Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Dora Detisa : Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Era Otonomi Khusus Pada Pemerintahan Naggroe Aceh Darussalam, 2010. berhubungan positif dengan derajat desentralisasi fiskal. Artinya, semakin tinggi derajat desentralisasinya maka semakin baik pula partisipasi masyarakatnya, orientasi pemerintah, pembangunan sosial, dan manajemen ekonomi makro. Sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas pemerintahan pemerintah Kabupaten-kabupaten yang berada di Propinsi NAD setelah diberlakukannya status otonomi khusus masih kurang baik.

2. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Pendapatan Asli Daerah Rasio Kemandirian = x 100 Bantuan Pemerintah Pusat Propinsi dan Pinjaman Tabel 4.2 Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Kabupaten-kabupaten di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam No Nama daerah PADBPPP Tahun 2005 2006 2007 1. Aceh Selatan 2,22 2,88 3,68 2. Aceh Tenggara 1,44 1,08 0,48 3. Aceh Barat 4,91 4,84 6,01 4. Aceh Besar 4,27 2,25 3,79 5. Aceh Tengah 2,99 5,47 6. Aceh Utara 26,18 47,47 42,06 7. Aceh Timur 1,06 2,36 2,23 8. Aceh Tamiang 4,09 0,51 7,11 9. Aceh Singkil 2,86 2,80 2,33 10. Gayo Luwes 0,75 1,08 1,83 Rata-Rata 4,77 6,81 7,49 Dora Detisa : Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Era Otonomi Khusus Pada Pemerintahan Naggroe Aceh Darussalam, 2010. Rasio kemandirian menggambarkan ketergantungan daerah terhadap sumber dana ekstern. Semakin tinggi rasio kemandirian mengandung arti bahwa tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak ekstern terutama pemerintah pusat dan propinsi semakin rendah, dan demikian pula sebaliknya. Rasio kemandirian juga menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi daerah yang merupakan komponen utama pendapatan asli daerah. Semakin tinggi masyarakat membayar pajak dan retribusi daerah yang merupakan komponen utama pendapatan asli daerah. Semakin tinggi masyarakat membayar pajak dan retribusi daerah akan menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang semakin tinggi. Tabel 4.2 menunjukkan rasio tingkat kemandirian keuangan kabupaten-kabupaten di propinsi NAD setelah diberlakukannya kebijakan otonomi khusus mulai dari tahun 2005- 2007. Untuk kabupaten Aceh Selatan dimulai dari tahun 2005 rasio ini menunjukkan persentase sebesar 2,22 kemudian pada tahun 2006 persentasenya sebesar 2,88 yang artinya adalah adanya kenaikan kinerja keuangan pemerintah kabupaten Aceh Selatan yang menandakan tingkat ketergantungan pemerintah kabupaten Aceh Selatan terhadap pemerintah pusat semakin berkurang, dan penurunan ketergantungan pemerintah kabupaten Aceh Selatan terhadap pemerintah pusat juga semakin tampak pada persentase tahun 2007 sebesar 3,68, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemerintah kabupaten Aceh Selatan berupaya mengurangi ketergantungan atas sumber dana eksternal dengan cara mengoptimalkan pendapatan ataupun mengelola sumber pendapatan lainnya. Untuk pemerintah kabupaten Aceh Tenggara tahun 2005 dan 2006 persentasenya adalah 1,44 dan 1,08. Persentase tersebut menunjukkan adanya penurunan tingkat kemandirian keuangan daerah kabupaten Aceh Tenggara, hal tersebut menandakan bahwa daerah tersebut semakin bergantung pada pemerintah pusat ataupun bantuan eksternal lainnya. Persentase tersebut juga semakin menurun di tahun 2007 yang menunjukkan daerah Dora Detisa : Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Era Otonomi Khusus Pada Pemerintahan Naggroe Aceh Darussalam, 2010. tersebut semakin lebih bergantung lagi pada pemerintah pusat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut menandakan bahwa daerah tersebut mengalami penurunan kinerja dalam hal meningkatkan pendapatan asli daerahnya, berarti daerah ini membutuhkan pengoptimalan pendapatan yang ada di daerahnya. Untuk pemerintah kabupaten Aceh Barat mulai tahun 2005 persentasenya sebesar 4,91, tahun 2006 turun menjadi 4,84 dan tahun 2007 persentasenya naik kembali sebesar 6,01. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kinerja keuangan pemerintah kabupaten Aceh Barat meskipun pada tahun 2006 sempat mengalami penurunan. Sehingga menandakan bahwa tingkat ketergantungan pemerintah kabupaten Aceh Barat terhadap pemerintah pusat semakin berkurang dari tahun ke tahun. Untuk pemerintahan kabupaten Aceh Besar pada tahun 2005 persentasenya sebesar 4,27, tahun 2006 turun menjadi 2,25, dan tahun 2007 persentasenya kembali naik menjadi 3,79. Meskipun kenaikannya tetap rendah apabila dibandingkan dengan persentase tahun 2005, namun pemerintah kabupaten Aceh Besar tetap terus berusaha agar kinerja keuangannya terus mengalami kenaikan agar kabupaten tersebut tidak bergantung dengan pemerintah pusat yaitu dengan cara terus mengelola pendapatan asli daerah dengan lebih optimal. Untuk kabupaten Aceh Tengah pada tahun 2005 persentasenya tidak dapat dihitung karena pada laporan APBDnya tidak dicantumkan berapa besarnya jumlah dana bantuan yang diberikan pemerintah pusat kepada kabupaten Aceh Tengah sehingga kita tidak dapat mengetahui apakah pada tahun tersebut kinerja keuangan kabupaten Aceh Tengah mengalami kenaikanpenurunan yang nantinya akan berpengaruh pada tingkat seberapa besar tingkat ketergantungan kabupaten aceh tengah terhadap pemerintah pusat. Selanjutnya pada tahun 2006 persentasenya sebesar 2,99 tahun 2007 sebesar 5,47 artinya adanya kenaikan Dora Detisa : Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Era Otonomi Khusus Pada Pemerintahan Naggroe Aceh Darussalam, 2010. kinerja keuangan pemerintah kabupaten Aceh Tengah yang menandakan tingkat ketergantungan terhadap pemerintah pusat semakin berkurang. Untuk kabupaten Aceh Utara tahun 2005 persentasenya sebesar 26,18, tahun 2006 naik menjadi 47,47 dan pada tahun 2007 persentasenya turun kembali menjadi 42,06. Meskipun pada tahun 2007 kinerja keuangan kabupaten Aceh Utara mengalami penurunan, namun kabupaten Aceh Utara tetap dapat dikatakan kabupaten yang mandiri atau tidak terlalu bergantung pada pemerintah pusat, hal ini dikarenakan PAD yang dihasilkan kabupaten Aceh Utara jauh lebih besar dibandingkan dengan kabupaten-kabupaten lainnya. Sehingga kabupaten Aceh Utara merupakan kabupaten yang memiliki tingkat kemandirian yang paling tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kabupaten Aceh Utara mengurangi ketergantungan atas sumber dana eksternal dengan cara mengoptimalkan pendapatan yang dihasilkan daerah dan mengelola pendapatan lainnya. Untuk kabupaten Aceh Timur tahun 2005 persentase rasionya sebesar 1,06, tahun 2006 naik menjadi 2,36, yang artinya adalah adanya kenaikan kinerja keuangan pemerintah Aceh Timur, sehingga menandakan tingkat ketergantungan kabupaten Aceh timur terhadap Pemerintah pusat semakin berkurang. Tetapi pada tahun 2007 persentase rasionya turun menjadi 2,23 yang menandakan bahwa kabupaten Aceh Timur masih tetap bergantung pada pemerintah pusat, yang artinya adanya penurunan kinerja keuangan dalam hal peningkatan pendapatan asli daerah, sehingga dengan demikian pengoptimalan PAD di kabupaten Aceh Timur harus lebih dikelola dengan lebih baik lagi. Untuk kabupaten Aceh Tamiang tahun 2005 persentase rasionya sebesar 4,09, tahun 2006 sebesar 0,51 persentase tersebut menunjukkan adanya penurunan tingkat kemandirian keuangan kabupaten Aceh Tamiang, hal tersebut menandakan bahwa kabupaten tersebut semakin bergantung pada pemerintah pusat ataupun bantuan eksternal lainnya. Pada tahun 2007 persentase tersebut naik yaitu sebesar 7,11 hal ini menunjukkan bahwa kabupaten Dora Detisa : Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Era Otonomi Khusus Pada Pemerintahan Naggroe Aceh Darussalam, 2010. Aceh Tamiang mengalami kenaikan kinerja keuangan sehingga tingkat ketergantungan terhadap pemerintah pusat menurun. Untuk pemerintah kabupaten Aceh Singkil tahun 2005 dan 2006 persentasenya adalah 2,86 dan 2,80. Persentase tersebut menunjukkan adanya penurunan tingkat kemandirian keuangan daerah kabupaten Aceh Singkil, hal tersebut menandakan bahwa daerah tersebut semakin bergantung pada pemerintah pusat ataupun bantuan eksternal lainnya. Persentase tersebut juga semakin menurun di tahun 2007 yaitu sebesar 2,33 yang menunjukkan daerah tersebut semakin lebih bergantung lagi pada pemerintah pusat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal tersebut menandakan bahwa daerah tersebut mengalami penurunan kinerja dalam hal meningkatkan pendapatan asli daerahnya, berarti daerah ini membutuhkan pengoptimalan pendapatan yang ada di daerahnya. Dan terakhir Untuk kabupaten Gayo Luwes dimulai dari tahun 2005 rasio ini menunjukkan persentase sebesar 0,75 kemudian pada tahun 2006 persentasenya sebesar 1,08 yang artinya adalah adanya kenaikan kinerja keuangan pemerintah kabupaten Gayo Luwes yang menandakan tingkat ketergantungan pemerintah kabupaten Gayo Luwes terhadap pemerintah pusat semakin berkurang, dan penurunan ketergantungan pemerintah kabupaten Gayo Luwes terhadap pemerintah pusat juga semakin tampak pada persentase tahun 2007 sebesar 1,83, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemerintah kabupaten Gayo Luwes berupaya mengurangi ketergantungan atas sumber dana eksternal dengan cara mengoptimalkan pendapatan ataupun mengelola sumber pendapatan lainnya. Secara keseluruhan seluruh kinerja keuangan pemerintahan kabupaten-kabupaten di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam setelah diberlakukannya otonomi khusus mengalami peningkatan dari tahun 2005-2007 yang berarti kabupaten-kabupaten tersebut berupaya mengurangi ketergantungannya pada pemerintah pusat ataupun dana eksternal berupa DAU Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus DAK. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata Dora Detisa : Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Era Otonomi Khusus Pada Pemerintahan Naggroe Aceh Darussalam, 2010. rasio kemandirian dari tahun 2005-2007 yang terus mengalami kenaikan. Walaupun mengalami peningkatan persentase yang tidak begitu besar, ini merupakan langkah yang cukup baik didalam membenahi diri untuk menciptakan suatu kemandirian keuangan daerah yang optimal. Peningkatan ini juga menunjukkan adanya tingkat partisipasi dan kesadaran masyarakat dari Kabupaten-Kabupaten di Propinsi NAD dalam pembangunan daerah dan dalam pembayaran pajak dan retribusi daerah, pembagian laba atas hasil pengelolaan kekayaan daerah serta pemasukan dari pendapatan asli daerah yang sah yang meningkat. Sehingga dari sini, masyarakat memberikan pengharapan yang cukup besar terhadap peran dan fokus dari pemerintahan kabupaten-kabupaten yang berada di Propinsi NAD untuk menciptakan dan memberikan tingkat kesejahteraan yang semakin membaik pula. Sehingga hal ini akan memberikan penggambaran yang baik kepada pemerintah pusat atas pemberian status otonomi khusus kepada kabupaten-kabupaten yang berada di Propinsi NAD, bahwa kinerja keuangan pemerintah setempat dalam hal kemandirian keuangan daerah semakin menunjukkan trend yang positif setiap tahunnya.

3. Rasio Efektifitas dan Efesiensi Pendapatan Asli Daerah

Dokumen yang terkait

Studi Komperatif Pengukuran Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Sebelum dan Sesudah Otonomi Khusus (Studi Kasus Pada Pemerintah Kabupaten Aceh Timur).

1 47 113

Restrukturisasi Organisasi Perangkat Daerah Dalam Rangka Pelaksanaan UU No. 22 Tahun 1999 Dan Otonomi Khusus Di Provinsi Naggroe Aceh Darussalam

0 31 190

PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN DAERAH SEBELUM DAN SESUDAH OTONOMI KHUSUS PADA KABUPATEN/KOTA SE- PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM DAN PAPUA

3 34 72

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAERAH PADA ERA OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN BOYOLALI

0 5 131

OTONOMI KHUSUS DALAM SISTEM PEMERINTAHAN NEGARA PENGARUH KEBIJAKAN PEMERINTAH KABUPATEN ( PEMKAB ) NABIRE SEBAGAI DAERAH OTONOM DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MASYARAKAT DI ERA OTONOMI KHUSUS.

0 3 10

EVALUASI KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH MELALUI ANALISIS RASIO KEUANGAN APBD DALAM ERA OTONOMI DAERAH Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar).

0 1 9

ANALISIS KINERJA ANGGARAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN OTONOMI ANALISIS KINERJA ANGGARAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN WONOGIRI.

0 1 9

ANALISIS KINERJA ANGGARAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH ANALISIS KINERJA ANGGARAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 0 13

ANALISIS PERBANDINGAN DAN PERKEMBANGAN KINERJAKEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM ERA OTONOMI ANALISIS PERBANDINGAN DAN PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM ERA OTONOMI DAERAH PADA KABUPATEN KLATEN DAN KABUPATEN SRAGEN.

0 2 14

OTONOMI KHUSUS BAGI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH SEBAGAI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

0 0 25