Dora Detisa : Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Era Otonomi Khusus Pada Pemerintahan Naggroe Aceh Darussalam, 2010.
Dari defenisi tersebut, selanjutnya Halim 2007 : 25 menyatakan terdapat 2 hal yang perlu dijelaskan, yaitu:
1 Yang dimaksud dengan hak adalah hak untuk memungut sumber-sumber
penerimaan daerah seperti pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah, dan lain-lain, dan dan atau hak untuk menerima sumber-
sumber penerimaan lain seperti dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Hak tersebut akan
menaikkan kekayaan daerah.
2 Yang dimaksud dengan semua kewajiban adalah kewajiban untuk
mengeluarkan uang untuk membayar tagihan-tagihan kepada daerah dalam rangka penyelenggaraan fungsi pemerintahan, infrastruktur, pelayanan
umum, dan pengembangan ekonomi. Kewajiban tersebut akan menurunkan kekayaan daerah.
b. Gambaran Keuangan Daerah Dalam Era Otonomi Daerah
Dengan semakin kuatnya tuntutan desentralisasi, pemerintah mengeluarkan satu paket undang-undang otonomi daerah, yaitu Undang-undang No.22 Tahun 1999 saat ini telah
dirubah menjadi Undang-undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah dan Undang-undang No.25 Tahun 1999 saat ini telah dirubah menjadi Undang-undang No.33
Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah. Pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang diatur dalam UU No.22
perlu dibarengi dengan pelimpahan keuangan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah yang diatur dalam UU No. 25.
Setelah dikeluarkannya undang-undang tersebut, pemerintah juga mengeluarkan berbagai peraturan pelaksanaan. Beberapa peraturan pelaksanaan antara lain Halim, 2007 :
3 1
Peraturan Pemerintah Nomor 104 tahun 2000 tentang dana Perimbangan. 2
Peraturan pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah.
3 Peraturan Pemerintah Nomor 107 tahun 2000 tentang Pinjaman Daerah.
4 peraturan Pemerintah Nomor 108 tahun 2000 tentang Tata Cara
Pertanggungjawaban Kepala Daerah. 5
Surat Menteri dalam Negeri dan Otonomi daerah Tanggal 17 November 2000 Nomor 9032753SJ tentang Pedoman Umum Penyusunan dan Pelaksanaan
APBD tahun Anggaran 2001.
Dora Detisa : Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Era Otonomi Khusus Pada Pemerintahan Naggroe Aceh Darussalam, 2010.
6 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pengurusan, Pertanggungjawaban, dan Pengawasan Keuangan Daerah, serta Tata Cara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan daerah, serta
Penyusunan Perhitungan APBD.
7 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan.
8 undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Pebendaharaan Negara.
Dengan telah dirubahnya UU Nomor 22 Tahun 1999 dan UU Nomor 25 tahun 1999 oleh UU Nomor 32 tahun 2004 dan UU Nomor 33 tahun 2004, maka berbagai peraturan
pemerintah dan peraturan daerah lain dibawahnya perlu disesuaikan lagi. Atas dasar itu maka pemerintah mengeluarkan PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
dan Permendagri Nomor 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagai pengganti PP Nomor 105 Tahun 2000 dan Kepmendagri No. 29 tahun 2002.
Penerimaan Daerah dalam pelaksanaan desentralisasi menurut undang-undang No.33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan daerah terdiri atas
Pendapatan daerah dan Pembiayaan. 1
Pendapatan daerah bersumber dari : a
Pendapatan Asli daerah b
Dana perimbangan c
Lain-lain pendapatan. 2
Pembiayaan bersumber dari : a
Sisa lebih perhitungan anggaran daerah b
Penerimaan pinjaman daerah c
Dana cadangan daerah d
Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan. PAD bersumber dari pajak daerah; retribusi daerah; hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan; retribusi daerah; dan lain-lain PAD yang sah.
Dora Detisa : Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Era Otonomi Khusus Pada Pemerintahan Naggroe Aceh Darussalam, 2010.
Sedangkan lain-lain PAD yang sah meliputi: 1
Jasa giro; 2
Pendapatan bunga; 3
Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan; 4
Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing; 5
Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan danatau pengadaan barang danatau jasa oleh daerah.
Bagi propinsi NAD, dengan mengacu pada UU No.11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, maka penerimaan daerah berasal dari :
1 Pendapatan Asli daerah
2 Dana Perimbangan
3 Dana Otonomi Khusus
4 Lain-lain Pendapatan yang sah
Sumber pendapatan Ali daerah PAD Aceh dan PAD kabupatenkota se Aceh terdiri dari atas:
1 Pajak daerah
2 Retribusi daerah.
3 Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan milik acehkabupatenkota dan hasil
penyertaan modal acehkabupatenkota. 4
Zakat. 5
Lain-lain pendapatan asli Aceh dan pendapatan asli kabupatenkota yang sah. Dana Perimbangan sebagaimana dimaksud diatas terdiri atas:
1 Dana Bagi hasil Pajak.
2 Bagi hasil yang bersumber dari hidrokarbon dan sumber daya alam lain.
Dora Detisa : Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah Dalam Era Otonomi Khusus Pada Pemerintahan Naggroe Aceh Darussalam, 2010.
3 Dana Alokasi Umum.
4 Dana alokasi Khusus.
Selain Dana Bagi Hasil sebagaimana dimaksud diatas, Pemerintah aceh mendapat tambahan dana bagi Hasil minyak dan gas bumi yang merupakan bagian dari penerimaan
Pemerintah aceh. Beberapa karakteristik pengelolaan belanja daerah di era otonomi daerah dengan alat
pengukur berupa regulasi tersebut di atas dapat dikemukakan sebagai berikut: 1
Pengeluaran rutin terdiri dari belanja administrasi umum, dan belanja operasi dan pemeliharaan.
2 Belanja pembangunan merupakan belanja yang dialokasikan untuk membiayai
pekerjaan fisik dan disebut sebagai belanja modal. 3
Selain belanja dimaksud terdapat belanja bagi hasi dan bantuan keuangan yang terbentuk dari penegeluaran tidak termasuk bagian lain dan bantuan keuangan
sebelum otonomi daerah serta pengeluaran tidak tersangka dengan istilah dan maksud yang sama seperti sebelum otonomi daerah.
4 Pembiayaan belanja rutin didanai dari kemampuan PAD, dan belanja pembangunan
didanai dari dana perimbangan bagi hasil pajak dan bukan pajak.
4. Kinerja keuangan Daerah