi angka yang ditargetkan.

Target Visit Malaysia Year 2007 ini adalah untuk menarik 20 juta wisatawan dari seluruh dunia dan khusus Indonesia, Malaysia menargetkan 2 juta wisatawan. Jumlah wisatawan dari Indonesia yang masuk sampai akhir 2007 belum diketahui. Data resmi dari Departemen Imigrasi dan Tourism Malaysia, jumlah wisatawan Indonesia yang berlibur ke Malaysia sampai bulan Oktober 2007 adalah sekitar 1,4 juta wisatawan.

Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat Perumahan Taman Polonia Kelurahan Sukadamai Yang berusia antara 20 – 60 tahun. Sampel berjumlah 30 orang diperoleh melalui teknik penarikan purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu. Data diperoleh melalui berbagai literatur serta kuesioner yang berisi 25 pertanyaan yang berkaitan dengan promosi Visit Malaysia Year 2007.

Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Tidak dilakukan pengujian hipotesis. Peneliti hanya mencari tahu apakah strategi promosi Visit Malaysia Year 2007 sudah efektif atau tidak.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan Visit Malaysia Year 2007 sudah efektif. Responden memilih Malaysia sebagai destinasi apabila mereka dan keluarga berlibur ke luar negeri. Hanya saja untuk berbagai bahan-bahan promosi yang didistribusikan sebaiknya dalam bahasa Indonesia agar masyarakat mengerti makna pesan yang disampaikan. Rata-rata bahan promosi dicetak dalam bahasa Inggris. Malaysia menjadi pilihan utama apabila bepergian ke luar negeri dikarenakan berbagai faktor antara lain: kemudahan transportasi, berbagai fasilitas yang tersedia, harga-harga yang relatif murah, didukung keamanan dan kenyamanan responden ketika berada di sana.


(5)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayahNya yang telah memberikan petunjuk, kekuatan, dan nikmat kesehatan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

Selama masa penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa usaha dan kerja keras yang dilakukan penulis tidak akan berjalan sukses tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan yang baik ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Suami tercinta, untuk kasih dan sayang yang selalu tercurah setiap saat, serta segala dukungan baik berupa moril, materi, dan doa yang tulus dan ikhlas. Juga putra-ku tersayang, Zairil Azwan Bin Zulaxmal yang selalu memberikan senyum dan tawa manisnya disaat penulis lelah dan kehilangan semangat. 2. Kedua orang-tua penulis, untuk semua cinta dan kasih sayang, tauladan,

kesabaran serta doa yang diberikan kepada penulis.

3. Bapak Drs. Humaizi, MA; dosen pembimbing yang telah memberikan nasehat, bimbingan, dan masukan kepada penulis serta tidak pernah berhenti memberikan motivasi dan semangat ketika penulis dalam keadaan hopeless. 4. Bapak Prof. Dr. M. Arif Nasution, MA; Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Drs. Amir Purba; Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.


(6)

7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya Departemen Ilmu Komunikasi yang membimbing penulis dalam masa perkuliahan dan atas ilmu yang telah diberikan.

8. Bapak Noor Azman Samsudin; Direktur Tourism Malaysia Medan yang telah memberikan semua informasi dan juga data yang diperlukan penulis. TW. Harsono Pane; Marketing Manager Tourism Malaysia Medan yang memberikan masukan untuk menyelesaikan skripsi ini. Kak Imelda, Kak Debby untuk bahan-bahan promosi yang diberikan kepada penulis.

9. Kak Ros, Kak Icut dan Dijah, yang telah memberikan banyak bantuan serta kemudahan-kemudahan kepada penulis.

10.Untuk Abang, adik serta ipar-iparku; Ramadhan Edi Syahputra Harahap-Evi Khairani Siregar untuk doa dan dukungannnya, juga adik-adikku; Ina Marwahyuni Harahap – Andika Patra serta Rini Pratiwi Mandasari Harahap. Rin, thanks untuk menjadi kawan main Zairil selama kakak mengetik skripsi ini.

11.Keluarga besarku di Malaysia; Emak, Abah, Abang Yi, Kak Ayu, Kak Yah, Bang Razi, Bang Mi, Salmi, Shah, Awi, Wan, Jah, Danield, Asryaf, dan Adik Cid.

12.Kak Devi, Dewi, Bang Doni, dan segenap masyarakat di Perumahan Taman Polonia yang telah memberikan segala informasi yang diperlukan penulis. 13.Teman-teman penulis selama masa perkuliahan dulu; Anita, Alfie, Regina,


(7)

14.Kepada adinda Puan (Kom ‘02) dan Maya (Kom’04) yang ikut membantu dan mencari buku-buku referensi untuk penulis.

15.Untuk orang-orang yang telah banyak memberi masukan serta bantuan yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Atas segala bentuk bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak, penulis mengucapkan rasa syukur dan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun, guna perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.

Medan, Januari 2008 Penulis

Lia Fatimah Sari Harahap NIM 020922028


(8)

DAFTAR ISI

Abstraksi ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi .……….…..…..………..…..………... v

Daftar Tabel ...……....…………....………. viii

Daftar Skema ... x

Daftar Lampiran …...……....…………....………. xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………. 1

1.2 Perumusan Masalah ……… 7

1.3 Pembatasan Masalah ……….. 8

1.4 Tujuan Penelitian ……… 8

1.5 Manfaat Penelitian ………. 9

1.6 Kerangka Teori ………... 9

1.6.1 Komunikasi Massa ………. 10

1.6.2 Komunikasi Pariwisata ……… 13

1.6.3 Promosi Pariwisata ……….. 16

1.6.4 Teori S-O-R (Stimulus – Organism – Response) .... 21


(9)

1.8 Model Teoritis ………. 24

1.8.1 Konsep dan Operasional Konsep ……… 25

1.9 Defenisi Operasional ………. 27

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Ruang Lingkup Komunikasi ……… 32

2.2 Komunikasi Massa ……….. 36

2.3 Komunikasi Pariwisata ……… 42

2.3.1 Jenis Pariwisata ……… 46

2.4 Promosi Pariwisata ……….. 47

2.5 Teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response) ……….. 54

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ………. 57

3.1.1 Perumahan Taman Polonia Medan ………. 57

3.1.2 Sekilas Tentang Malaysia ……….... 58

3.1.3Demografi ………. 60

3.2 Tourism Malaysia ……… 61

3.3 Visit Malaysia Year 2007 ... 61

3.4 Metodologi Penelitian ... 65

3.4.1 Metode Penelitian ... 65


(10)

3.4.3 Metode Pengumpulan Data ... 68

3.5 Metode Analisis Data ... 69

BAB IV ANALISA DATA 4.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data ………. 70

4.1.1 Tahap Persiapan ……….. 70

4.1.2 Tahap Pengumpulan Data ………... 70

4.2 Teknik Pengolahan Data ………. 71

4.3 Analisa Tabel Tunggal ……… 72

4.3.1 Karakteristik Responden ……… 72

4.3.2 Promosi Pariwisata ………. 77

4.3.3 Kunjungan Wisatawan ke Malaysia ………... 86

4.4 Pembahasan ………. 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ……… 94

5.2 Saran ……….. 95

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………... 72

Tabel 2 : Usia Responden ……… 73

Tabel 3 : Jumlah Responden Berdasarkan Agama ………... 74

Tabel 4 : Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ………... 74

Tabel 5 : Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan ……….. 75

Tabel 6 : Jumlah Responden Berdasarkan Penghasilan ………... 76

Tabel 7 : Penggunaan Berbagai Materials Promotion……….. 77

Tabel 8 : Kepercayaan Terhadap Isi Pesan Dalam Materials Promotion. 78 Tabel 9 : Kepercayaan Terhadap Foto dan Gambar Materials Promotion. 78 Tabel 10 : Kepentingan Untuk Membaca Materials Promotion …………. 79

Tabel 11 : Materials Promotion Menambah Pengetahuan & Informasi….. 80

Tabel 12 : Pemahaman Terhadap Makna Pesan ………. 81

Tabel 13 : Kesesuaian Pesan Dengan Keinginan Wisatawan ………. 81

Tabel 14 : Penggunaan Bahasa Dalam Materials Promotion ……….. 83

Tabel 15 : Pendapat Tentang Isi Pesan ... 83

Tabel 16 : Pengulangan Pesan Promosi Visit Malaysia Year 2007 ……… 84

Tabel 17 : Variasi Pengulangan Pesan Dalam Materials Promotion …….. 85

Tabel 19 : Pendapat Tentang Gencarnya Promosi Visit Malaysia Year ’07. 86 Tabel 20 : Kehadiran Pada Roadshow Visit Malaysia Year 2007 ……….. 87

Tabel 21 : Tujuan Utama Pergi ke Malaysia ... 88


(12)

Tabel 23 : Pemilihan Kuala Lumpur Sebagai Tujuan Wisata Utama ... 90 Tabel 24 : Pendapat Tentang Cita Rasa Masakan Malaysia ... 91


(13)

DAFTAR SKEMA/ GAMBAR

- Arus Kunjungan Wisatawan ke Malaysia Tahun 2002 s/d 2006 ……….. 5

- Jumlah Kunjungan Wisatawan Indonesia ke Malaysia Jan s/d Okt 2007. 5 - Teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response) ... 22

- Model Teoritis ... 24

- Konsep Operasional dan Operasionalisasi Konsep ... 25

- Teori S-O-R (Stimulus–Organism–Response) ... 55

- Malaysia in Brief... 58

- Peta Malaysia ... 59

- Logo Tourism Malaysia ... 61


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Lampiran 2 : Coding

Lampiran 3 : Iklan Flora Festival 2007 Lampiran 4 : Iklan Pesona Twin City

Lampiran 5 : Iklan Tourism Malaysia Bekerjasama dengan Kartika Airlines Lampiran 6 : Promosi Malaysi Education Fair 2006 di Medan

Lampiran 7 : Contoh Folder VMY 2007 Lampiran 8 : Contoh Peta Wisata VMY 2007 Lampiran 9 : Contoh Brosur Putrajaya dan Melaka

Lampiran 10 : Contoh Brosur Exciting Holidays VMY 2007 dan Malaysia My Second Home Program

Lampiran 11 : Contoh Atraksi Budaya Lampiran 12 : Contoh CD Promosi Lampiran 13 : Contoh Booklet Shopping Lampiran 14 : Contoh Kartu Pos


(15)

ABSTRAKSI

VISIT MALAYSIA YEAR 2007

(Studi Deskriptif tentang Strategi Promosi Visit Malaysia Year 2007 oleh Tourism Malaysia Medan di Perumahan Taman Polonia Kelurahan

Sukadamai Medan)

Skripsi ini berjudul Visit Malaysia Year 2007 (Studi deskriptif tentang strategi promosi Visit Malaysia Year 2007 oleh Tourism Malaysia Medan di Perumahan Taman Polonia Kelurahan Suka Damai). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pesan promosi Visit Malaysia Year 2007 di Perumahan Taman Polonia Medan.

Kampanye promosi Visit Malaysia Year 2007 telah dimulai sejak bulan Desember 2005. Dan sepanjang tahun 2006, Tourism Malaysia melakukan kampanye melalui roadhow ke berbagai negara. Tahun-tahun sebelum Malaysia sudah dua kali mengadakan program Visit Malaysia Year, yaitu pada tahun 1990 dan 1994. Jumlah wisatawan asing yang masuk pada tahun 1990 dan 1990 jauh melebihi angka yang ditargetkan.

Target Visit Malaysia Year 2007 ini adalah untuk menarik 20 juta wisatawan dari seluruh dunia dan khusus Indonesia, Malaysia menargetkan 2 juta wisatawan. Jumlah wisatawan dari Indonesia yang masuk sampai akhir 2007 belum diketahui. Data resmi dari Departemen Imigrasi dan Tourism Malaysia, jumlah wisatawan Indonesia yang berlibur ke Malaysia sampai bulan Oktober 2007 adalah sekitar 1,4 juta wisatawan.

Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat Perumahan Taman Polonia Kelurahan Sukadamai Yang berusia antara 20 – 60 tahun. Sampel berjumlah 30 orang diperoleh melalui teknik penarikan purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu. Data diperoleh melalui berbagai literatur serta kuesioner yang berisi 25 pertanyaan yang berkaitan dengan promosi Visit Malaysia Year 2007.

Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Tidak dilakukan pengujian hipotesis. Peneliti hanya mencari tahu apakah strategi promosi Visit Malaysia Year 2007 sudah efektif atau tidak.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan Visit Malaysia Year 2007 sudah efektif. Responden memilih Malaysia sebagai destinasi apabila mereka dan keluarga berlibur ke luar negeri. Hanya saja untuk berbagai bahan-bahan promosi yang didistribusikan sebaiknya dalam bahasa Indonesia agar masyarakat mengerti makna pesan yang disampaikan. Rata-rata bahan promosi dicetak dalam bahasa Inggris. Malaysia menjadi pilihan utama apabila bepergian ke luar negeri dikarenakan berbagai faktor antara lain: kemudahan transportasi, berbagai fasilitas yang tersedia, harga-harga yang relatif murah, didukung keamanan dan kenyamanan responden ketika berada di sana.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Arus kunjungan wisatawan dari Medan menuju ke Malaysia semakin meningkat akhir-akhir ini. Munculnya berita dan informasi tentang daerah tujuan wisata yang murah dengan tarif harga penginapan yang terjangkau dan ditambah dengan kemudahan akses menuju Malaysia serta beragam promosi yang dilakukan oleh Tourism Malaysia atau Badan Pariwisata Malaysia semakin mempengaruhi minat masyarakat untuk berlibur, berobat dan bahkan belajar ke Malaysia. Hal ini juga dipengaruhi oleh semakin bertambahnya maskapai penerbangan yang melayani rute Medan-Kuala Lumpur, Medan-Penang dengan harga yang terjangkau.

Malaysia sebagai daerah tujuan wisata dunia memiliki banyak kelebihan dalam memanjakan para wisatawan yang datang ke negara tersebut. Malaysia juga banyak mendapatkan penghargaan internasional di dunia pariwisata. Beberapa hal yang menjadi nilai lebih adalah sarana dan fasilitas yang lengkap untuk berbelanja, belajar, dan berobat. Hal ini juga didukung oleh faktor keamanan, stabilitas politik dan ekonomi yang membuat wisatawan merasa nyaman dan betah menghabiskan waktu libur mereka di negara tetangga ini.

Sektor pariwisata pun resmi menjadi penyumbang kedua untuk kemajuan perekonomian negara Malaysia. Hal ini mungkin bisa dijadikan contoh dan bahan pelajaran untuk pengembangan pariwisata Indonesia.


(17)

Badan Promosi Pariwisata Malaysia di Medan dan Jakarta yang lebih dikenal dengan sebutan “Tourism Malaysia Medan” dan “Tourism Malaysia Jakarta” muncul pada bulan Agustus 2001, untuk selanjutnya disebut TM Medan dan TM Jakarta. Dengan keberadaan TM Medan dan Jakarta ini, Malaysia telah memiliki dua perwakilan resmi yang bertugas menyediakan berbagai informasi pariwisata untuk menarik wisatawan dari Indonesia. Sehingga tidak mengherankan kalau tingkat arus kunjungan wisatawan dari tahun 2001 sampai akhir tahun 2006 menunjukkan kenaikan. Berdasarkan laporan pihak Imigrasi Malaysia, ada sekitar 1,2 juta wisatawan Indonesia berkunjung ke Malaysia tahun 2006 lalu. Jumlah wisatawan Indonesia yang masuk adalah ketiga terbesar setelah Singapura dan Thailand.

Berbagai promosi gencar pun selalu dilakukan oleh Tourism Malaysia untuk menarik wisatawan Indonesia. Tercatat dari berbagai surat kabar yang ada di Medan, mulai tahun 2002 secara berkala muncul iklan-iklan event yang sedang atau akan berlangsung di Malaysia yang dibuat khusus oleh TM Medan. Kita juga dapat membaca iklan paket berlibur yang dibuat oleh travel agent lokal. Mereka menjual paket berlibur ke Malaysia baik untuk masa singkat selama 3 hari 2 malam ataupun untuk masa yang lebih panjang dan berlanjut ke negara tetangga yaitu Thailand dan Singapura.

Travel agents lokal juga membuat program transit di Malaysia sebelum bertolak ke destinasi yang lebih jauh. Misalnya sebelum berlibur ke Cina, Hongkong, Korea, Jepang, Eropa, Amerika dan lain sebagainya selalu ada waktu 1 atau 2 hari untuk stay di Kuala Lumpur atau Penang.Hal ini disebabkan karena


(18)

jarak yang lebih dekat dibandingkan apabila mereka terbang ke Jakarta dan juga ongkos yang lebih murah. Selain itu tersedia juga berbagai penerbangan internasional dari dan menuju Kuala Lumpur.

Seiring dengan kehadiran dan promosi gencar TM Medan dan Jakarta, sebagian masyarakat yang pernah berkunjung merasa semakin mengenal Malaysia dan mulai merasakan negara ini sebagai rumah kedua mereka. Sementara dengan munculnya beraneka ragam iklan di media cetak dan elektronik, masyarakat yang belum pernah berkunjung merasa mulai tertarik untuk datang berwisata dan menikmati sendiri bagaimana suasana di Malaysia yang sebenarnya.

Slogan “Malaysia Truly Asia” dan lagu singkat yang ada dalam tayangan iklan maupun CD promosi Tourism Malaysia mulai dikenal masyarakat. Kata-kata dan alunan musik yang dipilih terkesan unik dan memikat, sehingga dapat memaksa kita untuk berhenti sejenak merenungkan maknanya. Sejak tahun 2001 sampai sekarang, TM Medan dan Jakarta sering memberikan CD atau VCD tentang pariwisata Malaysia secara gratis apabila mereka mengadakan pameran.

Kegiatan pameran dan promosi yang diadakan di Indonesia semakin gencar dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena peningkatan aktivitas promosi di luar negara mendapat perhatian dari pemerintah dengan memberikan dana dan dukungan khusus berupa bahan-bahan promosi yang langsung dikirim dari Malaysia.

Tahun 2007 ini adalah tahun kunjungan Malaysia atau yang gencar dipromosikan dengan istilah “Visit Malaysia Year 2007.” Selanjutnya dalam penelitian ini disebut VMY 2007.


(19)

Sebelum ini, Malaysia juga pernah mengadakan VMY 1990 dan VMY 1994. Tujuan VMY 1990 adalah mencapai angka 5 juta wisatawan, dan yang tercapai 7 juta. Kemudian VMY 1994, Malaysia ingin mencapai angka 10 juta dan ternyata berhasil mencapai sasaran. Sedangkan VMY 2007 ini tujuannya untuk mencapai angka 20 juta wisatawan yang datang dari luar negara.

Untuk mendongkrak jumlah wisatawan asal Indonesia, TM Medan mengadakan acara “Roadshow” di Palembang pada bulan Pebruari 2007. Selanjutnya di kota Medan pada akhir Maret 2007, Pekanbaru awal Juni 2007 dan kembali lagi di kota Medan pada tanggal 24-26 Agustus 2007. Empat roadshow besar ini semakin membuka cakrawala dan wawasan masyarakat bahwa berwisata ke Malaysia tidaklah mahal.

Dari data kunjungan wisatawan Indonesia ke Malaysia, diketahui bahwa peningkatan kunjungan wisatawan terjadi pada liburan sekolah, liburan akhir dan awal tahun, liburan akhir pekan dan pada saat ada berbagai event di Malaysia seperti: Malaysia Mega Sale Carnival, dimana wisatawan bisa berbelanja dengan potongan harga besar-besaran selama 2 bulan, Petronas Malaysia Formula One Grand Prix, juga Hari Raya besar keagamaan yang dijadikan daya tarik wisata, beragam International Expo yang diadakan di kota-kota besar Malaysia, dan lain sebagainya.


(20)

Tabel 1

Arus Kunjungan Wisatawan ke Malaysia Tahun 2002 s/d 2006

Tahun Wisatawan Jumlah

Indonesia Negara lain

2002 769.128 12.522.882 13.292.010

2003 621.651 9.955.264 10.576.915

2004 789.925 14.913.481 15.703.406

2005 962.957 15.468.098 16.431.055

2006 1.217.024 16.329.839 17.546.863

Sumber: Departemen Imigrasi Malaysia dan Tourism Malaysia

Tahun 2007 ini sehubungan dengan “Visit Malaysia Year 2007”, Tourism Malaysia menargetkan sekitar 2 juta wisatawan Indonesia akan datang ke Malaysia.

Berikut ini data kunjungan wisatawan Indonesia yang mengunjungi Malaysia dari bulan Januari sampai Oktober 2007:

No Bulan Jumlah

1 Januari 158.887

2 Februari 115.446

3 Maret 129.204

4 April 158.559

5 Mei 165.483

6 Juni 182.809

7 Juli 171.550

8 Agustus 129.888

9 September 124.132

10 Oktober 144.478

Jumlah 1.480.436


(21)

Tahun 2007 Malaysia memiliki target untuk menarik sekitar 20 juta wisatawan yang masuk. Untuk pasar Indonesia, Malaysia menargetkan sekitar 2 juta wisatawan. Target 2 juta itu berdasarkan jumlah wisatawan Indonesia yang mssuk ke Malaysia pada tahun-tahun sebelumnya.

Melalui Roadshow VMY 2007 di kota Palembang (Pebruari 2007), Medan (akhir Maret dan akhir Agustus 2007) serta Pekanbaru (awal Juni 2007), masyarakat Medan dan Sumatera semakin tertarik untuk berlibur ke Malaysia. Untuk yang belum pernah berkunjung, roadshow VMY 2007, telah memberikan mereka informasi lengkap tentang event-event yang ada di sana. Semakin banyak yang mengenal beragam produk pariwisata Malaysia. Para pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, karyawan-karyawan swasta dan lain sebagainya berkunjung ke acara roadshow VMY 2007 di tiga kota ini. Ada banyak peserta dari Malaysia yang turut meramaikan. Beberapa di antaranya adalah salah satu maskapai penerbangan yang identik dengan tarif yang murah, beberapa theme park, perwakilan dari beberapa negeri bagian yang ada di sana, rumah-rumah sakit, dan lain sebagainya. Beragam pertanyaan mereka ajukan. Salah satu yang paling sering ditanyakan adalah tentang harga tiket pesawat ke Malaysia dan juga berapa persiapan uang yang harus mereka bawa. Pertanyaan-pertanyaan umum lainnya seperti: kalau sakit ini, di rumah sakit yang mana bisa mendapatkan layanan maksimal, berapa biayanya dan apakah ada hotel yang dekat dengan rumah sakit tersebut? Selanjutnya mengenai sekolah. Kalau mau mengambil jurusan ini, di universitas apa yang tersedia? Bagaimana ujian masuk dan kapan diselenggarakan ujian tersebut? Berapa biaya kuliah per-tahun? Masih banyak


(22)

pertanyaan-pertanyaan umum yang diajukan oleh para pengunjung di acara roadshow VMY 2007.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana strategi promosi VMY 2007 oleh TM Medan untuk meningkatkan arus kunjungan wisatawan dari Indonesia ke Malaysia yang pada akhirnya dapat dijadikan contoh dan bahan masukan untuk mempromosikan pariwisata negara kita.

Adapun faktor yang mendukung peneliti memilih Perumahan Taman Polonia adalah karena daerah ini berada di kawasan bandara, pintu gerbang menuju ke luar negeri dengan jarak sekitar 200 meter. Di dalam kompleks perumahan ini ada lebih dari 200 keluarga yang heterogen dengan tingkat perekonomian yang mapan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

“Bagaimana strategi promosi Visit Malaysia Year 2007 yang dilakukan oleh Tourism Malaysia Medan dalam menarik wisatawan untuk berkunjung ke Malaysia?”


(23)

1.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah ditujukan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas, terarah, dan tidak meluas sehingga menyulitkan penulis dalam penelitiannya. Karena itu penulis membatasi masalah antara lain pada:

1. Penelitian ini bersifat deskriptif yang menggambarkan situasi atau peristiwa penelitian dan tidak mencari hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.

2. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sukadamai, Kecamatan Medan Polonia yaitu di Kompleks Perumahan Taman Polonia.

3. Objek penelitian adalah masyarakat yang berumur 20 – 60 tahun yang pernah berkunjung ke Malaysia.

4. Fokus penelitian ini adalah promosi pariwisata yang dilakukan oleh Badan Promosi Pariwisata Malaysia di Medan (Tourism Malaysia Medan).

5. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2007.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kegiatan promosi pariwisata apa saja yang dilakukan Tourism Malaysia Medan VMY 2007.

2. Mengetahui efektivitas pesan promosi VMY 2007 terhadap minat wisata masyarakat di Perumahan Taman Polonia Medan .


(24)

1.5 Manfaat Penelitian

1. Dapat mengetahui respon masyarakat di Perumahan Taman Polonia Medan terhadap promosi pariwisata yang dilakukan oleh Tourism Malaysia Medan.

2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadapa khasanah keilmuan pada jurusan Ilmu Komunikasi, khususnya mengenai komunikasi pariwisata dan promosi pariwisata. Juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi para pembacanya, khususnya mahasiswa Ilmu Komunikasi dan peneliti lain yang berminat meneliti mengenai promosi pariwisata.

1.6 Kerangka Teori

Menurut Kerlinger, teori adalah himpunan konstruks (konsep), definisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variable, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 1997: 6).

Kerangka teori memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti (Nawawi, 2003:39-40).

Adapun teori-teori yang dianggap relevan dengan masalah penelitian ini adalah teori tentang komunikasi massa, komunikasi pariwisata, promosi pariwisata dan teori S-O-R (stimulus-organism-response).


(25)

1.6.1 Komunikasi Massa

Komunikasi massa sebenarnya sama seperti bentuk komunikasi yang lainnya yang memiliki unsur-unsur seperti, sumber, gangguan, dan hambatan, efek, konteks maupun.

Komunikasi massa merupakan suatu proses yang melukiskan bagaimana komunikator secara professional menggunakan teknologi pembagi dalam menyebarkan pengalamannya yang melampui jarak untuk mempengaruhi khalayak dalam jumlah yang banyak.

Prosesnya memiliki satu unsur yang istimewa yaitu penggunaan saluran. Teknologi pembagi atau media dengan massa yang disebut saluran itu dipergunakan untuk mengirimkan pesan yang melintasi jarak jauh, misalnya buku, pamflet, brosur, folder, spanduk, majalah, surat kabar, radio, televisi, gambar poster, dan bahkan saat ini ditambah dengan komputer serta aplikasinya dengan jaringan telepon serta satelit.

Jadi sebenarnya komunikasi massa menurut Severin 1997; Tan 1981; dan Wright 1986; merupakan bentuk komunikasi yang merupakan penggunaan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara missal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh, sangat heterogen dan menimbulkan efek-efek tertentu (Liliweri, 1991:36).


(26)

Ada beberapa sifat yang melekat dalam komunikasi massa dan sekaligus membedakan dengan bentuk komunikasi yang lainnya, yaitu:

a. Sifat komunikator

Sesuai dengan hakikatnya dalam sifat penngunaan media/ saluran secara profesional dengan teknologi tinggi melalui usaha – usaha industri maka pemilikan media massa bersifat lembaga, yayasan, organisasi, usaha yang mempunyai struktur dan penjelmaan tugas, fungsi – fungsi serta misi tertentu. Oleh karena itu maka berbagai pesan yang terbit dari suatu media massa sebenarnya bukan milik perorangan tetapi hasil rembukan, olahan redaksi atau keputusan dari kebijaksanaan organisasi yang menerbitkannya.

b. Sifat pesan

Pesan komunikasi massa bersifat umum, universal tentang berbagai hal dari tempat di muka bumi. Isi media massa tentang berbagai peristiwa apa saja yang patut diketahui oleh masyarakat umum.

c. Sifat media massa

Salah satu ciri yang paling khas dalam komunikasi massa adalah sifat media massa. Komunikasi massa nampaknya lebih bertumpu pada andalan teknologi pembagi pesan dengan menggunakan jasa industri untuk memperbanyak dan melipatgandakannya. Hal ini mengakibatkan pesan akan menjangkau khalayak dengan cara yang cepat serta tepat dan terus menerus, sehingga dapat mengatur hubungan antara komunikan dan komunikator yang dilakukan secara serempak dan menjangkau berbagai titik-titik pemukiman manusia dimuka bumi pada waktu yang sama.


(27)

d. Sifat komunikan

Komunikan dalam suatu komunikasi massa adalah khalayak. Khalayak merupakan masyarakat umum yang beragam, heterogen dalam segi demografis (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, tempat tinggal, dan lain-lain); geografis (tempat asal, pemukimannya); maupun psikografis (cara hidup tertentu yang memberikan cirri khas bagaimana seseorang itu menjalani hidupnya setiap hari berdasarkan tingkat pendapatannya, tingkat pendidikannya).

e. Sifat efek

Secara umum terdapat tiga efek dari komunikasi massa, berdasarkan teori hirarki efek dari komunikasi massa, yaitu: (a) efek kognitif, pesan komunikasi massa mengakibatkan khalayak berubah dalam hal pengetahuan, pandangan, pendapat terhadap sesuatu yang diperolehnya; (b) efek afektif, di mana pesan komunikasi massa mengakibatkan berubahnya perasaan tertentu dari khalayak. Orang dapat menjadi marah dan berkurang rasa tidak senangnya terhadap sesuatu akibat membaca surat kabar, mendengarkan radio, atau menonton televise; (c) efek konatif, akibat pesan komunikasi massa mengakibatkan orang mengambil keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

f. Sifat umpan balik

Umpan balik dari suatu komunikasi massa bisaanya lebih bersifat tertunda daripada umpan balik langsung dalam komunikasi antar pribadi. Pengembalian reaksi terhadap suatu pesan kepada sumbernya tidak terjadi pada saat yang sama melainkan ditunda setelah suatu media itu beredar atau pesannya itu memasuki kehidupan suatu masyarakat tertentu.


(28)

Menurut Effendy (1993:27) fungsi komunikasi massa adalah sebagai berikut :

a. Menyiarkan informasi (to inform), pengumpulan, penyimpanan, pemprosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta dan pesan, opini dan komentar yang dibutuhan agar orang dapat mengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi internasional, lingkungan, dan orang lain, dan agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

b. Mendidik (to educate), pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembanngan intelektual, pembentukan watak, dan pendidikan keterampilan serta kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

c. Menghibur (to entertain), penyebarluasan sinyal, symbol, suara, dan citra (image) dari drama, tari, kesenian, kesusasteraan, musik, komedi, olah raga, permainan, dan sebagainya untuk rekreasi dan kesenangan kelompok dan individu.

d. Mempengaruhi (to influence), memberikan pengaruh dalam sikap, tindakan, dan tingkah laku.

1.6.2 Komunikasi Pariwisata

Komunikasi sangat diperlukan dalam penyampaian promosi kepariwisataan. Menurut William Albig, komunikasi adalah proses pengoperan lambang-lambang berarti diantara individu. Untuk memahami komunikasi secara lebih jelas, sering digunakan paradigma Laswell. Dalam karyanya “The Structure and Function of Communication in Society”, Laswell mengajukan suatu


(29)

paradigma, yaitu who, say what, to whom, in which channel, dan with what effect. Berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

Secara etimologis, kata pariwisata berasal dari bahasa Sanskerta. a. Pari berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar

b. Wisata berarti perjalanan, bepergian

Jadi, kata pariwisata diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain.

Untuk lebih jelasnya, maka dapat disimpulkan defenisi pariwisata pariwisata adalah sebagai berikut: “Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.” (Yoeti, 1982:109)

Sedangkan yang dimaksud dengan wisatawan oleh G.A Schmoll (dalam Yoeti, 1982:127) adalah individu atau kelompok individu yang mempertimbangkan dan merencakan tenaga beli yang dimilikinya untuk perjalanan rekreasi dan berlibur, yang tertarik pada perjalanan umumnya dengan motivasi perjalanan yang pernah ia lakukan, menambah pengetahuan, tertarik oleh pelayanan yang diberikan oleh suatu daerah tujuan wisata (DTW) yang dapat menarik pengunjung di masa yang akan datang.


(30)

Adapun ciri-ciri tentang seseorang itu dapat disebut sebagai wisatawan adalah: a. Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam

b. Perjalanan itu dilakukan hanya untuk sementara waktu

c. Orang yang melakukannya tidak mencari nafkah di tempat atau negara yang dikunjunginya.

Komunikasi adalah proses penyampaian maupun pengoperan pernyataan ataupun lambing-lambang bermakna untuk memberitahu, mengubah sikap atau perilaku seseorang kepada orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut.

Dari dua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi pariwisata adalah suatu aktivitas manusia dalam menyampaikan informasi tentang perjalanan ke suatu daerah maupun objek wisata yang akan dikunjungi wisatawan sambil menikmati perjalanan dari suatu objek wisata ke objek lain, agar wisatawan tertarik dan sampai pada suatu tindakan untuk mengunjungi.


(31)

1.6.3 Promosi Pariwisata

Kata “promotion” memberikan interpretasi dan bahasa yang bermacam-macam. Pada dasarnya maksud kata promotion adalah untuk memberitahu, membujuk atau mengingatkan lebih khusus lagi melalui komunikasi agar oleh khalayak terpikirkan untuk melakukan sesuatu. Tujuannya adalah untuk mempengaruhi pikiran dan tingkah laku khalayak sasaran.

Promosi pariwisata adalah merupakan upaya yang dilakukan untuk menyesuaikan produk pariwisata dengan permintaan wisatawan sehingga produk menjadi lebih menarik. Daya tariklah yang menjadi kata kunci dari sebuah promosi pariwisata yang selalu dikemas dengan model yang dapat menjadi daya tarik bagi wisatan yang tertarik untuk membeli. Kegiatan promosi itu merupakan suatu kegiatan yang intensif dalam waktu yang relatif singkat, tentunya mengingat sifat maupun karakter dari produk pariwisata itu sendiri. Dalam kegiatan ini diadakan usaha untuk memperbesar daya tarik produk terhadap calon wisatawan.

Untuk mengadakan promosi yang tepat bisaanya produsesn hanya mendistribusikan komponen produk yang sudah jadi. Contohnya seperti: hotel-hotel, atraksi-atraksi wisata, atau angkutannya.

Pada dasarnya tujuan dari promosi pariwisata tidak lain adalah:

a. Memperkenalkan jasa-jasa dan produk yang dihasilkan industri pariwisata seluas mungkin

b. Memberi kesan daya tarik sekuat mungkin dengan harapan agar orang datang untuk berkunjung.


(32)

c. Menyampaikan pesan yang menarik dengan cara jujur untuk menciptakan harapan-harapan yang tinggi.

Dalam hal ini, kegiatan promosi pariwisata yang dilakukan oleh Tourism Malaysia Medan (TM Medan) berkaitan dengan berbagai aktivitas public relations yang berhubungan erat dengan pembentukan opini publik dan perubahan sikap dari masyarakat.

Beberapa kegiatan PR yang dilakukan oleh Tourism Malaysia dalam mempromosikan VMY 2007 adalah:

• Menerbitkan majalah yang berhubungan dengan kepariwisataan di Malaysia

• Meluaskan selebaran elektronik • Memperkuat hubungan dengan media

• Membuat program Mega Fam dengan mengundang produser-produser film untuk mempromosikan lokasi-lokasi yang jadi latar belakang film • Melanjutkan kesepakatan dengan organisasi pariwisata dan non pariwisata

untuk mengatasi krisis

• Memodali pembukaan wisata kuliner di luar negeri • Mengangkat duta pariwisata

• Membuat penghargaan untuk keberhasilan di bidang industri - penghargaan bidang pariwisata

Public Relations merupakan fungsi manajemen yang menilai sikap publik, mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara seseorang atau organisasi demi


(33)

kepentingan publik, serta merencanakan dan melakukan suatu program kegiatan untuk meraih pengertian, pemahaman, dan dukungan dari publiknya (Ruslan, 2002 : 6).

Selanjutnya peranan PR ketika berkomunikasi dikenal dengan “The 7 C’s of communication”, antara lain sebagai berikut:

a. Credibility

Komunikasi tersebut dimulai dengan membangun suatu kepercayaan. Oleh karena itu, untuk membangun iklim kepercayaan itu dimulai dari kinerja, baik pihak komunikator dan pihak komunikan akan menerima pesan tersebut berdasarkan keyakinan yang dapat dipercaya, begitu juga tujuannya.

b. Contex

Suatu program komunikasi mestinya berkaitan dengan lingkungan hidup atau keadaan social yang tidak bertentangan dan seiring dengan keadaan tertentu dan memperlihatkan sikap pastisipatif.

c. Content

Pesan yang akan disampaikan itu mempunyai arti bagi audiensinya dan memiliki kecocokan dengan sistem nilai-nilai yang berlaku bagi orang banyak dan bermanfaat.

d. Clarity

Pesan dalam berkomunikasi itu disusun dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh atau mempunyai persamaan arti antara komunikator dengan komunikananya.


(34)

Komunikasi tersebut merupakan suatu proses yang tidak ada akhirnya yang memerlukan pengulangan-pengulangan untuk mencapai tujuan dan bervariasi, yang merupakan kontribusi fakta yang ada dengan sikap penyesuaian melalui proses belajar. Isi atau materi pesan harus konsisten dan tidak membingungkan audiensnya.

f. Channels

Menggunakan media sebagai saluran pesan yang setepat mungkin dan efektif dalam menyampaikan pesan yang dimaksud.

g. Capability of audience

Komuniasi tersebut memperhitungkan kemungkinan suatu kemampuan dari audiensnya, yaitu melibatkan berbagai factor adanya suatu kebisaaan. Kebisaaan membaca atau kemampuan menyerap ilmu pengetahuan dan sebagainya perlu diperhatikan oleh pihak komunikator dalam melakukan kampanye PR.

Pesan yang disampaikan harus dapat menyadarkan dan bisa mempengaruhi. Dalam kompetisi, pesan-pesan disampaikan kepada wisatawan potensial dengan memberikan serta membagikan bahan-bahan promosi atau promotional materials kepada orang-orang yang dianggap akan melakukan perjalanan wisata (Yoeti, 1996:52).

Adapun kegiatan promosi yang dilakukan oleh TM Medan adalah promosi langsung, seperti pemberian informasi dalam bentuk cetakan (brosur, leaflet, folder, booklet, tourist guide, map, paper bag, compact disc, video compact disc); peragaan (pakaian dan tarian tradisional, gambar-gambar) yang bisa dilihat


(35)

masyarakat apabila TM Medan mengadakan acara pembukaan roadhsow; dan pameran khusus (ikut serta dalam berbagai travel fair, baik yang dilakukan oleh TM Medan sendiri ataupun berpartisipasi dalam acara yang diselenggarakan oleh Pemko Medan, Dinas Pariwisata Sumut, ataupun daerah lain di Sumatera).

Selain itu TM Medan juga mengundang para jurnalis media cetak dan elektronik atau agen perjalanan wisata yang ada di Medan dan daerah lain di Sumatera untuk mengikuti kegiatan di Malaysia dalam program Mega Fam. Sesekali TM Medan juga mengadakan promosi masakan dan jajanan pasar ala Malaysia dengan mendatangkan koki dari negara itu.

Berikut ini adalah contoh paket yang disiapkan untuk VMY 2007 ►Flora Fest

►Malaysia Open Golf Championship ►KL GP Sale

►Petronas Malaysia F1 Grand Prix ►Colors of Malaysia

►Malaysia International Aerospace ►Penang International Lantern Festival ►Malaysia International Aerospace Exhibitions ►Japan GT

►Malaysia Mega Sale Carnival

►Rainforest World Music Festival 2007

►50 Years of Nationhood – World Lion Dance Invitation ►Malaysia international Fireworks Competition

►Malaysia Motorcycle Grand Prix

►Malaysia A1 Grand Prix (Grand Prix of Nations) ►KL International Buskers Festival

►Langkawi International Maritime And Aerospace (LIMA Exhibitions) Bekerjasama dengan penerbangan, bank, media elektronik seperti radio dan tv, dan asosiasi terkait. (Sumber: Overseas Directors’ Meeting 2007 Tourism Malaysia – Indonesia Market)


(36)

1.6.4 Teori S-O-R

Teori S-O-R berasal dari teori psikologi, tidak mengeherankan jika teori tersebut menjadi teori komunikasi, karena komunikasi dan psikologi memiliki objek yang sama yaitu manusia, yang memiliki sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi.

Psikologi lebih membahas pada reaksi dan pikiran manusia, sebagai contoh ketika manusia bereaksi terhadap stimulus yang menerpanya. Sedangkan komunikasi adalah suatu reaksi yang dihasilkan oleh manusia ketika ia menyampaikan pesan/ stimulus kepada orang lain.

Teori S-O-R beranggapan bahwa organisme menghasilkan perilaku tertentu jika ada kondisi stimulus pula. Jadi efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Menurut Effendy (1993:254) unsur-unsur dalam model S-O-R ini adalah sebagai berikut:

a. Pesan (stimulus) b. Komunikan (organism) c. Efek (response)


(37)

Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi apa yang didalamnya. Menurut Effendy (1993:225) teori S-O-R dapat dirumuskan sebagai berikut:

Stimulus

Organism -Perhatian -Pengertian -Penerimaan

Response

(perubahan sikap)

Sumber: Effendy (1993:225)

Gambar di atas menunjukkan bahwa perubahan sikap bergantung pada proses yang terjadi pada individu. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan terus berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti dengan pesan yang disampaikan kepadanya. Kemampuan komunikan inilah yang kemudian melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolah pesan dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.


(38)

Dalam prinsip S-O-R secara gamblang dijelaskan tentang sebuah proses belajar dimana efek adalah suatu reaksi khusus yang timbul akibat stimulus tertentu. Artinya, bahwa orang-orang dapat memprediksi keterkaitan yang erat antara pesan-pesan yang disampaikan terhadap reaksi yang timbul dari diri penerima akibat pesan tersebut.

Apabila teori ini dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan yaitu mengenai efektifitas VMY 2007 maka dapat dikemukakan hubungan sebagai berikut:

1. Stimulus (pesan) : Promosi VMY 2007 2. Organism (komunikan) : Wisatawan asal Medan. 3. Response (efek) : Kunjungan ke Malaysia

Hubungan antara promosi VMY 2007 dengan teori S-O-R bahwa wisatawan asal Indonesia akan semakin banyak yang berlibur ke Malaysia. Sebagai contoh, ketika masyarakat melihat reklame-reklame VMY 2007, membaca brosur-brosur dan spanduk tentang VMY 2007, mengunjungi website Tourism Malaysia atau melihat langsung / merasakan promosi-promosi VMY lainnya untuk pertama kalinya dan langsung mendapat perhatian masyarakat, langkah selanjutnya masyarakat mengerti isi pesan. Lalu tahap selanjutnya masyarakat mulai menerima pesan tersebut dan tertarik untuk datang dan melihat langsung apa yang ada di Malaysia di tahun 2007 sehubungan dengan VMY 2007.


(39)

1.7. Kerangka Konsep

Kerangka sebagai hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan pada rumusan hipotesa (Nawawi, 1995:40).

Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu, yang menjadi pusat penelitian ilmu social (Singarimbun, 1995:57).

Selanjutnya menurut Nawawi (2003:40) kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Dalam kerangka konsep harus dapat menunjukkan secara sistematis variabel-variabel penelitian yang menjadi kerangka operasional.

Setelah mengemukakan kerangka teori, maka ada beberapa konsep yang dapat dioperasionalisasikan pada penelitian ini, yaitu:

1. Promosi Pariwisata

2. Kunjungan Wisatawan ke Malaysia 3. Karakteristik Responden

1.8 Model Teoritis

Berdasarkan variabel yang telah ditetapkan, maka terbentuklah model teoritis atau disain penelitian sebagai berikut:

Promosi Pariwisata

Kunjungan Wisatawan


(40)

1.8.1 Konsep dan Operasional Konsep

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diterangkan di atas, maka untuk mempermudah operasionalnya di dalam memecahkan masalah maka dibuatlah operasionalisasi konsep sebagai berikut:

KONSEP OPERASIONAL OPERASIONALISASI KONSEP

Komunikasi Pariwisata (Promosi Pariwisata) • Credibility Contex Content Clarity Continuity Consistency

• Kepercayaan isi pesan

• Sesuai dengan kenyataan/ sebenarnya

• Kepentingan membaca dan mengetahui pesan yang disampaikan

• Keterkaitan dengan kepentingan • Menarik untuk dibaca

• Menambah pengetahuan

• Memenuhi kebutuhan informasi • Manfaat membaca

• Kejelasan makna pesan • Mengerti maksud pesan

• Pesan memiliki kecocokan dengan khalayak (sesuai dengan nilai-nilai)

• Kejelasan bahasan yang digunakan

• Kejelasan isi pesan

• Kesinambungan makna pesan • Variasi pesan yang digunakan • Ketetapan makna pesan


(41)

Channels

Capability of audience

Kunjungan Wisatawan ke Malaysia Stimulus

Organism (komunikan)

Response (efek)

Karakteristik Responden

• Media yang digunakan

• Kemampuan khalayak dalam menambah wawasan

• Koreksi pendapat

• Promosi VMY 2007 oleh TM Medan

• Wisatawan asal Medan

• Melakukan perjalanan wisata ke Malaysia

• Jenis kelamin • Usia

• Agama

• Pendidikan terakhir • Pekerjaan


(42)

1.9 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Defenisi operasional adalah suatu informasi yang amat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Singarimbun, 1995:46).

Defenisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Komunikasi Pariwisata

Credibility, perihal dapat dipercaya; suatu keadaan dimana pesan yang disampaikan oleh komunikator tersebut benar-benar dapat menunjukkan kenyataan sesuai dengan yang sebenarnya, sehingga komunikan (khalayak) pada sakhirnya tidak merasa kecewa setelah mencobanya; nilai kepercayaan khalayak terhadap pesan sehingga mempengaruhi sikap, pendapat dan tingkah laku komunikan.

Contex, bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna; pesan yang disampaikan tersebut dapat memberikan ketertarikan terhadadap komunikan karena adanya kepentingan akan hiburan atau relax atau penambahan pengetahuan dan informasi dan berbagai manfaat lainnya akibat membaca.

Content, Sesuatu yang ada (termuat, terkandung); isi pesan disampaikan memberikan kejelasan yang dapat dimengerti oleh khalayak; pesan yang akan disampaikan itu mempunyai arti bagi audiensinya dan memiliki kecocokan dengan system nilai-nilai yang berlaku bagi orang banyak dan bermanfaat.


(43)

Clarity, keadaan jelas, kejernihan, kegamblangan; pesan yang disampaikan komunikator menggunakan bahasa yang dapat dipahami, dimengerti oleh komunikan, sehingga isi pesan yang hendak disampaikan dapat diterima dengan baik oleh khalayak; pesan dalam berkomunikasi itu disusun dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh atau mempunyai persamaan arti antara komunikator dengan komunikannya.

Continuity, kesinambungan, kelangsungan, kelanjutan, keadaan kontinu; pesan yang disampaikan komunikator dilakukan berulang-ulang; pesan disampaikan dengan beragam variasi, sehingga komunikan tidak bosan dengan pesan yang disampaikan berulang-ulang; komunikasi tersebut merupakan suatu proses yang tidak ada akhirnya yang memerlukan pengulangan-pengulangan untuk mencapai tujuan dan bervariasi, yang merupakan kontribusi fakta yang ada dengan sikap penyesuaian melalui proses belajar.

Consistency, kemantapan dalam bertindak, ketetapan; isi pesan harus konsisten dan tidak membingungkan komunikan; pesan yang disampaikan harus memiliki ketetapan makna pesan, sehingga khalayak bisa langsung mengerti dan memahami makna yang hendak diinformasikan

Channels, perantara; saluran; media yang digunakan dalam menyampaikan informasi, isi pesan kepada komunikan sasaran, baik itu melalui:

o Brosur; selebaran, cetakan dengan kertas yang relative baik, layout yang disusun menarik dengan segala potensi yang hendak dipromosikan (Yoeti, 1996:192).


(44)

o Leaflet; berbeda denga folder, maka leaflet hanya berbentuk selebaran (leaf) dimana dicantumkan macam-macam informasi serba ringkas tentang objek yang dipromosikan (Yoeti, 1996:193). o Booklet; hampir menyerupai guide-book. Isinya lebih lengkap dari

bentuk sales support lainnya. Pembuatannya tidak secara individu, tetapi bisaanya ditanggung bersama oleh beberapa sponsor yang ikut mempromosikan produk dan service perusahaan.

o Folder ; suatu promotion materials yang dapat dilipat-lipat, ada yang dua dan ada yang empat lipatan. Tiap halaman dari lipatan tersebut dicantumkan, misalnya bangunan hotel, tipe kamar, fasilitas yang dimiliki, room rates dan entertainments, dan sebagainya.

o Tourist map; peta mengenai informasi letak geografis daerah tujuan wisata.

o Guidebook, ini lebih luas sifatnya dibandingkan dengan beragam promotion materials lainnya. Ada informasi tentang unit-unit usaha kepariwisataan dan juga menceritakan secara singkat tentang suatu tujuan wisata dan juga ungkapan-ungkapan bahasa setempat untuk memudahkan komunikasi.

o Display materials; seperti yang banyak kita lihat pada kantor perusahaan penerbangan dan biro perjalanan wisata sebagai pajangan yang digantung atau diletakkan di meja.


(45)

o Atraksi budaya; merupakan acara atau kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka melestarikan nilai-nilai budaya suatu daerah; segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat yang bisaa berlangsung tiap harinya serta khusus diadakan pada waktu tertentu, seperti hari besar keagamaan, perayaan ulang tahun negara, pameran, pesta olahraga, dan juga festival lainnya. Pemanduan paket penyajian atraksi wisata ini secara teknis disebut “pananggalan atraksi,” atau yang kita sebut calendar of events.

o Event; merupakan acara atau kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka menarik perhatian khalayak atau wisatawan untuk mengunjungi suatu daerah.

o Pameran; mempertunjukkan, memperlihatkan sesuatu kepada khalayak ramai.

Capability of audience; kesanggupan, kemampuan, kecakapan; pesan yang disampaikan kepada komunikan hendaknya melihat bagaimana kemampuannya dalam memahami isi pesan tersebut, yaitu untuk menambah wawasan, sehingga komunikan dapat mengoreksi pesan yang disampaikan; komunikasi tersebut memperhitungkan kemungkinan suatu kemampuan dari audiensinya, yaitu melibatkan berbagai faktor adanya suatu kebisaaan, yaitu kebisaaan membaca atau kemampuan menyerap ilmu pengetahuan dan sebagainya perlu diperhatikan oleh pihak komunikator dalam melakukan kampanye PR.


(46)

2. Karakteristik responden

• Jenis kelamin : Jenis kelamin dari responden (pria atau wanita).

• Usia : yaitu usia responden yang mengisi kuesioner. Tingkatan umur responden yang dijadikan sampel yaitu 20-60 tahun.

• Agama : Aliran kepercayaan yang dianut responden.

• Pendidikan : Tingkat pendidikan terakhir dari responden yang akan dijadikan sampel.

• Pekerjaan : mata pencaharian responden yang akan dijadikan sampel. • Penghasilan : Hasil dari jerih payah pekerjaan berbentuk sejumlah uang.


(47)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Ruang Lingkup Komunikasi

Ruang lingkup komunikasi dapat ditinjau dari segi bentuk, sifat teknik, metode, fungsi, tujuan, model, bidang dan sistem komunikasi. Selain itu, dapat ditambahkan juga satu aspek lagi guna melengkapi ruang lingkup komunikasi.

Menurut Effendy di dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi Teori dan Praktek” (Effendy, 2005: 6-9) ruang lingkup komunikasi adalah sebagai berikut: 1. Bentuk Komunikasi

a. Komunikasi personal

1) Komunikasi intra personal, yaitu dengan diri sendiri, proses untuk mengambil keputusan apakah menerima atau menolak suatu pesan yang disampaikan komunikator.

2) Komunikasi inter personal (antar pribadi), yaitu komunikasi antar manusia secara tatap muka dan umpan baliknya bisaanya bersifat langsung.

b. Komunikasi kelompok

1) Komunikasi kelompok kecil, seperti diskusi panel, simposium, seminar, dan sejenisnya.

2) Komunikasi kelompok besar, bisaanya bersifat akbar, kampanye atau tabligh akbar.


(48)

c. Komunikasi massa, yaitu komunikasi yang menggunakan sarana media untuk meneruskan suatu pesan kepada para komunikan yang jauh lokasinya dan banyak jumlahnya ataupun keduanya, melalui media seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain sebagainya.

2. Sifat Komunikasi

a. Verbal, menggunakan cara lisan dan tulisan

b. Non verbal yaitu menggunakan gerak anggota tubuh (gesture) dan gambar (pictorial).

c. Tatap muka d. Bermedia

3. Metode Komunikasi

a. Jurnalistik, yaitu keterampilan atau kegiatan mengelola berita dari mulai peliputan sampai siap dikonsumsi khalayak.

b. Hubungan masyarakat, yaitu keseluruhan upaya yang dilaksanakan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara hubungan baik dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan khalayaknya.

c. Periklanan, yaitu kegiatan merancang pesan persuasive yang paling tepat dan efektif terhadap suatu produk barang atau jasa.

d. Propaganda, yaitu kegiatan mempengaruhi orang lain melalui cara bujukan maupun cara pemaksaan dan sebagainya.

e. Pameran f. Publisitas


(49)

g. Perang urat saraf (psychological warfare) h. Penerangan

4. Metode Komunikasi

a. Memberitahukan (informatif) b. Membujuk (persuasif)

c. Memaksa (koersif) d. Memerintah (instruktif)

e. Menciptakan niat baik antara organisasi dengan khalayak (hubungan manusiawi)

5. Fungsi Komunikasi

a. Menginformasikan (to inform/ mass information) b. Mendidik (to educate/ mass entertainment) c. Menghibur (to entertaint/ mass entertainment)

d. Mempengaruhi/ membujuk (to influence/ mass persuation) 6. Tujuan Komunikasi

a. Mengubah sikap (attitude change) b. Mengubah opini (opinion change)

c. Mengubah masyarakat (behavior change) 7. Model Komunikasi

a. Komunikasi satu arah (one step flow communication) b. Komunikasi dua arah (two step flow communication) c. Komunikasi banyak arah (multi step flow communication)


(50)

8. Bidang Komunikasi

a. Komunikasi social (social communication)

b. Komunikasi manjemen (management communication) c. Komunikasi bisnis (business communication)

d. Komunikasi politik (political communication) e. Komunikasi budaya (cultural communication)

f. Komunikasi internasional (international communication) g. Komunikasi pembangunan (development communication) h. Komunikasi tradisi (traditional communication)

9. Sistem Komunikasi

a. Sistem tanggung jawab sosial (social responsibility system) b. Sistem otoriter (authoritarian system)

c. Sistem liberal (liberal system) d. Sistem komunis (communist system) 10. Saluran Komunikasi

a. Saluran impersonal, yaitu melalui televise, radio, film, surat kabar dan majalah.

b. Saluran interpersonal, yaitu melalui tokoh masyarakat, petugas penyuluh lapangan, pejabat, pemerintah, kaum kerabat dan tetangga.

c. Saluran tradisional, yaitu melalui pertunjukan rakyat seperti ketoprak, ludruk, wayang dan sebagainya.


(51)

2.2 Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara missal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. (Rakhmat, 1996:189)

Ini berarti komunikasi massa memiliki ruang lingkup yang lebih luas, sebab proses interaksi komunikator dan komunikan dihubungkan oleh media dimana komunikator tidak mengenal komunikannya secara pribadi, demikian pula sebaliknya.

Ciri-ciri komunikasi massa menurut Nurrudin dalam buku “Komunikasi Massa” (Nurrudin, 2004: 16-28), antara lain:

1. Komunikasi massa berlangsung satu arah, ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator.

2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga, artinya media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi.

3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum, pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum (public) karena ditujukan kepada umum dan menyangkut kepentingan umum.

4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan, kemampuan media massa untuk menimbulkan keserempakan pada pihak khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan.


(52)

5. Komunikasi massa bersifat heterogen, komunikasi atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen.

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yaitu pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Yang artinya komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri oleh ribuan, bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa.

Sementara itu menurut Komala menyatakan bahwa komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontiniu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. (Komala dkk, 2004:4)

Sedangkan menurut Meletzke, komunikasi massa didefenisikan sebagai setiap bentuk komunikasi yang menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada public yang tersebar. Istilah tersebar disini menunjukkan bahwa komunikan sebagai pihak penerima pesan tidak berada di satu tempat, tetapi tersebar di berbagai tempat. (Elvinaro Ardianto, 2004:4)

Dari banyaknya defenisi mengenai komunikasi massa diatas dapat disimpulkan bahwa inti dari komunikasi massa adalah proses penyampaian ide


(53)

atau pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media massa sehingga pesan dapat diterima secara serempak. Media massa baik cetak maupun elektronik efektif menjangkau dan menyebarkan informasi, ide, nilai-nilai kepada komunikan yang beraneka ragam serta terpisah secara geografis.

Agar tidak terjadi salah pengertian, sekaligus membedakan bentuk komunikasi massa dengan bentuk komunikasi lainnya, ada beberapa karakteristik komunikasi massa, yaitu (Devito, 1985:406):

1. Ditujukan kepada khalayak yang relatif besar, bersifat heterogen dan anonim. 2. Pesan yang disampaikan terbuka untuk umum dan seringkali menjangkau

khalayak dalam jumlah besar secara simultan dan bersifat sementara.

3. Komunikator cenderung merupakan suatu organisasi yang kompleks, yang mungkin melibatkan biaya besar.

Syarat-syarat yang harus dimiliki komunikan antara lain: a. Keterampilan/ kemampuan menangkap dan meneruskan pesan b. Pengetahuan tertentu

c. Sikap

Faktor lain dari komunikan yang patut diperhatikan adalah: a. Frame of reference (rangka pengetahuan)

b. Field of reference (lingkup pengalaman)

Komunikasi akan berhasil baik jika pesan yang disampaikan sesuai dengan rangka pengetahuan dan lingkup pengalaman komunikan. Demikian juga pesan harus cocok dengan lingkup pengalaman komunikan.


(54)

Setiap proses komunikasi mempunyai hasil akhir yang disebut dengan efek. Efek muncul dari seseorang yang menerima pesan komunikasi baik secara disengaja maupun tidak disengaja. Dalam penelitian efek komunikasi massa, media massa dipandang sangat berpengaruh, tetapi ada saat lain ketika dianggap sedikit bahkan hampir tidak berpengaruh sama sekali. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan pandangan dalam memandang efek dari media massa tersebut.

Secara umum terdapat tiga efek dari komunikasi massa, (Nurrudin, 2004: 192-199) yaitu:

1. Efek kognitif

Pesan komunikasi massa akan menimbulkan perubahan dalam hal pengetahuan, pandangan terhadap sesuatu yang diperoleh khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi.

2. Efek afektif

Pesan komunikasi massa mengakibatkan berubahnya perasaan tertentu dari khalayak. Orang dapat menjadi lebih marah atau berkurang rasa tidak senangnya terhadap sesuatu akibat membaca surat kabar, mendengarkan radio, atau menonton televisi. Efek ini berhubungan dengan emosi, sikap, atau nilai.

3. Efek behavioral

Pesan komunikasi massa, merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.


(55)

Adapun beberapa media yang termasuk dalam komunikasi massa itu sendiri yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Brosur; brosur ini memiliki ukuran yang lebih besar dari folder, isi yang lebih banyak dan terperinci. Brosur ini disebarkan secara lebih terbatas dibandingkan folder karena harganya yang mahal. Di dalamnya terdapat lebih banyak informasi tentang fasilitas dan pelayanan, berisi petunjuk-petunjuk dan sugesti-sugesti. Brosur dapat menambah pengetahuan pembacanya tentang bidang dan kegiatan kepariwisataan di daerah yang bersangkutan. (Pendit, 1990:246)

b. Lembaran selebaran atau leaflet, dipergunakan untuk memberi informasi tambahan yang sifatnya segera dan masih hangat (up-to-date) kepada banyak orang di berbagai tempat. Informasi yang terdapat dalam leaflet ini kadang merupakan pengumuman berharga tentang fasilitas yang baru dan peraturan-peraturan yang menguntungkan bagi sang wisatawan. Bisaanya dikirimkan langsung atau diselipkan ke dalam bahan-bahan cetak lainnya. (Pendit, 1990:246)

c. Booklet; hampir menyerupai guide-book. Isinya lebih lengkap dari bentuk sales support lainnya. Pembuatannya tidak secara individu, tetapi bisaanya ditanggung bersama oleh beberapa sponsor yang ikut mempromosikan produk dan service perusahaannya. (Yoeti, 1996:193)

d. Folder, materi cetak ini paling banyak dipergunakan dalam media publisitas pariwisata. Berbagai bentuk, ukuran, dan variasi dipergunakan orang untuk menciptakan folder ini. Para ahli menasehatkan bahwa suatu


(56)

folder tidak boleh memuat hal-hal yang terlalu dilebih-lebihkan, tidak bertele-tele, berkualitas, menarik dan mengandung kebenaran objektif. e. Tourist map; peta mengenai informasi mengenai jalan-jalan yang harus

dilaluinya untuk menuju letak geografis.

f. Guidebook; memberi informasi tentang unit-unit usaha kepariwisataan juga menceritakan secara singkat tentang suatu daerah tujuan wisata dan juga ungkapan-ungkapan bahasa setempat untuk memudahkan komunikasi. (Yoeti, 1996:193)

g. Display materials, pajangan yang digantung atau diletakkan di meja seperti yang banyak kita lihat di kantor penerbangan dan juga biro-biro perjalanan. (Yoeti, 1996193)

h. Atraksi budaya; merupakan acara atau kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka melestarikan nilai-nilai budaya suatu daerah; segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat yang bisaa berlangsung tiap harinya serta khusus diadakan pada waktu tertentu, seperti upacara adat, festival, pameran, pesta olahraga, peringatan/ perayaan ulang tahun negara. Panduan paket penyajian atraksi wisata inni secara teknis disebut “penanggalan atraksi,” atau dikenal dalam bahasa Inggrisnya calendar of events.

i. Event; merupakan acara atau kegiatan yang hampir sama dengan atraksi budaya, namun di sini lebih condong kepada perlombaan atau festival-festival dalam memperoleh kejuaraan, seperti perlombaan lari, sepeda, layang-layang, marathon internasional, balap formula 1 dan lain


(57)

sebagainya yang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah.

j. Pameran; mempertunjukkan, memperlihatkan sesuatu kepada khalayak ramai. Seperti TM Medan yang selalu mengundang pihak swasta untuk pameran produk-produk kesehatan, layanan rumah sakit, pendidikan. Di sini pameran juga dapat mempromosikan suatu daerah beserta seluruh aspek-aspek di dalamnya yang dapat diandalkan untuk menarik wisatawan datang ke daerah yang mengikuti pameran. Dengan kata lain pameran ini digunakan dalam rangka menambah informasi yang diperlukan wisatawan dalam memutuskan melakukan perjalanan.

2.3 Komunikasi Pariwisata

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin communis yang berarti “sama,” communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common).

Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan perkataan lain, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan dalam bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan.


(58)

Menurut Carl I. Hovland, komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan (bisaanya lambing-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain. Selanjutnya, menurut Everett M. Rogers, komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka (Mulyana, 2001:62).

Shannon dan Weaver mengemukakan bahwa komunikasi adalah mencakup semua produser melalui mana pikiran seseorang dapat mempengaruhi pikiran orang lain. (Fisher, 1986:10).

Ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain yang memberitahu atau mengubah sikap, pendapat atau perilaku, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media (Effendy, 1992:5).

Secara lebih lengkap Effendy mendefenisikan komunikasi dari dua aspek, yaitu secara umum dan pragmatis. Defenisi komunikasi secara umum adalah proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Sedangkan defenisi komunikasi secara pragmatis adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau untuk mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion), atau perilaku (behavior), baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan media. (channel).

Istilah “pariwisata” konon untuk pertama kali digunakan oleh almarhum Presiden Soekarno dalam suatu percakapan sebagai padanan dari istilah asing tourism.


(59)

Menurut Institute of Tourism in Britain (sekarang Tourism Society in Britain) tahun 1976 merumuskan: “Pariwisata adalah kepergian orang-orang sementara dalam jangka waktu pendek ke tempat-tempat tujuan di luar tempat tinggal dan bekerja sehari-harinya serta kegiatan-kegiatan mereka selama berada di tempat-tempat tujuan tersebut; mencakup kepergian untuk berbagai maksud, termasuk kunjungan seharian atau darmawisata/ ekskursi” (Pendit, 1990:30).

Menurut A.J. Burkart dan S. Medlik dalam bukunya yang berjudul: Tourism Past, Present and Future, berbunyi “Pariwisata berarti perpindahan orang untuk sementara (dan) dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan di luar tempat dimana mereka bisaanya hidup dan bekerja, dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu” (Soekadijo, 1996:3).

Robert McIntosh bersama Shasikant Gupta juga mencoba mengungkapkan bahwa pariwisata adalah gabungan gejala dan hubungan yang timbul dari interaksi wisatawan, bisnis, pemerintah tuan rumah serta masyarakat tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan-wisatawan ini serta pengunjung lainnya (Pendit, 1990:31).

Jadi komunikasi pariwisata itu adalah proses pengiriman berbagai informasi oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan lambang-lambang yang berarti sehingga komunikan tertarik dan meninggalkan berbagai aktivitas sehari-harinya untuk mengunjungi suatu objek dan menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dan bersantai dalam jangka waktu yang relatif singkat.

Adapun pembangunan pariwisata itu jika tidak mendatangkan wisatawan, maka semua itu dianggap gagal. Artinya, bahwa semua kegiatan pembangunan


(60)

hotel, pemugaran objek budaya, pembuatan pusat rekreasi, penyelenggaraan pecan pariwisata, penyediaan angkutan, dan sebagainya, semua itu dapat disebut kegiatan kepariwisataan sepanjang dengan kegiatan-kegiatan itu semua dapat mendatangkan kunjungan para wisatawan.

Menurut A.J Norwal, seorang wisatawan adalah seseorang yang memasuki wilayah negeri asing dengan maksud tujuan apapun asalkan bukan untuk tinggal permanen atau untuk usaha-usaha yang teratur melintasi perbatasan dan yang mengeluarkan uangnya di negeri yang dikunjungi (Pendit, 1990:32).

Defenisi yang dikeluarkan liga bangsa-bangsa menyebutkan motif-motif apa yang menyebabkan orang asing itu harus disebut wisatawan. Mereka yang termasuk wisatawan adalah:

a. Orang yang mengadakan perjalanan untuk bersenang-senang (pleasure), karena alasan keluarga, kesehatan dan sebagainya.

b. Orang yang mengadakan perjalanan untuk mengunjungi pertemuan-pertemuan atau sebagai utusan (ilmiah, administratif, diplomatik, keagamaan, atletik dan sebagainya).

c. Orang yang mengadakan perjalanan bisnis.

d. Orang yang datang dalam rangka pelayaran pesiar (sea cruise), juga kalau ia tinggal kurang dari 24 jam.


(61)

2.3.1 Jenis Pariwisata

Beberapa jenis-jenis Pariwisata yang telah dikenal, antara (Pendit, 1990:41):

a. Wisata Budaya, yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan mengadakan kunjungan ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari keadaan rakyat, kebisaaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, kebudayaan dan seni mereka.

b. Wisata Kesehatan, yaitu perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani.

c. Wisata Olahraga, yaitu wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau Negara.

d. Wisata Komersial, yaitu termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran dan pecan raya yang bersifat komersial, seperti pameran-pameran industri, pameran dagang, dan sebagainya.

e. Wisata Industri, yaitu perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau mahasiswa, atau orang-orang awam ke suatu kompleks atau daerah perindustrian, dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau penelitian.

f. Wisata Maritim atau Bahari, yaitu wisata yang banyak dikaitkan dengan olahraga air, seperti danau, pantai atau laut.


(62)

g. Wisata Cagar Alam, yaitu jenis wisata yang bisaanya banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undang-undang.

h. Wisata Bulan Madu, yaitu suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan-pasangan merpati, pengantin baru, yang sedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan.

2.4 Promosi Pariwisata

Promosi merupakan kegiatan yang lebih banyak mencakup pendistribusian beragam bahan-bahan promosi, seperti: film, slides, advertisement, brochures, booklet, leaflet, folder, melalui bermacam-macam saluran (channel) seperti: TV, radio, majalah, bioskop, direct-mail baik pada “potential tourist,” yaitu sejumlah orang yang memenuhi syarat minimal untuk melakukan perjalanan pariwisata, karena memiliki banyak banyak uang, keadaan fisik masih kuat, hanya belum mempunyai waktu senggang untuk bepergian sebagai wisatawan maupun “actual tourist,” yaitu sejumlah orang yang sedang melakukan perjalanan pariwisata ke suatu daerah tujuan tertentu; dengan tujuan mentransfer informasi dan mempengaruhi dan mempengaruhi calon-calon wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata.


(63)

Promosi kepariwisataan yang dimaksud disini adalah kampanye dan propaganda kepariwisataan yang didasarkan atas rencana atau program yang teratur dan secara kontiniu.

Komunikasi dalam kegiatan promosi dibagi dalam tiga bagian penting: a. Harus ada komunikator yang bertindak sebagai sender.

b. Harus ada receiver yang akan menerima berita dari komunikator.

c. Harus ada alat untuk menyampaikan message berupa channel yang bertindak sebagai media saluran berita.

Komunikator atau sender tidak lain adalah produsen perusahaan-perusahaan industri pariwisata yang bekerjasama dengan tourist organization lainnya. Mereka inilah yang bertanggung jawab terhadap pemasaran produk yang dihasilkan industri pariwisata di daerahnya. Mereka harus tau dan meyadari kualitas produk yang sesuai dengan keinginan konsumen yang menjadi pasarannya. Selain itu mereka juga merumuskan berita (messages) yang akan disampaikan pada calon consumer (receiver). Untuk itu pula perlu direncanakan pembuatan “promotional consumers” yang diharapkan akan membelinya atau mengunjungi suatu daerah tujuan.

Penyalur pesan (sender); peran ini juga sangat menentukan. Penyalur atau (channel) diharapkan dapat menyampaikan message bagi potential consumers. Apabila potential tourist ini terpengaruh, maka diharapkan mereka dapat menjadi actual tourist yang akan segera melakukan perjalanan wisata.


(64)

Sejalan dengan uraian di atas, kita juga mengenal “promotion instruments” yang paling banyak digunakan, antara lain: (Yoeti, 1996:188)

a. Advertising

Advertising merupakan cara yang tepat untuk memberitakan hasil produk kepada konsumen yang sama sekali belum mereka kenal. Keuntungan penggunaan advertising ini terutama dapat menjangkau banyak orang melalui media massa, seperti surat kabar, majalah, tv, radio dan bioskop.

Tugasnya adalah untuk melancarkan pekerjaan channel yang ditunjuk (travel agent/ tour operator) dan dapat memudahkan kegiatan personal selling pada masing-masing perantara.

Selain melalui media massa, ada juga advertising yang peranannya besar untuk promosi kepariwisataan, yaitu:

1) Outdoor Travel Advertising

Advertising ini sifatnya sangat statis, dia hanya ditempatkan pada tempat-tempat yang dianggap strategis di sepanjang jalan, mulai dari airport, stasiun, terminal, shopping centre. Dalam advertising ini digunakan kalimat-kalimat yang merupakan slogan yang mudah diingat, kerena dibaca sepintas lalu. Di sini lambing/ brand atau merk perusahaan memegang peranan penting untuk ditempatkan pasa poster-poster atau billboards travel destination. Adakalanya advertising ini dibuat dengan cat yang mengandung phosphor sehingga dapat kelihatan dengan jelas pada malam hari.


(65)

2) Point of Sale Advertising

Ini adalah satu bentuk advertising yang pembuatannya disesuaikan dengan tempat dimana pesan advertising dimuat. Bisaanya jenis advertising ini terbuat dari karton-karton yang dibentuk dengan bermacam-macam cara, diletakkan di meja atau digantung dalam ruangan kantor, di jendela, atau berupa traveling bag, ballpoint, map atau untuk menyimpan travel documents.

b. Sales support

Sales support dapat diartikan sebagai bantuan pada penjual dengan memberikan semua bentuk promotion materials yang direncanakan untuk diberikan pada umum atau travel trade yang khusus ditunjuk sebagai perantara. Promotion materials dibuat secara lengkap dan mendetail semua informasi tentang transport, akomodasi, bar dan restoran, hiburan, atraksi dan souvenir shop. Ragam “sales support” yang terpenting, misalnya brosur-brosur, leaflet, wall-poster dan dapat pula dengan jalan memberikan “point of sale advertising.” Semua promotion material ini dikirim secara periodik kepada intermediateries (perantara) seperti hotel representative, travel agent dan tour operator lainnya. c. Public relations

Dalam pengertian sehari-hari “public relations” dikenal dengan arti hubungan masyarakat, yaitu suatu bagian atau seksi dalam suatu perusahaan atau organisasi yang tujuannya sebagai juru bicara bagi perusahaan dengan pihak lain yang memerlukan keterangan tentang segala sesuatu mengenai perusahaan. Apa yang ingin disampaikan itu harus diketahui Dewan Direksi atau pimpinan yang


(66)

ditunjuk, sepanjang release yang diberikan dapat mengharumkan nama baik perusahaan tersebut.

Tugas PR adalah memelihara hubungan dengan dunia luar perusahaan, memberi informasi yang diperlukan, mengusahakan agar ada kesan baik terhadap perusahaan sehingga mempunyai goodwill dalam masyarakat. Fungsinya ialah memberikan release pada umumnya atau mereka yang memerlukan seperti: wisatawan, petugas riset atau pihak kejaksanaan maupun kepolisian. Kegiatan PR terkadang membagi-bagikan berita yang dianggap perlu diketahui orang banyak. Salah satu cara yaitu dengan mengundang wartawan dan pejabat-pejabat tertentu untuk mejelaskan dan men-clearkan suatu persoalan atau mengadakan konferensi pers.

Promosi dapat diklasifikasikan ke dalam dua bagian, yaitu: a. Promosi langsung (consumer promotion)

Sasaran terakhir dari semua kegiatan pemasaran dan promosi ialah orang-orang yang akhirnya mengeluarkan uang untuk mengadakan perjalanan wisata yaitu, si calon wisatawan atau wisatawan potensial. Berhasil tidaknya promosi kepariwisataan akan kelihatan dari banyaknya jumlah orang yang sungguh-sungguh membeli produk pariwisata yang dipromosikan. Untuk tujuan tersebut, makin besar daya tarik produk wisata, semakin banyak orang yang akan datang. Untuk keperluan tersebut, maka pada waktu-waktu tertentu dilakukanlah kegiatan promosi.


(1)

1) Bahasa jelas. Bagi saya brosur atau materials promotion lain yang dicetak dalam bahasa Inggris dan Melayu boleh saja. Karena saya memahami bahasa Inggris dan Melayu.

2) Bahasa kurang jelas. Ini menjadi kendala bagi saya. Karena saya tidak mengerti bahasa Inggris dan bahasa Melayu. Jadi menurut saya, lebih baik semua brosur dan bahasn-bahan promosi lainnya dibuat dalam bahasa Indonesia. Bukan dalam bahasa Melayu. Karena terbukti ada begitu banyak perbedaan antara bahasa Indonesia dan Melayu.

3) Biasa-biasa saja. Saya cuma mengerti sedikit bahasa Inggris dan Melayu.

26

15. Bagaimana menurut Anda kejelasan isi pesan dalam materials promotion? 1) Jelas karena tertulis secara sistematis dan isi pesan tersebut langsung saya

fahami.

2) Isi pesan tidak jelas. Menurut saya isinya terlalu bertele-tele. Kadang membuat saya bingung.

3) Isi pesan samar-samar. Karena apa yang yang tertulis sulit untuk saya fahami. Kalaupun kemudian saya mengerti, itu setelah membaca berulang kali isi pesan tersebut.

27


(2)

16. Menurut Anda, bagaimana pengulangan pesan promosi VMY 2007 yang ada di beberapa media cetak lokal?

1) Selalu ada. Saya melihat setiap minggu pasti ada iklan-iklan paket berlibur atau berobat ke Malaysia. Saya juga sering melihat travel agent lokal menjual paket tour pendek yang dilanjutkan ke negara lain. Dan hampir setiap bulan sepanjang tahun 2007 ini, saya selalu melihat promosi events

yang akan berlangsung di Malaysia.

2) Tidak pernah. Karena saya tidak ada melihat promosi-promosi VMY 2007 di media lokal.

3) Jarang. Saya hanya beberapa kali melihat promosi VMY 2007 di media lokal.

28 17. Apakah menurut Anda, materials promotion yang didistribusikan oleh

Tourism Malaysia Medan bervariasi dari tahun ke tahun?

1) Ya. Karena saya pernah mendapatkan brosur-brosur wisata di Malaysia dari tahun 2002 sampai tahun 2007 ini. Setelah saya bandingkan, ternyata semakin berganti tahun, semuanya semakin bervariasi dan inovatif. 2) Tidak bervariasi karena dari tahun ke tahun seperti itu-itu saja yang saya

dapatkan. Daerah yang dipromosikan pun selalu yang itu-itu juga. 3) Tidak tahu. Karena saya tidak pernah mendapat materials promotion


(3)

29

C. KUNJUNGAN WISATAWAN KE MALAYSIA

Promosi Visit Malaysia Year 2007 oleh Tourism Malaysia Medan 19. Apakah Anda merasa promosi Visit Malaysia Year 2007 gencar?

1) Ya. Karena saya melihat semakin banyak pameran-pameran yang diadakan oleh Tourism Malaysia, baik itu pameran pendidikan, roadshow, iklan-iklan paket wisata di media cetak, wawancara di radio, televisi, dan lain sebagainya.

2) Tidak, karena saya tidak pernah mendengar istilah “Visit Malaysia Year 2007” dan saya tidak familiar terhadap program-program yang dijalankan oleh Tourism Malaysia.

3) Biasa-biasa saja. Dibilang gencar tidak juga. Karena saya cuma melihat billboard-billboard dan spanduk-spanduk hanya ada di daerah perkotaan saja. Saya tidak melihat kearah luar kota.

30

20. Apakah Anda pernah berkunjung ke acara roadshowVisit Malaysia Year 2007

yang diadakan di Plaza Medan Fair pada bulan Maret dan akhir Agustus 2007 yang lalu?


(4)

1) Ya, pernah. Saya sangat terkesima melihat kemegahan acara ini. Pada acara ini saya mendapatkan banyak brosur tentang berbagai daerah wisata, pelayanan rumah sakit, serta calendar ofevents yang akan berlangsung di Malaysia. Saya juga melihat keindahan tata ruang dan acara dikemas dengan sangat menarik.

2) Tidak pernah. Karena saya tidak tahu informasi mengenai acara ini. 3) Saya hanya lewat saja. Karena pada waktu acara ini diadakan di Plaza

Medan Fair saya tidak tertarik.

31 Wisatawan asal Medan

21. Apa tujuan utama Anda berkunjung ke Malaysia?

1) Berlibur dan belanja 32

2) Berobat

3) Lain-lain. Sebutkan _______________________________________

22. Apakah Anda memilih Malaysia sebagai tujuan utama Anda apabila berlibur ke luar negeri?

1) Ya. Karena ongkosnya lebih murah dan semua ada di Malaysia. Dari mulai hotel, restaurant, dan tempat-tempat hiburan semuanya ada dan harga pun terjangkau. Saya juga merasa nyaman berlibur di sini.

2) Tidak. Saya lebih suka berlibur ke negara-negara lain yang lebih jauh. Karena memiliki perbedaan budaya dengan Indonesia. Jadi untuk apa saya


(5)

berlibur ke Malaysia kalau yang dilihat juga hampir sama. Justru negara kita jauh lebih memiliki keanekaragaman budaya, makanan, bahasa, dan lain sebagainya.

3) Tergantung kondisi keuangan saya. Kalau budget tidak mencukupi, ya, saya akan berlibur ke Malaysia. Tapi kalau budget cukup, saya hanya

transit saja di Malaysia, selanjutnya saya akan ke Thailand, Singapura, atau saya akan terbang ke Hongkong dan China.

33 Berwisata di Malaysia

23. Apakah kota Kuala Lumpur menjadi tujuan utama Anda berwisata di Malaysia?

1) Ya. Karena Kota Kuala Lumpur menyediakan berbagai fasilitas yang saya inginkan. Lagipula, kalau pun saya mau menyambung ke berbagai kota lainnya, ada banyak pilihan transportasi yang tersedia.

2) Tidak. Saya sudah muak dengan kota-kota besar. Jadi apabila saya berlibur ke Malaysia, saya akan memilih ke daerah pedesaan, resort-resort di pinggiran laut ataupun kawasan pegunungan yang sejuk dan tenang seperti keadaan di Genting Highland.

3) Belum pasti. Terkadang saya terbang ke Kuala Lumpur, selanjutnya saya dan keluarga hanya berlibur, berbelanja dan berjalan-jalan. Namun terkadang saya terbang ke Penang, karena ongkos pesawat yang lebih murah.


(6)

24. Apakah Anda menyukai masakan-masakan Malaysia?

1) Ya, saya sangat suka. Karena bumbu dan aromanya sangat berbeda dari masakan Indonesia. Ini menambah pengetahuan saya mengenai cita rasa dan yang pasti saya jadi belajar untuk menyesuaikan diri terhadap berbagai makanan.

2) Tidak. Saya tidak suka aroma yang menusuk dan juga penggunaan bumbu yang berlebihan. Semua benar-benar berbeda dari masakan Indonesia. Selama berada di Malaysia, saya lebih suka mencari restaurant internasional ataupun fastfood.

3) Biasa-biasa saja. Terkadang ada masakan Malaysia yang sedap, namun banyak juga yang aneh-aneh.

35 25. Apa saran Anda agar promosi Visit Malaysia Year 2007 lebih efektif?

__________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________ __________________________________________________________