Rasio Pertumbuhan Perhitungan dan Analisis Perkembangan Rasio dan Kinerja Keuangan Pemerintah

Dora Detisa : Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Era Otonomi Khusus Pada Pemerintahan Naggroe Aceh Darussalam, 2010. belanja pembangunan mengalami kenaikan dibandingkan rasio belanja rutin yang menandakan bahwa Pemerintahan kabupaten-kabupaten yang berada di propinsi NAD sudah mulai mengalihkan fokus aktivitas wilayah pemerintahannya dengan lebih mengarah kepada belanja pembangunan yang tentunya ini akan memberikan dampak kepada usaha peningkatan pendapatan daerah dari segi pembangunan daerah. Aktivitas wilayah merupakan rangkaian kegiatan yang tidak terpisahkan dari pengembangan yang terpadu dengan memanfaatkan saling keterkaitan antar sektor yamg membentuk struktur ruang wilayah. Wilayah sebagai wadah kegiatan ekonomi memiliki peran penting bagi wilayahnya sendiri maupun daerah sekitar wilayah. Memahami sistem aktivitas wilayah, pola perilaku manusia merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan wilayah, yaitu sistem kegiatan yang menyangkut hubungan yang lebih kompleks cross relationship dengan berbagai sistem kegiatan yang lain, baik dengan perorangan, kelompok, dan lembaga. Sehingga ini menunjukkan awal yang lebih baik bagi Kabupate-kabupaten yang berada dipropinsi NAD untuk lebih fokus didalam membenahi pembangunan daerahnya yang akan memberikan pengaruh yang baik terhadap pendapatan yang akan diterima daerah.

5. Rasio Pertumbuhan

Realisasi Penerimaan APBD Xn-Xn-1 Realisasi Pertumbuhan APBD = Realisasi Penerimaan PAD Xn-1 Realisasi Penerimaan Pendapatan Xn-Xn-1 Rasio Pertumbuhan pendapatan = Realisasi Penerimaan Pendapatan Xn -1 Realisasi Belanja Rutin Xn-Xn-1 Rasio Pertumbuhan Belanja Rutin = Realisasi Belanja Rutin Xn-1 Dora Detisa : Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Era Otonomi Khusus Pada Pemerintahan Naggroe Aceh Darussalam, 2010. Realisasi Belanja Pembangunan Xn- Xn-1 Rasio Pertumbuhan Belanja Pembangunan = Realisasi Belanja Pembangunan Xn-1 Keterangan : Xn = Tahun Yang dihitung Xn-1 = Tahun SebelumnyaEfisiensi Penggunaan Anggaran Tabel 4.6 Rasio Pertumbuhan APBD Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2005-2007 Tabel 4.7 Rasio Pertumbuhan APBD Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2005-2007 No Nama Kabupaten Rasio pertumbuhan PAD Rasio Pertumbuhan Pendapatan 2005 2006 2007 2005 2006 2007 1 Aceh selatan - 51,37 32,74 - 61,11 28,15 2 Aceh Barat - 37,55 31,50 - 56,67 18,70 3 Aceh Tenggara - 12,93 68,00 - 27,42 11,23 4 Aceh Besar - 8,88 45,25 - 61,27 8,32 5 Aceh Tengah - 42,27 47,69 - 64,17 20,69 6 Aceh Utara - 95,20 1.038,04 - 115,63 38,87 7 Aceh Timur - 72,66 0,08 - 51,61 16,79 8 Aceh Tamiang - 386,10 93,00 - 45,73 45,75 9 Aceh Singkil - 40,35 97,13 - 48,56 17,13 10 Gayo Luwes - 57,77 45,71 - 43,29 8,64 Rata-rata 1 - 1,51 68,14 Rata-Rata 2 - 57,54 13,65 No Nama kabupaten Pertumbuhan Belanja Rutin Rasio Pertumbuhan Belanja Pembangunan 2005 2006 2007 2005 2006 2007 1 Aceh selatan - 21,32 36,65 - 29,19 43,52 Dora Detisa : Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Era Otonomi Khusus Pada Pemerintahan Naggroe Aceh Darussalam, 2010. R asio Pertu mbuh an Grow th Ratio meng ukur seberapa besar kemampuan pemerintah daerah dalam mempertahankan dan meningkatkan keberhasilannya yang telah dicapai dari periode ke periode berikutnya. Dengan diketahuinya pertumbuhan untuk masing-masing komponen sumber pendapatan dan pengeluaran, dapat digunakan untuk mengevaluasi potensi-potensi mana yang perlu mendapatkan perhatian. Rasio pertumbuhan PAD dan belanja pembangunan pemerintah daerah kabupaten-kabupaten yang berada di propinis NAD sesudah otonomi khusus yang ditunjukkan pada tabel 4.6 dimulai Untuk Kabupaten Aceh Selatan mengalami trend pertumbuhan positif, namun kecendrungan pertumbuhannya menurun, hal ini dapat kita lihat dari persentase pertumbuhan PAD dan Pendapatan tahun 2006 ke 2007 mengalami penurunan, berarti Kabupaten Aceh Selatan kurang optimal dalam pencapaian pendapatan baik PAD maupun pendapatan lainnya walaupun nominal PAD ataupun pendapatan Aceh selatan mengalami peningkatan. Untuk Rasio Belanja rutin dan belanja pembangunan mengalami kecendrungan meningkat yang berarti kabupaten Aceh Selatan berupaya meningkatkan infrastruktur dan mengembangkan daerahnya melalui peningkatan alokasi dananya ke belanja pembagunan dan rutin, hal ini 2 Aceh Barat - 30,26 20,81 - 51,17 53,32 3 Aceh Tenggara - 42,90 9,21 - 68,19 52,55 4 Aceh Besar - 32,40 6,05 - 53,07 28,55 5 Aceh Tengah - 9,92 27,93 - 71,69 15,33 6 AcehUtara - 18,01 12,16 - 33,04 21,57 7 Aceh Timur - 35,07 4,42 - 7,70 36,12 8 Aceh Tamiang - 8,72 53,57 - 13,49 41,26 9 Aceh Singkil - 25,60 14,02 - 47,47 37,54 10 Gayo Luwes - 34,30 3,21 - 12,15 23,76 Rata-rata 1 - 24,11 16,96 Rata-rata 2 - 25,08 35,25 Dora Detisa : Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Era Otonomi Khusus Pada Pemerintahan Naggroe Aceh Darussalam, 2010. dapat dilihat dari tabel 4.7 yang persentase pertumbuhan belanjanya dari tahun 2006 ke tahun 2007 meningkat. Kabupaten Aceh Barat mengalami trend pertumbuhan positif, meski tingkat pertumbuhannya juga menurun, hal ini dapat kita lihat dari persentase pertumbuhan PAD dan pendapatan tahun 2006-2007 mengalami penurunan, ini menandakan bahwa kabupaten Aceh Barat kurang optimal dalam pencapaian pendapatan daerah baik PAD maupun pendapatan daerah lainnya meskipun nominal PAD Aceh Barat mengalami peningkatan pada tahun 2006- 2007. Untuk rasio belanja rutin mengalami penurunan dan sedangkan belanja pembangunan mengalami peningkatan yang berarti kabupaten Aceh Barat mengalokasikan dana yang lebih besar untuk belanja pembangunan dibandingkan dengan alokasi dana untuk belanja rutin. Kabupaten Aceh Tenggara mengalami trend yang positif, hal ini dapat kita lihat dari pertumbuhan persentase PAD pada tahun 2006-2007 mengalami kenaikan, meskipun tidak diikuti oleh kenaikan persentase rasio pertumbuhan pendapatan. Hal ini menandakan bahwa pemerintahan kabupaten Aceh Tenggara sudah optimal dalam pencapaian pendapatan asli daerah, meskipun total pendapatan keseluruhannya masih belum besar. Untuk rasio belanja rutin mengalami penurunan sedangkan untuk rasio belanja pembangunan mengalami peningkatan ini disebabkan kabupaten Aceh Tenggara banyak mengeluarkan dana untuk belanja pembangunan yang dikarenakan daerah ini masih dalam tahap pembangunan dan perbaikan infrastruktur. Kabupaten Aceh Besar mengalami trend positif, hal ini dapat kita lihat dari pertumbuhan persentase rasio PAD pada tahun 2006-2007 mengalami kenaikan, meskipun persentase rasio perumbuhan pendapatan tidak mengalami kenaikan. Hal ini menandakan bahwa pemerintahan kabupaten Aceh Besar sudah optimal dalam pencapaian pendapatan asli daerah baik PAD maupun pendapatan daerah lainnya. Namun untuk keseluruhan total pendapatannya belum mengalami kenaikan, artinya total Dora Detisa : Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Era Otonomi Khusus Pada Pemerintahan Naggroe Aceh Darussalam, 2010. pendapatan daerah yang diperoleh jumlahnya masih kecil. Untuk belanja rutin dan pembangunan mengalami penurunan, ini menandakan bahwa alokasi dana yang dikelurkan tidak begitu besar untuk belanja rutin dan belanja pembangunan. Kabupaten Aceh Tengah mengalami trend positif, hal ini dapat kita lihat dari pertumbuhan persentase rasio untuk PAD tahun 2006-2007 mengalami kenaikan sedangkan untuk pertumbuhan persentase rasio pendapatan tidak mengalami kenaikan. Ini menandakan bahwa pemerintahan kabupaten Aceh Tengah sudah optimal dalam pencapaian PAD meskipun total pendapatannya belum juga mengalami kenaikan, ini disebabkan karena pendapatan yang diterima daerah selain PAD jumlahnya masih kecil. Untuk belanja rutin mengalami kenaikan dan belanja pembangunan mengalami penurunan, artinya pemerintahan kabupaten Aceh Tengah lebih besar mengalokasikan dana yang tersedia untuk belanja rutin. Kabupaten Aceh Utara mengalami trend negatif, hal ini dapat kita lihat dari persentase rasio pertumbuhan PAD dan pendapatan untuk tahun 2006-2007 mengalami penurunan yang cukup besar. Ini menandakan bahwa pemerintahan kabupaten Aceh Utara belum optimal dalam pencapaian pendapatan asli daerah yang artinya realisasi PAD yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan yg dianggarkan, meskipun nominal PAD dan pendapatan daerah lainnya yang dihasilkan kabupaten Aceh Utara lebih besar jumlahnya jika dibandingkan dengan kabupaten kabupaten lainnya yang berada pada propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Untuk belanja rutin dan belanja pembangunan juga mengalami penurunan, hal ini menunjukkan bahwa belanja rutin dan belanja pembangunan yang dikeluarkan tidak terlalu besar. Kabupaten Aceh Timur mengalami trend negatif, hal ini dapat kita lihat dari persentase rasio pertumbuhan PAD dan pendapatan pada tahun 2006-2007 mengalami penurunan. Ini menandakan bahwa pemerintahan kabupaten Aceh Timur belum optimal dalam pencapaian pendapatan asli daerah baik dari PAD ataupun pendapatan daerah lainnya. Dora Detisa : Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Era Otonomi Khusus Pada Pemerintahan Naggroe Aceh Darussalam, 2010. Untuk belanja rutin mengalami kenaikan sedangkan belanja pembangunan mengalami penurunan, artinya pemerintahan kabupaten Aceh timur lebih besar mengalokasi dana yang tersedia untuk belanja rutin. Ini disebabkan karena pemerintahan Aceh timur belum terlalu memfokuskan pada pembangunan dan perbaikan infrastruktur daerah. Kabupaten Aceh Tamiang mengalami trend positif, hal ini dapat kita lihat dari persentase rasio PAD dan pendapatan pada tahun 2006-2007 mengalami kenaikan. Ini menandakan bahwa pemerintahan kabupaten Aceh Tamiang sudah optimal dalam pencapaian pendapatan daerah baik dari PAD maupun pendapatan lainnya. Untuk belanja rutin dan belanja pembangunan juga mengalami kenaikan, artinya pemerintahan kabupaten Aceh Tamiang mengalokasikan dana yang besar untuk belanja rutin dan belanja pembangunan, hal ini disebabkan bahwa pada saat ini pemerintah kabupaten Aceh tamiang tidak hanya fokus terhadap belanja rutin saja tetapi juga fokus terhadap pembangunan dan perbaikan infrastruktur daerah. Kabupaten Aceh Singkil mengalami trend positif, hal ini dapat kita lihat dari pertumbuhan persentase rasio PAD pada tahun 2006-2007 mengalami kenaikan, meskipun persentase rasio perumbuhan pendapatan tidak mengalami kenaikan. Hal ini menandakan bahwa pemerintahan kabupaten Aceh Singkil sudah optimal dalam pencapaian pendapatan asli daerah baik PAD maupun pendapatan daerah lainnya. Namun untuk keseluruhan total pendapatannya belum mengalami kenaikan, artinya total pendapatan daerah yang diperoleh jumlahnya masih kecil. Untuk belanja rutin dan pembangunan mengalami penurunan, ini menandakan bahwa alokasi dana yang dikelurkan tidak begitu besar untuk belanja rutin dan belanja pembangunan. Dan terakhir untuk Kabupaten Gayo Luwes mengalami trend pertumbuhan positif, meski tingkat pertumbuhannya juga menurun, hal ini dapat kita lihat dari persentase pertumbuhan PAD dan pendapatan tahun 2006-2007 mengalami penurunan, ini menandakan bahwa Dora Detisa : Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Era Otonomi Khusus Pada Pemerintahan Naggroe Aceh Darussalam, 2010. kabupaten Gayo Luwes kurang optimal dalam pencapaian pendapatan daerah baik PAD maupun pendapatan daerah lainnya meskipun nominal PAD Gayo Luwes mengalami peningkatan pada tahun 2006-2007. Untuk rasio belanja rutin mengalami penurunan dan sedangkan belanja pembangunan mengalami peningkatan yang berarti kabupaten Gayo Luwes mengalokasikan dana yang lebih besar untuk belanja pembangunan dibandingkan dengan alokasi dana untuk belanja rutin. Maka rata-rata rasio pertumbuhan kinerja pemerintah kabupaten-kabupaten yang berada dipropinsi NAD sesudah otonomi khusus selama tahun 2005 sampai dengan tahun 2007 menunjukkan pertumbuhan kinerja yang tidak baik, dikarenakan hanya beberapa kabupaten saja yang sudah menunjukkan tingkat pertumbuhan kinerja yang dapat dikatakan sudah baik. Ini terlihat pada tabel 4.6 dan 4.7, dimana rata-rata rasio PAD kabupaten- kabupaten pada propinsi NAD tahun 2006 adalah sebesar 24,11 dan mengalami penurunan pada tahun 2007 menjadi 68,14, rasio pendapatan pada tahun 2006 sebesar 57,54 dan pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 13,65, rasio belanja rutin pada tahun 2006 adalah sebesar 24,11 dan mengalami penurunan pada tahun 2007 menjadi 16,96, sedangkan untuk belanja pembangunan pada tahun 2006 adalah sebesar 25,08 dan mengalami kenaikan pada tahun 2007 menjadi 35,25, artinya dalam hal ini rasio belanja pembangunan berada diatas belanja rutin, ini disebabkan bahwa pada saat ini kabupaten- kabupaten yang berada di propinsi NAD lebih banyak mengeluarkan untuk belanja pembangunan yang dikarenakan kabupaten-kabupaten yang berada di propinsi NAD ini masih dalam tahap pembangunan dan perbaikan infrastruktur. Karena pada hakikatnya pertumbuhan suatu daerah itu dapat dikatakan baik apabila pemerintah daerah dapat mengefisiensikan biaya yang dikeluarkan untuk belanja rutin dan lebih bisa mengefektifkan penggunaan pendapatan yang diperoleh daerah untuk sektor pembangunan yang dapat mendukung peningkatan penerimaan PAD. Dora Detisa : Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Era Otonomi Khusus Pada Pemerintahan Naggroe Aceh Darussalam, 2010. Pemerintahan Kabupaten-kabupaten yang berada di propinsi NAD harus lebih berupaya keras untuk meningkatkan pencapaian pendapatan daerah baik dari PAD maupun pendapatan daerah lainnya. Untuk itu pemerintahan Kabupaten di propinsi NAD harus lebih optimis untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi, terutama diharapkan dari sumbangan beberapa sektor dominan seperti perdagangan, hotel, dan restoran, industri pengolahan serta pengangkutan dan komunikasi yang menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi dari sebelumnya.Oleh karenanya Pemerintahan kabupaten-kabupaten di propinsi NAD harus mempunyai komitmen yang kuat untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif, sehingga akan menjadi daya tarik bagi para investor untuk menanamkan modalnya di Pemerintahan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Dora Detisa : Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Era Otonomi Khusus Pada Pemerintahan Naggroe Aceh Darussalam, 2010.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Studi Komperatif Pengukuran Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Sebelum dan Sesudah Otonomi Khusus (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Aceh Timur).

1 47 113

Restrukturisasi Organisasi Perangkat Daerah Dalam Rangka Pelaksanaan UU No. 22 Tahun 1999 Dan Otonomi Khusus Di Provinsi Naggroe Aceh Darussalam

0 31 190

PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN DAERAH SEBELUM DAN SESUDAH OTONOMI KHUSUS PADA KABUPATEN/KOTA SE- PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN PAPUA

3 34 72

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH PADA ERA OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN BOYOLALI

0 5 131

OTONOMI KHUSUS DALAM SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN ( PEMKAB ) NABIRE SEBAGAI DAERAH OTONOM DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT DI ERA OTONOMI KHUSUS.

0 3 10

EVALUASI KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH MELALUI ANALISIS RASIO KEUANGAN APBD DALAM ERA OTONOMI DAERAH Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar).

0 1 9

ANALISIS KINERJA ANGGARAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN OTONOMI ANALISIS KINERJA ANGGARAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN WONOGIRI.

0 1 9

ANALISIS KINERJA ANGGARAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH ANALISIS KINERJA ANGGARAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 0 13

ANALISIS PERBANDINGAN DAN PERKEMBANGAN KINERJAKEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM ERA OTONOMI ANALISIS PERBANDINGAN DAN PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM ERA OTONOMI DAERAH PADA KABUPATEN KLATEN DAN KABUPATEN SRAGEN.

0 2 14

OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH SEBAGAI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

0 0 25