S, Tidak Sesuai TS dan Sangat Tidak Sesuai STS. Skala disajikan dalam bentuk pernyataan favorable mendukung aspek yang diukur dan
unfavorable tidak mendukung aspek yang diukur. Tabel 6. Blue Print Skala Leader Member Exchange
No Dimensi
Indikator Aitem
Jumlah Favorable
Unfavorable 1.
Kontribusi Mengerjakan pekerjaan melebihi uraian
kerja 1,2
5 5
Kegiatan yang
berorientasi pada
pekerjaan 3
4 2
Loyalitas Atasan mendukung bawahan dalam
menghadapi berbagai situasi 6, 8
10 5
Atasan melindungi bawahan dari orang lain
7 9
3 Afeksi Perasaan
Hubungan interpersonal yang menyenangkan
13, 14 12
5 Atasan memiliki kepribadian yang
menyenangkan 11
15 4
Profesional respek
Pujian atas kerja atasan yang berkaitan dengan pengetahuan dan skill kerja yang
diberikan baik dari dalam atau luar organisasi
16, 17 18
5 Prestasi yang pernah di raih
19 20
Jumlah 20
E. Uji Coba Alat Ukur
E.1. Validitas
Validitas alat ukur adalah sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur
dikatakan memiliki validitas tinggi jika alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau dat a yang dihasilkan relevan dengan tujuan
pengukurannya Azwar, 2000. Dalam penelitian ini digunakan validitas isi. Validitas isi merupakan
sejauh mana aitem-aitem yang ada dalam alat ukur sesuai dengan variabel
Universitas Sumatera Utara
yang akan diukur Hadi, 2000. Hal ini berart i bahwa isi tes tidak hanya harus komprehensif akan tetapi harus pula hanya memuat aitem -aitem
yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan ukurnya Azwar, 2000. Validitas isi ditegakan dengan cara ditelaah dan direvisi butir pernyataan
berdasarkan pendapat professional judgement yang dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing.
Validitas konstruk adalah validitas yang menunjukkan sejauhmana tes mengungkapkan suatu trait atau konstruk teoritik yang hendak diukur
Azwar, 2000. Validitas konstruk yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melihat korelasi antar aitem dalam alat ukur yang dilakukan
dengan analisis faktor. Uji analisis faktor diawali dengan melihat nilai Keiser-Meyer-Olkin
KMO yaitu mengukur apakah sampel sudah cukup memadai. Me nurut Kaiser dalam Field, 2009 nilai KMO di atas 0,5 berarti sampel cukup
memadai dan data dapat dianalisis lebih lanjut. Kemudian dilihat nilai Measure of Sampling adequency MSA
dengan cara membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan koefisien korelasi parsialnya. Menurut Santoso 2002 angka MSA
berkisar antara 0 sampai dengan 1, dengan kriteria sebagai berikut : a. Jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa
kesalahan oleh variabel yang lainnya. b. Jika MSA lebih besar dar i 0,5 maka variabel tersebut masih dapat
diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut.
Universitas Sumatera Utara
c. Jika MSA lebih kecil dari 0,5 dan atau mendekati nol 0, maka variabel tersebut tidak dapat dianalisis lebih lanjut atau dikeluarkan
dari variabel lainnya. Selanjutnya validitas konstruk dilihat dari nilai bobot faktor yang
menunjukkan besarnya korelasi antara variabel awal dengan faktor yang terbentuk.
E.2. Reliabilitas
Reliabelitas alat ukur adalah untuk mencari dan mengetahui sejauh mana hasil pengukuran dapat diperca ya. Hasil pengukuran dapat dipercaya
apabila dalam beberapa pelaksanaan pengukuran terhadap sekelompok subjek yang sama, diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang
diukur dalam diri subjek memang belum berubah Azwar, 2003. Uji relibilitas yang digunakan dalam alat ukur ini adalah konsistensi
internal dimana prosedurnya hanya memerlukkan satu kali penggunaan tes kepada sekelompok individu sebagai subjek. pendekatan ini dipandang
ekonomis, praktis dan berefisiensi tinggi Azwar, 2003. Untuk menjaga reliabilitas alat ukur, peneliti akan menghitung
koefisien reliabilitas pada alat ukur. Koefisien reliabilitas berkisar mulai dari 0,0 sampai dengan 1,0 dengan angka 1,0 merupakan konsistensi
sempurna Azwar, 2010.
Universitas Sumatera Utara
E.3. Uji Beda Aitem
Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauhmana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang
memiliki atau yang tidak memiliki atribut yang diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisa aitem ini adalah dengan memilih aitem -aitem
fungsi ukurnya selaras atau sesuai dengan fungsi ukur tersebut, dengan kata lain memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan yang
diukur oleh tes secara keseluruhan Azwar, 2009. Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien
korelasi antara distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu kriteria yang relevan, yaitu skor total tes itu sendiri, dengan menggunakan koefisien
korelasi pearson product moment.
Prosedur pengujian ini akan menghasilkan koefisien korelasi aitem total yang dikenal den gan indeks
daya beda aitem Azwar, 2009. Uji daya beda aitem ini dilakukan pada alat ukut dalam penelitian ini, yaitu skala tuntutan kerja, skala hubungan
atasan-bawahan dan skala stres kerja. setiap butir aitem pada skala ini akan dikorelasi dengan skor total skala. Prosedur pengujian ini menggunakan
taraf signifikansi 5 p0,05. Umumnya koefisien indeks daya beda aitem di atas 0,3 atau di atas 0,25 sudah dianggap menggindikasi daya
diskriminasi yang baik. berdasarkan hal diatas, maka koefisien indeks d aya beda aitem yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 0,3.
Universitas Sumatera Utara
E.4. Hasil Uji Coba Alat Ukur
Hasil uji coba skala tuntutan kerja, skala hubungan atasan -bawahan dan skala stres kerja dilakukan terhadap 60 orang karyawan perusahaan
yang bergerak di bidang perkebunan. 1. Hasil uji coba skala stres kerja
Untuk melihat daya diskriminasi aitem, dilakukan analisa dengan menggunakan aplikasi komputer SPSS versi 17 for Window s, kemudian
nilai corrected item total correlation yang diperoleh dibandingkan dengan Pearson Product Moment dengan interval kepercayaan 95 yang
memiliki harga kritik rix = 0,25. Jumlah item yang diuji cobakan adalah 30 item dan dari 30 item tersebut diperoleh 18 item yang memiliki
koefisien indeks yang beda item di atas 0,25 dan sebanyak 12 aitem yang gugur dengan koefisien korelasi di bawah 0,25.
Kemudian dilakukan analisis faktor pada 18 item tersebut. Hasil analisis faktor menunjukkan bahwa dari 18 item diperoleh 18 item yang
memiliki validitas konstruk yang cukup memuaskan dengan nilai K MO dan MSA di atas 0,5 dan faktor loading bergerak dari 0,628 sampai
dengan 0,883. Setelah dilakukan analisa faktor, kemudian dilakukan uji reliabilitas
dengan menggunakan Alpha Cronbach dan diperoleh hasil r
xx
= 0,894 yang berarti tingkat reliabilitas ti nggi. Distribusi skala setelah dilakukan
uji coba ditunjukkan pada tabel 7 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7. Skala Stres Kerja setelah Uji Coba
No Aspek
Indikator Aitem
Jumlah Favorable
Unfavorable 1
Fisiologis Sakit kepala
1 7
7 Peningkatan tekanan darah de tak
jantung -
21 Gangguan pencernaan
4 27
Gangguan tidur 22
3 Masalah pernafasan
- -
2 Psikologis
Timbul rasa
bosan dan
ketidakpuasan terhadap pekerjaan 8
11 5
Kecemasan dan
ketegangan meningkat
- -
Penurunan konsentrasi kerja -
10 Munculnya rasa frustasi dan
marah -
12 Kehilangan
spontanitas dan
kreativitas dalam bekerja
- 24
3 Perilaku
Menunda dan
menghindari pekerjaan
20 17
6 Menurunnya
prestasi dan
produktivitas kerja -
15 Menurunnya hubungan dengan
keluarga, teman-teman dan rekan kerja
- 19
Meningkatnya konsumsi
minuman keras dan obat-obatan -
28 Meningkatnya selera makan atau
menurunnya selera makan sebagai pelarian dari masalah
26 Jumlah
18
2. Hasil uji coba skala tuntutan kerja Jumlah item skala tuntu tan kerja yang akan dilakukan uji daya beda
item adalah sebanyak 20 item. Dari 20 item, 12 item yang memiliki nilai uji beda yang memuaskan. Nilai koefisien korelasi berkisar 0,263 sampai
dengan 0,890. Kemudian dilakukan analisa faktor terhadap 12 item ter sebut dan
hasil analisa faktor menunjukkan bahwa 12 item memiliki validitas kontruk yang cukup memuaskan yaitu nilai KMO dan MSA berada di atas
0,5 sementara nilai faktor loadingnya diatas 0,4.
Universitas Sumatera Utara
Setelah melakukan analisa faktor pada item skala tuntutan kerj a, maka dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan Alpha Cronbach dan
diperoleh hasil r
xx
= 0,908 yang berarti tingkat reliabilitas tinggi. Distribusi item skala setelah uji coba ditunjukkan pada tabel 8 berikut.
Tabel 8. Skala Tuntutan Kerja setelah Uji Coba
No Dimensi
Indikator Aitem
Jumlah Favorable
Unfavorable 1
Work load Memiliki pekerjaan yang sangat banyak
1,3 7
5 Menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang
terbatas 2
- Mengerjakan pekerjaan yang komplek
- 5
2 Emotional
load Karyawan dituntut untuk menghadapi orang
yang menyulitkan yang dapat menimbulkan reaksi negatif
13 12
3 Berada pada situasi kerja yang dapat
membuat marah 8
- 3
Cognitive load
Pekerjaan yang membutuhkan ketepatan ingatan yang baik
15 17
4 Pekerjaan yang membutuhkan atensi
16, 18 -
Jumlah 12
3. Hasil uji coba skala hubungan atasan -bawahan Jumlah item skala hubungan atasan -bawahan yang akan dilakukan
uji daya beda adalah sebanyak 20 item. Dari 20 item tersebut, 16 item memiliki nilai uji beda yang memuaskan dan 4 item yang gugur. Nilai
koefisien korelasi item berkisar dari 0,272 sampai dengan 0,814. Kemudian dilakukan analisa faktor terhadap 16 item tersebut dan
hasil analisa faktor menunjukkan bahwa 16 item tersebut memiliki validitas konstruk yang cukup me muaskan yaitu nilai KMO dan MSA
berada di atas 0,5 sementara nilai faktor loadingnya di atas 0,4. Setelah melakukan analisa faktor pada item skala hubungan atasan -
bawahan, maka dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan Alpha
Universitas Sumatera Utara
Cronbach dan diperoleh hasil r
xx
= 0,902 yang berarti tingkat reliabilitas tinggi. Distribusi item skala setelah uji coba ditunjukkan pada tabel 9.
Tabel 9. Skala Leader Member Exchange setelah Uji Coba
No Dimensi
Indikator Aitem
Jumlah Favorable
Unfavorable 1.
Kontribusi Mengerjakan pekerjaan melebihi uraian
kerja 1,2
5 5
Kegiatan yang
berorientasi pada
pekerjaan 3
4 2
Loyalitas Atasan mendukung bawahan dalam
menghadapi berbagai situasi 6
- 3
Atasan melindungi bawahan dari orang lain
7 9
3 Afeksi Perasaan
Hubungan interpersonal yang menyenangkan
14 12
3 Atasan memiliki kepribadian yang
menyenangkan -
15 4
Profesional respek
Pujian atas kerja atasan yang berkaitan dengan pengetahuan dan skill kerja yang
diberikan baik dari dalam atau luar organisasi
16, 17 18
5 Prestasi yang pernah di raih
19 20
Jumlah 16
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian