Hipotesis Identifikasi Variabel Penelitian Definisi Operasional

E. Hipotesis

Berdasarkan konsep dan kerangka teori tersebut yang ada diatas maka hipotesis penelitian ini adalah: H Mayor :  Ada pengaruh yang positif antara tuntutan pekerjaan dengan stres kerja. Semakin tinggi tuntutan kerja maka semakin tinggi pula stres kerja dan begitu pula sebaliknya.  Ada pengaruh yang negatif antara hubungan atasan -bawahan dengan stres kerja. Semakin negatif atau rendah hubungan atasan -bawahan maka semakin tinggi pula tingkat stres kerja karyawan begitu pula sebaliknya. Hi minor :  Ada pengaruh yang positif antara dimensi tuntutan kerja workload, emotional load dan cognitive load dengan stres kerja  Ada pengaruh yang negatif antara dimensi hubungan atasan - bawahan kontribusi, afeksi, loyalitas, profesional respek terhadap stres kerja Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai masalah penelitian, variabel penelitian, hipotesa penelitian, subjek penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian dan metode pengolahan data yang akan digunakan dalam menganalisis data.

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Identifikasi variabel penelitian digunakan untuk menguji hipotesa penelitian. Terlebih dahulu perlu diidentifikasi variabel -variabel penelitian terdiri dari. 1. Variabel Tergantung : Stres Kerja 2. Variabel Bebas : - Tuntutan Pekerjaan - Hubungan Atasan Dengan Bawahan

B. Definisi Operasional

Suatu definisi operasional merupakan spesifikasi kegiatan peneliti dalam mengukur suatu variabel memanipulasinya. Suatu Definisi Operasional merupakan semacam buku pegangan yang berisi petunju k bagi peneliti. Definisi ini memberikan batasan atau arti suatu variabel dengan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut Kerlinger, 2006. Universitas Sumatera Utara B.1. Stres kerja Stres kerja adalah sejauhmana kondisi psikologis fisi ologis yang melebihi kemampuan adaptasi seseorang. Stres kerja akan diukur dengan menggunakan skala yang disusun berdasarkan komponen yang dikemukakan Rice 1992, yang membagi gejala stres menjadi tiga, yaitu : Tabel 1. Definisi Operasional Stres Kerja Aspek Definisi Operasional Gejala psikologis Suatu gejala yang muncul dalam bentuk masalah emosi dan kognitif dalam kondisi stres kerja. Gejala fisik Suatu gejala yang muncul dalam bentuk penurunan kesehatan fisik. Gejala perilaku Suatu gejala yang muncul dalam bentuk perilaku individu yang timbul akibat adanya stres kerja. Skor total yang diperoleh pada skala stres kerja menggambarkan tingkat stres kerja karyawan. Semakin tinggi skor skala stres kerja yang diperoleh pada karyawan, menunjukkan semakin tinggi stres kerja karyawan. Sebaliknya, semakin rendah skor skala stres kerja yang diperoleh menunjukkan semakin rendah stres kerja karyawan. Universitas Sumatera Utara B.2. Tuntutan Pekerjaan Tuntutan pekerjaan definisi operasionalnya adalah sejauh mana pengaruh tuntutan pekerjaan seseorang yang dapat menyebabkan kelelahan psikologis yang dilihat dari dimensi job demand, yaitu : work load, emotional load dan cognitive load. Tuntutan pekerjaan ini akan diukur dengan menggunakan skala QEEW yang dikemukakan oleh Van Veldhoven 200 2. Tabel 2. Definisi Operasional Tuntutan Pekerjaan Dimensi Definisi Operasional Work overload Jumlah atau beban pekerjaan yang harus dilakukan karyawan dalam waktu yang singkat ataupun pekerjaan yang komplek melebihi kemampuannya. Emotional load Jumlah beban yang dialami karyawan ketika berada pada situasi kerja yang tidak menyenangkan dan dapat menimbulkan reaksi negatif seperti marah dan tersinggung. Cognitive Load Jumlah kerja beban yang dialami karyawan yang berupa kerja otak dalam memproses informasi yang membutuhkan daya konsentrasi, memori dan atensi. Skor yang diperoleh pada skala tuntutan kerja menggambarkan tuntutan pekerjaan karyawan . Semakin tinggi skor skala tuntutan Universitas Sumatera Utara pekerjaaan yang diperoleh pada karyawan, menunjukkan semakin tin ggi tingkat tuntutan pekerjaan karyawan. Sebaliknya, semakin rendah skor skala tuntutan pekerjaan yang diperoleh menunjukkan semakin rendah tuntutan pekerjaan karyawan. B.3. Hubungan atasan dengan bawahan Hubungan atasan dengan bawahan dalam penelitian ini didefinisikan sejauh mana hubungan kedekatan antara atasan dan bawahannya yang mempunyai implikasi bagi efektivitas dan kemajuan dalam organisasi yang dilihat dari skor total Leader Member Exchange yang terdiri dari empat dimensi, yaitu : afeksi, loyalita s, kontribusi dan respek profesional. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur hubungan atasan dengan bawahan diadaptasi dari alat ukur leader member exchange multidimensional atau lebih dikenal dengan LMX MDM oleh Liden Maslyn 1998, skala ini mengukur LMX dari 4 dimensi yang berbeda. Tabel 3. Definisi Operasional Dimensi LMX Dimensi Definisi Operasional Kontribusi Persepsi tentang kegiatan yang berorientasi pada tugas di tingkat tertentu antara setiap anggota untuk mencapai tujuan bersama eksplisit a tau implisit. Loyalitas Ekspresi dan ungkapan untuk mendukung penuh terhadap tujuan dan karakter pribadi anggota lainnya Universitas Sumatera Utara dalam hubungan timbal balik pimpinan dan bawahan. Afeksi Hubungan yang saling mempengaruhi satu sama lain antara atasan dan bawah an berdasarkan pada daya tarik interpersonal tidak hanya dari nilai profesional pekerja misalnya: persahabatan. Profesional Respek Persepsi sejauh mana setiap hubungan timbal balik telah memiliki dan membangun reputasi di dalam atau di luar organisasi, persepsi ini mungkin di dasarkan pada data historis mengenai orang tersebut. Skor yang lebih tinggi yang diperoleh pada skala LMX menunjukkan adanya hubungan yang berkualitas tinggi antara atasan dengan bawahan. Sebaliknya semakin rendah skor skala LMX m enunjukkan adanya hubungan yang berkualitas rendah antara atasan dengan bawahan.

C. Populasi dan Sampel penelitian