Tuntutan Pekerjaan 1. Definisi Tuntutan Pekerjaan

B. Tuntutan Pekerjaan B.1. Definisi Tuntutan Pekerjaan Menurut Demerouti et al 2001, dalam Xanthopoulou, Bakker, Demerouti Schaufeli, 2007, tuntutan kerja merupakan aspek -aspek fisik, sosial, maupun organisasi dari pekerjaan yang membutuhkan usaha terus menerus baik secara fisik maupun psikologis demi mencapai atau mempertahankannya. Sementara Robbins 2006 mengungkapkan bahwa job demand merupakan faktor yang terkait dengan pekerjaan seseorang d an dapat memberi tekanan pada orang jika tuntutan tugas kecepatannya dirasakan berlebihan dan dapat meningkatkan kecemasan dan stres. Pada dasarnya seseorang akan merasa tidak terbeban dengan tugasnya apabila memperoleh kenyamanan dan dapat bersinergi deng an lingkungan. Job demand akan dibentuk oleh karakter tugas yang bersangkutan misalnya : tingkat kesulitan, kondisi kerja, persyaratan kerja, tingkat keterampilan. Job demand didefinisikan sebagai tuntutan pekerjaan yang menjadi pemicu terjadinya kelelahan secara psikologis psychological stressor, misalnya seperti : bekerja secara non stop dalam jam kerja yang lama, beban pekerjaan yang terlalu banyak dan terbatasnya waktu yang diberikan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut, dan adanya konflik emosional pada tuntutan pekerjaan yang harus diselesaikan Love, Irani, Standing, 2007. Universitas Sumatera Utara Penelitian sebelumnya oleh Gana, Lourel, Abdellaui dan Chevaleyre 2008 mengungkapkan bahwa job demand adalah elemen- elemen fisikal, sosial dan organisasional dalam aktivitas pekerjaan yang mempengaruhi kesehatan psikologis dari karyawan. Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan definisi tuntutan pekerjaan adalah merupakan tuntutan pekerjaan seseorang yang dapat berupa fisik, sosial maupun organisasi yang mana dapa t memberi tekanan kelelahan psikologis kepada orang yang bersangkutan bila dirasakan terlalu berlebihan. B.2. Dimensi Tuntutan Pekerjaan Berikut ini merupakan dimensi -dimensi Tuntutan Pekerjaan menurut Demerouti et al, terdiri dari : 1. Work overload Work overload atau kelebihan beban kerja oleh French Caplan dalam John B. Arden 2006 dibedakan dalam quantitative overload dan qualitative overload. Kuantitatif overload adalah “having too much to do ”, sedangkan yang bersifat kualitatif overload disebut sebagai “too difficult ” jadi karyawan merasa terlalu banyak pekerjaan yang harus dikerjakan, terlalu beragam hal yang harus dilakukan, atau tidak cukup waktu yang tersedia untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan, maka keadaan ini disebut kelebihan beban kerja kuantitatif atau quantitative overload. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa work Universitas Sumatera Utara overload adalah jumlah atau beban pekerjaan yang harus dilakukan karyawan dalam waktu yang singkat ataupun pekerjaan yang komplek melebihi kemampuannya. 2. Emotional load Beban kerja yang tinggi dan bekerja yang tidak mengenal waktu akan memicu timbulnya stres. Beban emosional biasanya berawal dari konflik dengan orang lain. Karyawan yang bekerja selalu berinteraksi dengan orang lain dapat memicu konflik. Ma ka, pekerjaan yang banyak berinteraksi dengan orang lain akan membutuhkan beban emosional yang lebih besar Van Veldhoven, 2002. Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa emotional load adalah jumlah beban yang dialami karyawan ketika berada pada si tuasi kerja yang tidak menyenangkan dan dapat menimbulkan reaksi negatif seperti marah dan tersinggung. 3. Cognitive Load Cognitive load pertama kali dikemukakan oleh Sweller 1998, merujuk pada konsep tentang beban pada memori kerja working memory dalam proses penyelesaikan masalah problem solving, berpikir dan pendayagunaan pikiran lain termasuk persepsi, memori, bahasa dan lain sebagainya. Pengertian yang lebih umum dari definisi teknis tersebut disampaikan oleh Adcock 2000 sebagai jumlah sumber daya mental yang diperlukan untuk memproses informasi amount of mental resources necessary for information processing . Menurut Barraouilet et al 2007, performansi individu akan menurun seiring Universitas Sumatera Utara peningkatan beban memori konkuren dan peningkatan apapun dar i kesulitan proses akan menyebabkan informasi hilang dari memori jangka pendek Anderson et al, 1996; Case et al, 1982; Conway Engle, 1994; Daneman Carpenter, 1980; Just Carpenter, 1992. Berdasarkan uraian di atas, cognitive load adalah jumlah kerja beban yang dialami karyawan yang berupa kerja otak dalam memproses informasi yang membutuhkan daya konsentrasi, memori dan atensi. Berdasarkan penjelasan yang ada diatas tentang dimensi job demand, dapat ditarik kesimpulan : bahwa bentuk dari tuntutan pekerjaan terdiri dari tiga dimensi yaitu beban kerja work load, beban emosi emotional load, beban kognitif cognitive load. C. Hubungan Antara Atasan Dengan Bawahan C.1. Definisi Hubungan antara atasan dengan bawahan