dianggap sebagai suatu kecenderungan siswa untuk bertindak dengan cara tertentu. Dalam hal ini perwujudan prilaku belajar siswa aka ditandai
dengan munculnya kecenderungan-kecenderungan baru yang telah berubah lebih maju dan lugas terhadap suatu obyek, tata nilai , peristiwa
dan sebagainya.
1
Untuk membedakannya dengan aspek-aspek yang lain seperti motif, kebiasaan, pengetahuan dan lain-lain perlu dikemukakan ciri-ciri sikap
sebagai berikut: 1
Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan obyeknya. Sifat
ini membedakannnya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.
2 Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap
dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.
3 Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan
tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek
tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas. 4
Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.
5 Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat
alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.
b. Proses Pembentukan dan Perubahan sikap
Sikap dapat terbentuk atau berubah melalui empat macam cara: 1
Adopsi: kejadian-kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus, lama kelamaan secara bertahap
1
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, suatu Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosyda Karya, 1996, H. 126
diserap kedalam diri individu dan memepengaruhi terbentuknya suatu sikap. Misalnya, seseorang yang sejak lahir sampai ia dewasa tinggal di
lingkungan yang fanatic Islam, ia akan mempunyai sikap negative terhadap daging babi.
2 Diferensiasi: dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya
pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia, maka ada hal yang tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari
jenisnya. Terhadap obyek tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula. Misalnya, seorang anak kecil mula-mula takut pada setiap orang dewasa
yang bukan ibunya, tetapi lama kelamaan ia dapat membeda-bedakan antara ayah, paman, bibi, kakak, yang disukainya dan orang asing yang
tidak disukainya. 3
Integrasi: pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang berhubungan dengan suatu hal
tertentu, sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai suatu hal tersebut. Misalnya, seorang dewasa sering mendengar kehidupan kota, ia pun
sering membaca surat kabar yang diterbitkan di kota, kawan-kawan yang datang dari kota membawa barang-barang yang bagus dan
bercerita tentang keindahan kota. Setelah beberapa waktu, maka dalam diri orang dewasa tersebut timbul sikap positif terhadap kota dan hal-hal
yang berhubungan dengan kota, sehingga pada akhirnya ia pun terdorong untuk pergi ke kota.
4 Trauma: trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan
meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap
Pembentukan sikap tidak terjadi demikian saja, melainkan melalui suatu proses tertentu, melalui kontak social terus menerus antara individu
dengan individu lain di sekitarnya. Dalam hubungan ini, factor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap adalah:
1. Pengalaman Pribadi Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi
haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi
yang melibatkan faktor emosional. 2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting.
Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap
penting tersebut. 3. Pengaruh Kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota
masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya.
4. Media Massa Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi
lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyekstif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh
terhadap sikap konsumennya. 5. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau
pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap. 6. Faktor Emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau
pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Azwar, 2005.
d. Pengertian Sikap Keberagamaan